13. Fajar Sakit

78 12 144
                                    


"Tidak ada yang menginginkan sakit, tetapi sakit itu dapat menggugurkan dosa-dosa."

~ Bintan Fajar Subuh ~

Hingga jam kelas berakhir, Fajar masih di UKS. Pemuda itu pergi mengambil tasnya di kelas. Saat melihat Fajar, Senjana terkejut. Ia menghampiri Fajar. "Lo kenapa nggak minta temen lo bawain tas lo ke UKS?" tanya Senjana.

"Nggak apa-apa. Gue mau balik. Mau tidur di rumah."

"Ya udah, baik-baik. Awas pingsan lagi."

"Hm." Fajar bergegas meninggalkan kelas. Ia melangkah keluar dari sekolah, kemudian menaiki salah satu angkutan umum yang menunggu siswa dan siswi pulang sekolah.

Senjana keluar dari kelas, ia pun bergegas keluar dari gerbang sekolah, kemudian menaiki angkutan umum.

Ternyata, Senjana satu angkutan umum dengan Fajar. Fajar berada di dekat sopir. Sementara, ia duduk di belakang. Fajar memperhatikan Senjana dari spion angkutan umum. Ia diam-diam tersenyum, menatap Senjana dari spion. Sementara Senjana tidak memperhatikan jika ada Fajar di sana karena ia fokus menatap siswa yang lalu-lalang berjalan.

Di SMA Negeri 13 Kabupaten Tangerang ini siswa dilarang membawa motor, makanya kebanyakan siswa yang rumahnya jauh ada yang menaiki angkutan umum, sehingga banyak angkutan umum yang menunggu siswa dan siswi SMA Negeri 13 Kabupaten Tangerang tiba. Namun, ada juga yang membawa motor, tetapi tidak diparkir di sekolah, di tempat lain yang menyediakan lahan parkir. Di sekolah hanya ada sepeda yang terparkir di parkiran untuk siswa dan siswi. Sementara parkiran motor dan mobil untuk guru dan kepala sekolah saja.

Beberapa siswi sudah menaiki angkutan umum yang Senjana naiki, tiba-tiba saja Nathan masuk ke dalam dan duduk di yang paling ujung. Senjana terheran, menatap pemuda itu.

"Lo naik angkot juga?" tanya Senjana.

Nathan menganggukkan kepalanya, kemudian tersenyum ke arah Senjana. "Iya, gue tiap hari naik angkot. Biasanya bareng Fajar, temen sekelas lo."

"Fajar?"

"Iya, tapi tadi gue cariin ke kelasnya, katanya udah pulang duluan. Kan, gue sama Fajar tetanggaan. Kalau balik bareng, kalau berangkat sekolah enggak, kami masing-masing," jelas Nathan.

"Oh, lo kenal Fajar dari kecil, dong?" tanya Senjana mulai penasaran dengan Fajar.

"Iya, kenal banget. Lo emang harus sabar banget. Fajar emang tingkahnya manja dan kayak anak kecil. Tapi, biasanya dia cuma nunjukkin ke orang terdekatnya aja," sahut Nathan.

"Tapi, gue sama dia nggak deket, Nat."

"Mungkin mau mengakrabkan diri," sahut Nathan.

"Eh, iya, di depan kayaknya ada cowok, tapi gue nggak tahu siapa," ujar Senjana yang menatap ke arah punggung seorang pemuda yang duduk di samping sopir angkutan.

Saat angkutan umum mulai jalan, Nathan terus menatap ke arah Senjana yang menatap ke arah jalan raya yang begitu ramai karena sudah sore hari, kebanyakan orang dalam perjalanan dari tempat kerja atau sekolah mereka.

Saat Senjana tiba di seberang gang mes, ia pun segera turun dari angkutan umum. Gadis itu terbelalak, melihat Fajar di samping sopir yang tengah terlelap. Senjana mulai membayarkan ongkosnya.

Cinta Campur Gengsi [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang