Haii... Man temannn...
SELAMAT MEMBACA
¤●Terimakasih●¤
Rasakan dulu pahitnya lalu manisnya. Bukan rasakan dulu manisnya baru pahitnya.
~Indri~
"Mau kemana, Andra?" Tanya Riana yang terkejut pagi inimelihat Andra memakai seragam sekolah."Mau sekolah." Jawab Andra. "Kamu beneran udah mendingan?" Tanya Riana memastikan.
"Udah." Jawab Andra singkat, padat, dan jelas dengan raut wajah ciri khasnya.
"Kamu harus sarapan dulu, oke? Kalo gak kuat di sekolah, izin ke guru buat pulang, paham?!" Perintah Risti.
"Hmm..." Jawab Andra dengan mulutnya yang sengaja ia tutup.
"Ya udah sebentar, Mama siapin sarapannya." Ucap Riana.
"Gak usah." Jawab Andra. Risti pun memberi sebuah isyarat kepada sang Mama supaya membiarkan Andra melakukan apa yang dia inginkan.
Mereka pun lalu sarapan bersama dengan diiringi suasana yang tenang tanpa diantara mereka membuka obrolan sedikitpun. Setelah selesai sarapan Andra dan Risti segera berangkat ketempat mereka menuntut ilmu.
Baru saja keluar rumah, Andra dan Risti langsung mendapati Steven yang sudah menunggu didepan gerbang lebih dulu.
"Ngapain lo kesini? Gak ada yang ngundang, asal dateng aja." Ucap Andra yang sudah keluar gerbang sembari menaiki motornya dengan mengenakan helm.
"Mau jemput calon istri lah." Jawab Steven. "Ayo, sayang." Ucap Steven saat Risti sudah keluar gerbang.
"Calon istri? Sayang? Haha, najiss banget." Umpat Andra sembari tertawa pelan.
"Kamu udah nunggu dari tadi ya?" Tanya Risti. "Lumayan." Jawab Steven.
"Lo berangkat sama gw, jangan sama dia." Pinta Andra. "Tapi, Ndra. Steven udah nunggu Mbak dari tadi disini." Bantah Risti.
"Bodoamat. Naik gak?!" Perintah Andra. Risti lantas terdiam bingung. Seketika saat ini ia langsung terjebak didalam sebuah dilema. Padahal ini masih pagi, seperti waktu kurang tepat membawanya kedalam keadaan seperti ini.
"Tapi...? Ndra...?" Jawab Risti. "Terserah lo lah. Ini hari gw masuk sekolah lagi habis sembuh dari sakit, gw gak mau buang waktu." Ujar Andra yang akhirnya menyerah.
"Minggir lo! Presiden mau lewat! Lo ngehalangin jalan gw, gw bunuh." Ucap Andra kepada Steven. Steven pun lantas memutar bola matanya malas, demi calon Adik iparnya, ia pun mengalah memberikan Andra jalan untuk lewat.
Andra pun langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. "Yaahhh, ngambek." Celetuk Risti.
Risti pun lalu naik ke atas motor Steven. "Liat deh Adek kamu. Bawa motornya aja kenceng banget. Apa gak bahaya kalo kamu boncengan sama dia?" Ujar Steven.
"Aku pernah kok dibonceng dia, dia bawa motor biasa aja sama kaya kamu." Sahut Risti. "Sama kaya aku?" Tanya Steven yang langsung membuang muka saat mendengar Risti mulai membandingkan dirinya dengan Andra.
"Kenapa?" Tanya Risti. "Enggak." Jawab Steven.
Lalu Steven dengan cepat langsung mengegas motornya supaya cepat sampai tujuan, yaitu mengantar Risti ke kampusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANDRA (Thanks ARGIO)
Ficção AdolescenteRevandra Jovano Abraham seorang anak laki-laki yang masih duduk dibangku SMA. Menjadi korban broken home kedua orangtuanya membuat dirinya terus menerus terpuruk. Kebebasan yang ia pilih mengakibatkan pergaulan bebas. Kejadian yang tidak pernah Andr...