PART 19 : CERITA MAMA 🦚

57 11 0
                                    

Haii... Man temann...
SELAMAT MEMBACA
♣︎Terimakasih♣︎

Seorang Kaka terbaik ialah seorang Kaka yang amat sangat menyayangi Adiknya. Selalu menjaga hati dan perasaannya, bahkan rela mengorbankan apapun demi kebahagiaan Adiknya
~Kartika Ayu Ariana~


Seharian ini Riana tidak melihat Andra sama sekali, dari tadi ia memperhatikan Andra yang tak kunjung keluar dari kamarnya, bahkan sampai waktunya makan malam tiba ia juga tak kunjung keluar. Entah sedang apa Andra dikamarnya itu, apakah dia sudah tidur? Mungkin.

Riana yang penasaran dengan keadaan putra bungsu nya pun berniat menghampiri Andra dikamarnya untuk mengajaknya makan malam bersama.

Sesampainya Riana di depan kamar putranya, ia melihat pintu kamar putranya yang dalam keadaan tertutup. Saat Riana tengah mengetuk pintu kamar Andra, tiba-tiba pintu itu terbuka dengan sendirinya, sepertinya pintu kamar Andra memang sengaja tidak dikunci.

Riana pun membuka pintu kamar Andra lebar-lebar, ia sempat dibuat heran tidak seperti biasanya Andra mematikan lampu kamar karena biasanya ia tidak pernah membiarkan kamar nya itu gelap setiap malam.

Riana pun menyalakan lampu dikamar itu. Betapa terkejutnya Riana lantaran ia tidak mendapati Andra di ranjang kasurnya.

"Kemana Andra kok gak ada dikamar? Kalo dia keluar rumah aku pasti tahu." Ucap Riana. Riana pun memutuskan untuk mencari Andra di sekitaran rumah.

Sekitaran rumah sudah Riana jelajahi tetapi ia tak kunjung menemukan Andra, ia lupa bahwa dirinya belum mencari Andra di teras belakang rumahnya itu.

Benar saja saat Riana mencari Andra di teras belakang rumahnya, ia mendapati Andra disana yang sedang asik duduk sambil menatapi kearah langit malam gelap yang terlihat begitu indah dengan dihiasi bintang-bintang yang menerangi langit setiap malam hari. Riana pun menghampiri Andra.

"Andra... Malem-malem kamu ngapain disini? Hari ini cuaca nya lagi dingin. Mama tadi cariin kamu kemana-mana, taunya kamu disini. Masuk ke dalem yuk?!" Tanya Riana sambil mengambil duduk di kursi bersampingan dengan Andra.

"Andra lagi mau sendirian." Jawab Andra dengan wajah datar.

"Makan dulu yuk?! Bareng Mama sama Mbak Risti." Tawar Riana.

"Mama sama Mbak makan aja, Andra masih kenyang." Jawab Andra.

Kini secara seketika di teras itu menjadi hening tak ada yang membuka pembicaraan sama sekali, Andra juga masih asik meratapi langit-langit diatas. Andra yang merasakan kecanggungan berniat pergi dari sana.

"Andra mau ke kamar." Ucap Andra. Ia pun langsung beranjak dari duduknya lalu pergi, dengan cepat Riana menghentikan Andra.

"Andra tunggu nak..." Panggil Riana.

"Duduk disini dulu ya sama Mama? Mama mau ngobrol sebentar sama kamu. Kita udah lama gak ngobrol-ngobrol lagi, Mama kangen." Lanjut Riana memohon.

Andra pun menghembuskan nafas panjang, ia pun kembali mendudukan tubuhnya di kursi semula.

"Dulu waktu Mbak Risti udah lahir dan usianya masih kecil, kamu belum lahir, Papa pengen banget bisa cepet punya anak laki-laki. Papa kamu bilang kalo nanti kita bisa punya anak laki-laki Papa mau ngasih nama belakang nya ke anak itu nanti." Ujar Riana dengan melukiskan senyuman diwajah nya karena mengenang masa indah dulu.

"Saat Mama hamil kamu, pas Mama USG cek kandungan kata dokter nanti anaknya cewek lagi. Disitu Papa sempet sedih karena bakal punya anak perempuan lagi, dan Papa akhirnya bilang "Ya udah gak apa-apa anak kita perempuan lagi yang terpenting Ibu dan bayi nya sehat dan selamat".".

"Setelah Mama lahiran persalinan nya udah selesai berjalan dengan lancar, ternyata dokter bilang kalo anak kita laki-laki. Pas Papa denger kabar itu dia seneng banget akhirnya keinginan dan doanya terkabul, bahkan sampe Papa kamu nangis terharu. Mama bilang "Jangan cengeng nanti kalo anak kamu juga cengeng gimana?"." Lanjut Riana sambil tertawa kecil.

Disamping Riana, Andra masih setia mendengar semua cerita Riana tentang masa kecilnya dulu. Jujur dari lubuk hati terdalam Andra, hatinya pasti tersenyum kecil saat mendengar cerita tentang kelahirannya.

"Saat pemberian nama, Papa beri nama kamu Revandra Jovano Abraham. Semenjak kamu lahir Mbak Risti cemburu, dia bilang dia gak suka sama kamu bahkan ngambek sama Papa Mama, karena nama Risti gak ada nama Papanya juga."

"Bahkan Mbak Risti bilang Mama sama Papa gak sayang dia, Mama sama Papa lebih sayang sama Andra."

"Tapi setelah dia semakin dewasa, dia sudah mulai mengerti Mbak kamu mulai bisa menerima kamu sebagai Adiknya. Dia cuma butuh waktu untuk bisa menerima saat-saat itu, wajar aja di usianya yang masih kecil sudah punya Adik."

"Kata Mbak Risti dia sayanggg banget sama kamu. Dia bilang kalo dia bakal menjaga kamu, dia akan menyayangi kamu melebihi dia menyayangi dirinya, dan dia juga akan memberikan semua apapun yang dia punya untuk kamu. Mama bangga dengan cara berpikir Mbak Risti yang mulai dewasa." Jelas Riana panjang lebar.

"Jujur Mama kangen liat kalian berantem karena ada yang Mama omelin nantinya. Sekarang udah gak ada yang Mama omelin lagi." Ungkap Riana sambil menghembuskan nafas berat lalu tersenyum getir.

"Sifat orang pasti akan berubah dengan sendirinya seiring berjalannya waktu." Ujar Andra tanpa menoleh kearah sang Mama sedikit pun.

"Mama selalu berdoa semoga kalian bisa terus sama-sama, rukun selamanya." Harap Riana.

"Mama nitip satu pesan Andra. Kamu dan Mbak Risti harus tetap rukun bagaimana pun caranya, jangan pernah saling menyakiti. Mama sedih, hati Mama sakit kalo liat hubungan persaudaraan kalian meregang." Ucap Riana secara tak sengaja air matanya pun jatuh.

Setelah cukup lama membisu Riana kembali membuka suara. "Andra..." Panggil Riana membuat Andra langsung menoleh.

"Mama tau kamu sebenarnya sayang sama Mbak Risti, kamu mau yang terbaik untuk Kaka kamu. Tapi Andra kamu gak bisa ngelarang Mbak Risti untuk mencari pilihannya sendiri nak." Ucap Riana yang tiba-tiba membelokkan topik pembicaraan.

"Biarin Mbak Risti mencari pilihannya sendiri, dia berhak menentukan masa depannya nanti. Mama juga gak bisa ngelarang dia, Mama cuma bisa kasih arahan untuknya."

"Yang terpenting bagi Mama adalah Mbak Risti udah mau jujur kalo dia mencintai seseorang. Kalo memang cowok itu benar-benar mencintai Mbak Risti dengan tulus dan mereka saling mencintai, Mama akan merestui nya tapi dengan syarat dia harus jujur soal kehidupannya ke Mama. Karena Mama gak mau ada yang disembunyikan dari salah satu pasangan."

"Kalo kamu mengkekang Mbak Risti dengan cara begini hatinya juga pasti bakal sedih Ndra." Lanjut Riana lagi.

"Tapi walaupun Mama merestui,  Mama gak bakal biarin Mbak Risti bebas begitu aja sama laki-laki yang dia cintai. Mama udah minta sama Mbak Risti kalo mereka mau ketemuan harus izin dulu sama Mama jangan sembunyi-sembunyi."

"Mama berharap kamu memperhitungkan dan memikirkan lebih dalam lagi setiap ucapan kamu, jangan sampai kamu asal menuduh orang yang tidak-tidak." Ujar Riana.

Tak mau memperpanjang obrolan dan mempersulit keadaan lebih dalam lagi, Riana memutuskan untuk mengakhiri perbincangan sampai sini.

"Ya sudah ayo kita makan dulu!" Tawar Riana lagi.

"Kalian makan duluan aja, nanti Andra belakangan makan nya." Jawab Andra.

"Ya sudah Mama tinggal dulu ya?" Ucap Riana, Andra hanya mengangguk iya.

Ucapan sang Mama tadi membuat Andra kembali larut didalam lamunannya. Ia jadi merasa bersalah karena telah memarahi Kaka nya.

****

Sampai sini dulu ya... Lanjut di part selanjutnya...😉

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN yuhuu...
MATUR SEMBAH NUWUN NGGEHH 🙏🙏

Babayy

OMAYLUVTT ❤

REVANDRA (Thanks ARGIO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang