13.Almost Did It [M]

1.8K 95 12
                                    

Budayakan untuk menekan Vote dan Comment sebelum atau sesudah membaca cerita.
.
.
.
.
.
Happy reading.

[Warning : Mature Content⚠]

"Good morning baby." Suara berat itu mengalun indah di telinga Jennie ketika membuka matanya secara perlahan.

Jennie tersenyum manis bukannya beranjak bangun gadis itu malah semakin mempererat menenggelamkan wajahnya pada dada bidang sang pria.

Victory terkekeh kecil. "Ada apa, hm? Kenapa pagi ini kau terlihat sangat manja?" Tanyanya memastikan karena tidak biasanya Jennie bersikap seperti ini ketika bangun tidur.

Jennie menggesekkan wajahnya pada dada bidang Victory mencium harum alami yang menguar dari tubuh pria itu membuat dirinya akan selalu candu menghirup nya.

"Tidak apa-apa. Hanya ingin saja. Apa aku tidak boleh bersikap manja pada kekasihku sendiri?"

Victory mengulum senyumnya, dia bagaikan remaja puber yang baru jatuh cinta saat ini.

"Sangat boleh. Aku ingin melihatmu seperti ini seterusnya dari pada melihat aura dingin yang kau tunjukkan, lebih baik aku melihat keimutan mu setiap hari."

Victory menangkup wajah kecil sang wanita agar menatapnya. Kemudian dia menyatukan belah bibir dari masing-masing.

Awalnya ciuman itu memang terasa manis karena hanya sebuah kecupan dan lumatan lembut. Namun lama-kelamaan Victory semakin beringas melumat bibir candu gadisnya.

Jennie sampai meringis ketika Victory menggigiti bibir atas dan bawahnya dengan sedikit kuat. Jennie yang sudah tidak bisa berpikir jernih pagi ini dia pun hanya bisa pasrah. Akal sehatnya entah kemana, yang pasti saat ini Jennie begitu menginginkan Victory.

Ragu-ragu, Jennie membalas ciuman bringas Victory. Walaupun terlihat kaku setidaknya Jennie berusaha membalasnya tak kalah bergairah kan?

Menit telah berlalu dan kegiatan dua sejoli ini semakin membakar gairah api di pagi hari yang cerah. Bahkan tangan Victory mulai menyusup masuk pada piyama bergambar cinnamorol yang dikenakan oleh Jennie.

Tangan Victory menyusuri perut rata milik gadisnya yang sehalus kain sutra. Semakin naik ke atas menuju dua gundukan sintal yang selalu membuat Victory menelan ludah kasar.

"Anghh." Desahan laknat itu keluar tanpa bisa di cegah dari mulut Jennie.

Victory melepaskan ciumannya sejenak menyeringai. Jennie di buat bergidik ngeri ketika melihat tatapan penuh gairah dari mata setajam elang pria itu di tambah seringaiannya yang membuat Victory semakin sexy, eh.

Seperkian detik dengan cepat Victory langsung meremas payudara sang gadis. Membuat Jennie memekik pelan dengan lenguhan merdu yang mengalun indah.

"Kau suka ketika aku melakukan ini, hm?" Belum sempat Jennie menjawab Victory memotong ucapan gadisnya. "Senang melihatmu mendesah begitu sensual. Tandanya kau menyukai dan sangat menikmati ketika aku meremas kedua payudaramu." Ucapnya tanpa filter.

Damn. Terkutuklah kau Victory, Jennie menyumpahi kalimat itu dalam batin kecilnya.

Jennie tak bisa mengatakan kalimat apapun karena dirinya juga tidak munafik bahwa sentuhan tangan kekar Victory pada seluruh bagian tubuh sensitif miliknya memang sangat nikmat. Jennie menyukainya, dia jujur akan hal ini.

Boss and Secretary || TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang