Haiikkk.... Man temannn...
SELAMAT MEMBACA
▪︎¤Terimakasih¤▪︎Sinar matahari mulai terbit dari Timur, langit yang tadinya malam berubah menjadi pagi. Langit biru mulai menampakkan awan yang sangat cerah sehingga dapat membuat hati siapa saja kagum terhadap ciptaan tuhan yang satu ini. Sungguh kuasa tuhan yang luar biasa.
Andra yang masih nyenyak dari tidurnya lantas terbangun karena tirai jendela kamarnya yang dibuka oleh Bi Jiah, membuat pancaran sinar matahari yang tembus dari jendela kamarnya amat sangat menusuk dimata.
"Selamat pagi, Den... Kebangun ya?" Ucap Bi Jiah, saat melihat Andra terbangun.
"Selamat pagi, Bi." Sahut Andra dengan nada yang terdengar sangat lemas serta dalam keadaan kedua matanya terpejam.
"Maaf ya, Den. Kata Nyonya tadi nyuruh Bibi, tirai suruh dibuka ehh... Pas Bibi buka tirainya, tau-tau Den Andra kebangun." Jelas Bi Jiah merasa bersalah.
"Gak papa kok, Bi." Jawab Andra.
"Oh iya Den. Kata Nyonya nanti Dokter mau kesini, buat cek kondisi Den Andra. Non Risti sama Nyonya udah pergi dari tadi soalnya, jadi kalo ada apa-apa minta tolong sama Bibi aja ya, Den?" Ucap Bi Jiah.
"Iya, Bi. Terimakasih banyak ya..." Jawab Andra yang masih setia memejamkan matanya.
"Iyaa... Sama-sama." Jawab Bi Jiah. Setelah selesai membuka tirai, Bi Jiah segera pergi dari kamar Andra, lalu menyiapkan sarapan untuk Andra.
Dengan mata yang masih berat, ia berusaha membuka matanya walaupun hanya mampu sedikit saja. Andra mendongakkan kepalanya kearah jam dinding untuk melihat jam, ini jam berapa.
Sekarang pukul 07.30 pagi, Andra pun bangun lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran sembari mengumpulkan nyawanya sebentar.
Karena merasa jenuh beberapa hari didalam kamar terus menerus tanpa keluar rumah sedikitpun, Andra berencana akan keluar rumah untuk berjemur dan mencari udara segar diluar rumahnya sebentar.
Dengan berhati-hati Andra berusaha beranjak dari kasurnya, lalu setelah itu ia menghadap pada sebuah cermin besar yang berada dilemarinya pergi untuk membenarkan rambutnya yang nampak berantakan setelah bangun tidur.
Dengan membawa kantung infusnya, dia berjalan keluar menuju halaman belakang rumahnya, guna berjemur dan menghirup udara sejuk disana.
Duduk dikursi sandaran dengan santai sembari melihat pemandangan tumbuhan bunga-bunga yang sengaja ditaman oleh Risti untuk mempercantik halaman belakang rumah mereka supaya terlihat asri ini mengundang ketenangan pada diri Andra.
Bukan hanya udara yang sejuk saja, melainkan juga terdapat aroma semerbak harum dari bunga-bunga tersebut.
"Sesuka itu lo, sama tanaman bunga?" Umpat Andra sembari memandangi tanaman bunga yang sesegar itu dari jauh secara 1 per 1.
"Kenapa belakangan ini gw gelisah ya? Kek ada sesuatu gitu. Tapi apa? Gak kaya biasanya gw gini." Batin Andra bertanya-tanya saat pikirannya mulai teralihkan pada keadaannya sekarang ini.
"Gw juga mendadak kangen Indri, kangen banget. Padahal gak ketemu berapa hari doang." Lirih Andra.
"Gimana ya dia kabarnya sekarang?" Tanya Andra kepada diri sendiri.
Setelah merasa puas dan cukup dalam berjemur dan menikmati udara segar, Andra pun berniat ingin kembali kekamarnya.
"Jangan lama-lama lah berjemur, nanti yang ada badan gw gosong, malah jadi belang nanti." Celetuk Andra.
"Kalo gw item, bisa-bisa ganteng gw ilang." Lanjt Andra narsis.
Dikarenakan bosan, tak tahu ingin melakukan apa dalam kondisi seperti ini, Andra pun memilih untuk menyalakan Televisi nya sebentar. Ia ingin mencari siaran channel Televisi favoritnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVANDRA (Thanks ARGIO)
Ficção AdolescenteRevandra Jovano Abraham seorang anak laki-laki yang masih duduk dibangku SMA. Menjadi korban broken home kedua orangtuanya membuat dirinya terus menerus terpuruk. Kebebasan yang ia pilih mengakibatkan pergaulan bebas. Kejadian yang tidak pernah Andr...