Haiii... Man temann...
SELAMAT MEMBACA
♣︎Terimakasih♠︎FLASHBACK ON
Setelah sampai rumah, Widiya langsung menuju kamarnya dengan terburu-buru. Seliy yang melihat Mamanya berjalan dengan langkah cepat cukup terkejut.
"Kenapa Mama keliatan buru-buru?" Tanya Seliy dalam hati. "Mama udah pulang?" Tanya Seliy basa basi.
Tanpa menjawab sepatah kata pun, Widiya meninggalkan Seliy begitu saja.
Kini Widiya sudah berada didalam kamar. Keringat dingin pun mengalir dan bercucuran di kening Widiya dengan nafasnya yang terengah-engah.
"Sa–ya nab–rak I–ibu kan–dung In–indri." Ucap Widiya dengan suaranya yang bergemetar.
"Di–dia ma–mati ga–ra-ga–ra s–saya." Lanjutnya lagi.
"AAAAAAA..." Teriak Widiya histeris.
"AAAAAAAAA!" Teriak Widiya lagi sembari meremas dan mengacak-acak rambutnya frustasi.
Seliy yang mendengar teriakan sang Mama dari kejauhan lantas segera menghampiri sang Mama dikamarnya. Khawatir telah terjadi sesuatu dengan sang Mama.
"Ma... Mama gak papa, kan?" Tanya Seliy saat sudah berada didepan pintu kamar Widiya.
Widiya yang sedang meremas rambutnya itu terdiam ketika mendengar Seliy menanyakan kondisinya, ia berusaha mengendalikan emosi dan kepanikan nya itu untuk sementara waktu.
"Ma–mama gak apa-apa." Jawab Widiya dari dalam kamar.
Ketika malam sudah tiba, Leon pun pulang kerumah setelah seharian bekerja dikantor. Diruang makan Leon terheran-heran, karena ia hanya mendapati Seliy saja diruang makan tapi tidak dengan Widiya.
Biasanya ketika sepulang kerja Leon langsung disambut oleh Seliy dan Widiya yang menunggu dirinya di ruang makan.
"Seliy kemana Mama?" Tanya Leon.
"Pa... Mama gak keluar-keluar dari kamar semenjak dari tadi sore habis pergi siang tadi." Ucap Seliy panik.
"Tadi Mama juga Seliy denger teriak-teriak didalam kamar." Ujar Seliy.
"Biar Papa samperin Mama kamu dulu." Ucap Leon. Dengan cepat Leon pun menaruh tas kerjanya disembarang tempat, lalu segera menghampiri Widiya dikamarnya.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Leon melihat penampilan Widiya yang terlihat acak-acakan, kumuh, lusuh.
Widiya pun terdiam lalu ia pun menghampiri Leon. "Mas aku takut Mas, aku takut dipenjara." Ucap Widiya yang membuat Leon bingung.
"Maksud kamu apa? Jelasin ke saya dengan benar, apa yang terjadi?" Tanya Leon.
"Tadi sore waktu aku diperjalanan mau berangkat arisan, a–aku gak sengaja nabrak orang, Mas." Ucap Widiya yang membuat Leon seketika melebarkan bola matanya.
"O–orang itu juga a–aku liat ma–mati." Ungkap Widiya.
"Dan sialnya lagi. Orang yang aku tabrak itu a–adalah Ma–mama kandung Indri." Ucap Widiya.
"Kamu...!" Ucap Leon yang ikut emosi dengan kecerobohan istrinya.
"Aku mohon Mas tolong aku, aku takut, aku mohon." Ucap Widiya sembari memohon.
"Dimana Indri sekarang?" Tanya Leon. "Dia gak pulang kerumah beberapa hari yang lalu." Sahut Widiya.
"Dia pasti udah ketemu sama Mamanya." Umpat Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANDRA (Thanks ARGIO)
Ficção AdolescenteRevandra Jovano Abraham seorang anak laki-laki yang masih duduk dibangku SMA. Menjadi korban broken home kedua orangtuanya membuat dirinya terus menerus terpuruk. Kebebasan yang ia pilih mengakibatkan pergaulan bebas. Kejadian yang tidak pernah Andr...