"freen sayang tenanglah. Mari kita bicara baik-baik"ucap sang nenek lalu menarik tangan freen.
"Duduk"perintah sang nenek freen pun menurutinya tanpa membantah."Max. Kau juga duduk"ucap sang kakek tegas
"Apa sebenarnya tujuan kalian kembali ke sini. Bukankah kau dulu bilang tidak akan pernah kembali lagi dan mengusik anak-anakmu jika aku memberikan anak perusahaan ku seutuhnya kepadamu"kakek."Tenanglah ayah. Aku ke sini hanya ingin mengambil hak waris yang akan jatuh kepada diana tapi aku malah di sambut dengan berandalan seperti mereka"jawab max tanpa rasa malu.
"Apa yang kau pikirkan. Hak waris apa yang kau maksud sedangkan aku masih hidup"kakek tidak percaya dengan apa yang max bicarakan.
"Ayolah ayah. Kepada siapa lagi warisanmu itu jatuh kalo bukan kepada istriku ini yang tak lain anakmu satu-satunya bukan. Dan ya satu lagi aku sudah memenuhi keinginan mu itu freen. Kau yang menginginkan seorang adik laki-laki bukan dan ya sekarang aku sudah membawa nya untukmu tapi itu tidak gratis"max.
"Cihh bajingan gila. Apa yang anda mau"desis freen
"Jaga mulutmu anak sialan. Sebagai gantinya suruh kakekmu menyerahkan perusahaan utama miliknya kepadaku"jawab max.
"Gilaa anda benar-benar gila tuan. Bisa-bisanya anda menukar seorang anak demi perusahaan. Dimana akal sehat anda tuan"sahut nam yang sedari tadi diam. Dia benar-benar di buat geram oleh tindakan max itu.
"Jangan berharap lebih max. Aku sudah memberimu salah satu perusahaanku dan itu sudah lebih dari cukup untuk seorang laki-laki bajingan sepertimu. Lebih baik kalian pergi dari sini jika masih menginginkan kehidupan yang mewah sebelum kesabaranku habis untuk membuat perusahaan mu bangkrut. Serahkan saja bayi itu kepada kami jika kau merasa terbebani"sang kakek dengan tegas.
"Apa ayah sekarang sedang mengusir kami"sahut diana
"Aku membesarkanmu dengan penuh kasih sayang. Tapi kau diana memperlakukan anak-anak mu seenaknya dan kau lebih mementingkan dirimu dan suamimu ketimbang kebahagiaan anak-anakmu sendiri"sahut sang nenek
"Mulai hari ini kau diana dan kau max bukan lagi dari keluarga ini lagi dan kau bukan lagi ahli waris dari keluarga peterson lagi"ucap sang kakek dengan keras penuh penekanan
"Aku masih berbaik hati tidak mengambil kembali perusahaanmu itu jadi gunakan kesempatan ini dengan baik. Segeralah pergi dari hadapan kami"pungkasnya"Keterlaluan kau pak tua"kata max emosi
"Berikan bayimu kepadaku diana dan kau pergilah dengan bajingan itu"sahut sang nenek lalu mengambil alih bayi itu dari gendongannya
"Ibu juga mengusirku"tanya diana yang sudag menangis
"Untuk apa aku mempertahankan seorang anak yang tak tau rasa berterimakasih dan bersyukur memiliki anak-anak seperti meraka. Sudah cukup kalian menyakiti cucuku dengan ini kalian bisa bebas tanpa merasa terbebani lagi"jaab sang nenek
"Diana ayo kita pergi dari sini"ucap max berdiri lalu menarik tangan diana
"Tapi mas"
"Cukup diana jika kau tidak menurut kau akan tahu akibatnya"ucap max sedangkan diana hanya bisa pasrah lalu ia melangkah mengikuti suaminya. Sebelum mereka menginjak kakinya ke luar pintu max pun berkata.
"Kalian keterlaluan!! Kalian akan menerima akibatnya karena melakukan ini kepadaku. Aku pastikan kalian sendirilah yang akan memberikan perusahaan itu kepadamu"lalu ia pergi dari hadapan mereka dengan menarik paksa diana.
"Hiks hiks ibu ayah"akhirnya tangisan syifa pun pecah yang sedari tadi ia tahan.
Kemudian freen berdiri dari duduknya menyambar 3 card yang ada di meja lalu berlari keluar.
"Freen kau mau kemana"teriak reynan namun tidak di pedulikan oleh freen.
"Hey kalian tunggu. Hartamu ketinggalan disini"teriak freen lalu melemparkannya ke hadapan max.
"Kau dasar berandalan"max
"Tidak usah emosi begitu saya hanya mengembalikan dunia anda. Saya takut anda tidak cukup uang dan mati kelaparan nanti. Jadi lebih baik simpan itu buat diri anda dan jangan melakukan hal bodo terutama mengancam kami. Jika anda melakukannya saya pastikan Anda akan benar-benar kehilangan semuanya"ucap freen sinis dan tegas lalu di pergi meninggalkan mereka
"Aaagh!! Dasar keparat. Aku pastikan kalian membayar ini semua karena membuatku malu"teriak max lalu ia masuk kedalam mobil dan meninggalkan mansion tersebut.
"Aku pamit ke kamar dulu"kata freen yang sudag berada di dalam rumah.
"Dek tunggu"tahan reynan freen pun menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah rey
"Kamu baik-baik saja"ia sangt khawatir dengan adiknya itu.
"Tidak yang baik-baik saja bang setelah apa yang terjadi. Bahkan abang juga merasakan hal yang sama bukan"jelas freen lalu melangkah pergi dari hadapan mereka.
"Jika terjadi sesuatu terhadap freen aku tidak akan tinggal diam"kata reynan yang menatap kepergian adiknya itu.
"Aku akan menemui syifa dulu"lalu ia pergi munuju kmar syifa."Iya. Aku akan disini menemani nenek dan bayi mungil ini"balas nam lalu ia berpindah duduk di sebelah sang nenek. Sedangkan kakek setelah kepergian diana dan max it langsung masuk ke dalam ruang pribadinya.
"Aku berharap freen bisa menghadapinya dengan dewasa"ucap sang nenek
"Percayalah nek, dia pasti akan membuat keputusan yang benar. Dia sudah berbeda nek dia bukan lagi freen 7thn lalu yang saat itu hanya bisa diam dan menangis"jawab nam
"Kamu benar nam. Bahkan nenek tidak menyangka dia bisa mengontrol emosinya meski nenek tahu pasti hatinya sakit setelah mendengar ucapan dari orang tuanya"sang nenek
"Aku berharap setelah ini iya merasakan kebahagiaan yang seharusnya"nam
"Nenek pun berharap hal sama nak. Hati nenek sakit jika terus melihat dia berpura-pura terlihat baik-baik saja "nenek
"Nek bolehkah aku menggendongnya"ucap nam
"Cobalah"nenek. Lalu memberikan bayi itu kepada nam
"Dia cukup tampan. Bagaimana bisa mereka begitu kejam pada anak-anaknya seperti ini. Sebenarnya manusia seperti apa max itu"gumam nam.
Sedangkan di sisi reynan.
"Apa kamu baik-baik saja"tanyanya pada sang adik
"Hiks.. hiks kenapa mereka meninggalkan kita lagi bang"ucap syifa di sela-sela tangisnya namun rey hanya diam
"Apa kita benar-benar hanya beban untuk mereka. Lalu kenapa mereka melahirkan kita jika akhirnya mereka menyesal"lanjutnya
"Udah ya tenang. Biarkan mereka pergi kamu harus kuat karena abang tidak mau kamu menanggung luka jika tetap bersama mereka. Abang janji akan membuatmu bahagia, Abang akan jadi kakak sekaligus orang tua untuk kamu. Kamu jangan khawatir kita bisa hadapi ini sama-sama"kata reynan lalu memeluk tubuh syifa membiarkan dia menangis dipeluknya. Suatu saat dia pasti mengerti dengan semua yang terjadi ia berharap jika adiknya ini tidak terlalu lama berlarut-larut dalam kesedihan.
Happy reading guyss. Jangan lupa vote ☺️ makasih 🤗🤏
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA AKU 'freenbecky'
Randomaku, kamu bisakah menjadi kita. terlalu banyak luka yang ada bahkan di setiap detiknya. aku hidup tapi jiwaku mati.