30

25 1 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Sebarkan Kebaikan Tapi Jangan Sebarkan Wajahmu

Imam Muslim meriwayatkan dalamv kitab Shahih-nya, hadits dari sahabat Uqbah bin 'Amr bin Tsa'labah radhiallahu'anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya" (HR. Muslim no. 1893).

Fawaid hadits:
1). Keutamaan dakwah di jalan Allah dan menunjukkan kebaikan kpd orang lain, baik kebaikan dunia atau akhirat.
2). Orang yang menunjukkan kebaikan akan mendapatkan pahala karena telah menunjukkan kebaikan serta pahala orang yang mengikutinya.
3). Amal yang bisa dirasakan oleh orang lain lebih besar manfaatnya dibandingkan amal yg manfaatnya terbatas untuk diri sendiri.
4). Orang yang menunjukkan kebaikan kepada orang lain dengan perbuatannya, meskipun tidak dengan lisannya, yaitu bisa dgn berbagi konten dakwah atau nasihat.
5). Keutamaan mengajarkan ilmu dan besarnya pahala seorang pengajar yang mengharapkan pahala di akhirat.
6). Dianjurkan seseorang untuk meminta kepada Allah agar menjadi teladan dlm kebaikan.

Dalam menyampaikan kebaikan tidak lah harus dengan menampakan wajah karena hal tsb dikhawatirkan bisa mendatangkan fitnah dan mudharat, serta untuk menghindari terpelesetnya hati dari niat ikhlas menjadi riya dalam menyebarkan kebaikan tersebut.

Berdakwah dengan media sosial merupakan sebuah inovasi dalam mengajak serta mengingatkan kembali untuk taat pada perintah Allah ta'ala dan menjauhi larangan-Nya melalui konten menarik dan informasi yang mudah dipahami. Ketika berdakwah melalui media sosial hendaknya kita berniat agar kebaikan yang kita lakukan dinilai hanya karena Allah ta'ala semata agar kita tidak tergelincir kepada dosa dan mudharat dr media sosial yang kita miliki tersebut.

Allah ta'ala berfirman :

وَبَدَا لَهُم مِّنَ ٱللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا۟ يَحْتَسِبُون ...

".... Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan."
(QS. Az-Zumar :47)

💌🌹

6 ADAB KETIKA BANGUN TIDUR

6 Adab setelah Bangun Tidur

Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah, amma ba'du,

Wujud mencintai Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah berusaha melestarikan ajaran beliau di setiap keadaan. Untuk itu, para ulama menekankan, sebisa mungkin setiap muslim menyesuaikan diri dengan sunah beliau dalam setiap aktivitasnya. 24 jam sesuai sunah, mulai bangun tidur hingga tidur kembali.

Seperti inilah yang pernah dipesankan Sufyan at-Tsauri - ulama Tabi' Tabiin w. 161 H -,

ان استطعت الا تحك رأسك الا بأثر فافعل

Jika kamu mampu tidak menggaruk kepala kecuali ada dalilnya, lakukanlah. (al-Jami' li Akhlak ar-Rawi, 1/142).

Berikut kami sajikan beberapa sunah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika bangun tidur,

Pertama, mengusap bekas tidur di wajah

Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu menceritakan, bahwa beliau pernah menginap di rumah bibinya, Maimunah Radhiyallahu 'anha, saah satu istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kata Ibnu Abbas,

حَتَّى إِذَا انْتَصَفَ اللَّيْلُ اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَلَسَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدِهِ

ILMU-ILMU ISLAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang