08.Having Fun

1.2K 111 35
                                    

Budayakan untuk menekan Vote dan Comment sebelum atau sesudah membaca cerita.
.
.
.
.
.
Happy reading.

"Tidak-tidak ini kurang bagus, lalu ini terlalu biasa, eum yang ini tidak lucu sama sekali malah menyeramkan. Yang ini lucu tapi yang ini juga lucu, aishh aku harus pilih yang mana!" Gerutu Jennie sebal. Tangan dan matanya sibuk memilih rentetan benda lucu yang ingin dibeli olehnya di sebuah toko yang berada di taman hiburan.

Victory hanya berdiam diri sambil memperhatikan sosok gadis cantik yang tengah memilih sesuatu benda yang tidak tahu apa namanya. Mungkin yang biasa dipakai di kepala, entahlah Victory tak tahu apapun tentang semua benda itu.

"Ah benar-benar menyebalkan."

"Ada apa, hm?" Victory mulai bertanya pada sang gadis yang terlihat kesal. Dia mengelus kecil pipi chubby yang sangat menggemaskan itu.

"Aku bingung, V." Jawabnya dengan bibir yang mengerucut lucu.

"Bingung kenapa?"

"Lihatlah aku kesal karena tidak bisa memilih mana bando yang lebih bagus untukku." Adunya pelan pada pria dihadapannya. Jennie menduselkan hidungnya pada dada bidang Victory.

Ingin tahu bagaimana raut wajah Victory sekarang? Dia terkejut setengah mati matanya sedikit melotot dengan bibir yang terbuka dan badannya menegang kaku tidak berkutik ketika Jennie mendusel pada tubuhnya bak anak kucing yang lucu. Wtf!! Kebaikan apa yang telah Victory lakukan di kehidupan sebelumnya sampai gadis berhati dingin tak tersentuh seperti Jennie bisa bersikap sangat manja dan menempel padanya.

"Victory kau mendengarkan aku tidak sih?" Jennie memukul pipi Victory dengan kencang.

Victory yang mendapat pukulan di pipinya pun langsung tersadar dan mengaduh sakit tentunya hanya berpura-pura. "Awh apa yang kau lakukan? Kenapa memukul ku? Ini sakit, ckk apa hobi mu sekarang memang memukul orang termasuk aku, begitu ya."

"Maafkan aku. Apakah benar-benar sakit?" Tanya Jennie khawatir membawa satu tangannya untuk mengelus lembut pipi sang pria.

Tubuh Victory menegang hebat seluruh saraf otaknya berhenti untuk sesaat ketika gadis itu mengelus pipinya dengan sangat lembut oleh tangan halus sang gadis yang seperti kulit bayi. Sentuhan tangan Jennie mengalirkan sebuah sengatan listrik yang mengalir di seluruh inti tubuhnya.

Victory menatap balik manik kucing yang terlihat ada setitik perasaan khawatir didalamnya. Arah matanya turun ke bawah menatap bibir kemerahan yang sedikit terbuka. Sialan, tiba-tiba Victory tertarik ingin mencicipi bibir candu milik gadis itu lagi. Dia sangat ingat bagaimana rasanya saat pertama kalinya Victory mencium Jennie, dari detik itu juga dia memutuskan bahwa bibir Jennie adalah candunya.

"Aku minta maaf. Aku tak bermaksud-"

"Kau khawatir atau merasa bersalah karena telah menampar ku?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Victory.

"Aku...aku k-khawatir juga merasa bersalah, Maaf." Ucap Jennie menundukkan wajahnya.

Victory tersenyum tipis hatinya begitu senang dan berbunga-bunga mendengar ucapan Jennie yang terlampau jujur.

"Hei, look at me." Victory membawa dagu Jennie untuk menatapnya. "Jangan meminta maaf, kau tidak bersalah. Lagipula ini hanya sakit sedikit."

Boss and Secretary || TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang