07.Annoying Man

1.1K 104 54
                                    

Budayakan untuk menekan Vote dan Comment sebelum atau sesudah membaca cerita.
.
.
.
.
.
Happy reading.

"Kau sudah bersiap-siap?" Tanya sang pria dengan nada lembut kepada gadis pujaan hatinya.

Gadis bermata kucing ini hanya memutar bola matanya malas, kalau ia belum siap tak mungkin kan sekarang sudah berpakaian rapi seperti ini. Ckk apa pria ini tidak bisa melihatnya?

"Ya. Sebenarnya kau akan mengajak ku kemana? Aku sudah berkali-kali bertanya padamu sejak kau datang kesini namun kau tidak menjawab pertanyaan ku."

"Kalau aku memberitahu mu itu bukan lagi kejutan namanya."

"Kejutan? Tapi aku tidak sedang berulang tahun ataupun merayakan hari spesial lainnya. Mengapa kau–"

"Berhenti berbicara Jennie Kim, atau aku akan menyumpal mulutmu dengan bibir seksi ku."

"ISHH DASAR SI MESUM SINTING INI." Gadis yang bernama Jennie itu kini berteriak kesal. Kenapa dalam keadaan apapun Victory sialan itu selalu berpikiran kotor? Sudahlah lupakan. Jennie beranjak untuk meninggalkan Victory sebelum sebuah tangan menariknya mendekat.

"Oke, aku minta maaf. Aku hanya jengah kau terus menanyakan hal yang sama."

"Maka langsung jawab saja pertanyaan ku, apa susahnya sih menjawab? Kau saja yang terlalu berbelit-belit, sialan."

Victory mendorong Jennie hingga terjatuh di sofa lalu dengan cepat Victory menekan tubuh mungil gadis itu ke ujung sofa.

"A-apa yang k-kau lakukan?" Tanya Jennie ketakutan saat melihat sorot tajam Victory.

"Jangan membuat ku untuk mengeluarkan sifat asliku yang sebenarnya, Jennie Kim. Kau tahu? Aku bukanlah pria baik-baik." Geramnya tertahan. Victory tidak suka ketika mendengar gadisnya ini berbicara kasar pada dirinya. Victory tak main-main dengan ucapan tadi.

"Ap...apa maksudmu V-Victory?? Aku-aku tidak mengerti." Jennie tergagap merasakan aura dingin yang berada di sekitarnya.

"Bibir inilah yang menjadi masalahnya–" Ucap Victory memegang bibir ranum berwarna pink milik gadisnya, mengusap nya dengan lembut.

"Hah?!!" Jennie menautkan alisnya heran sekaligus merasa gugup ketika Victory menatap bibirnya dengan tatapan intens seolah ingin melahapnya.

"Bisakah? Bisakah bibir cantikmu ini berhenti berkata kasar pada diriku, hm. Aku...aku tidak menyukainya sangat. Mulai sekarang aku ingin bibir ini mengatakan hal-hal yang manis padaku, hanya pada Victory." Bisik sang lelaki menekankan kalimat terakhir yang dia katakan.

Jennie merasakan gelenyar aneh yang menyebar di seluruh tubuhnya. Dia harus segera menghentikan ini segera, karena posisinya yang sangat dekat dan intim dengan Victory pasti akan berbahaya kalau ia tak menghentikannya.

Wajah Victory mendekat kearah sang gadis, ia tak tahan ingin melahap gadis itu bulat-bulat. Persetan dengan kejutan yang akan dia berikan pada Jennie. Victory tidak bisa mengendalikan dirinya ataupun berpikir jernih untuk saat ini.

Ketika bibir keduanya semakin mendekat hampir tidak ada jarak yang tersisa...tiba-tiba Victory berteriak kesakitan.

"Arghh brengsek!! Apa yang kau lakukan sialan." Rintihnya terjatuh di bawah lantai dengan tangan yang memegang bagian bawah pangkal paha nya.

"Maaf...maafkan aku. Apa itu sakit?"

"Masih bisa menanyakan sakit hah! Tentu saja ini sangat menyakitkan, bodoh. Berani sekali kau menendang penis ku yang perkasa, ckk gadis kasar." Ucapnya vulgar tanpa peduli reaksi dari sang gadis.

Boss and Secretary || TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang