NDR 24

48 4 1
                                    

Sebelum Rey mengulurkan tangan nya, Rey langsung membalikan badan nya dan pergi meninggalkan Dina tergeletak duduk di bawah lantai.

Sekali lagi, Rey tidak cinta pada Dina, Rey hanya ingin membalaskan sakit hati nya pada Dina.

"Kasian ya yang ditinggalin"
"Ceper amat si jadi orang"
"Cinta ko di paksa si"
"Hahahaha"

Semuanya tertawa dan membicarakan Dina dan Rey. Dina yang langsung menurunkan tangan nya pun langsung berdiri dengan gerakan kasar. Dan di barengi dengan raut wajah yang begitu kesal dan malu yang bercampur an.

Nita yang melihat hal itu tertawa sinis dan menghampiri Dina yang masih berdiri ditempat yang sama.

"Cup cup cup, kasian ya jatuh, tapi ga ditolongin ayang" Ejek Nita menggeleng gelengkan kepala dengan senyuman sinis.

Dina hanya mengalihkan pandangan mata nya saat Nita menatap nya. Senyuman Nita turun saat memandangi Dina.

"Gw masih ga nyangka, ternyata temen deket gw malah jadi selingkuhan! " Ujar Nita.

Sebenarnya Dina itu adalah anak baik, namun karena obsesi nya yang ingin mendapatkan Rey berubah menjadi jahat, walaupun sebenarnya di hati nya itu masih ada secuil kebaikan, namun dia tergila gila dengan Rey dan terobsesi sehingga dia melupakan saat masa dia menjadi baik.

"Temen baik itu, ga mungkin rebut pacar temen nya sendiri! " Ujar Nita.

Saat ucapan itu keluar dari mulut Nita, Dina menoleh dan menatap tajam wajah Nita.

"Lo bicara in tentang teman baik? Teman baik? Serius lo? Oke sekarang gw suka sama Rey, dan teman baik itu harus rela melespaskan pacar nya demi teman nya! Apa lo sanggup?! Buktikan ucapan lo tentang teman baik! " Ujar Dina menatap tajam mata Nita.

Tak lama dari itu Dina pergi meninggalkan Nita dengan gerakan kasar. Nita yang melongo dan dengan pikiran kosong nya itu, masih terngiang ngiang dengan ucapan Dina.

"Apa aku harus tinggalin Rey? Apa Rey suka nya sama Dina? Aku ga boleh egois, mungkin Dina berubah seperti ini karena cinta nya pada Rey yang terhalang oleh aku?! " Umpat nya sendiri dengan wajah yang datar.

Tiiingg..

Dengan suara bel masuk berbunyi, Nita tersadar akan lamunan nya itu dan pergi ke kelas nya.

Kini Nita yang sedang duduk sebangku dengan Dina hanya berdiaman diri, yang biasa nya mengobrol, curhat, saling bertukar cerita, kini mereka berdiaman dan kursi nya juga agak lebih berjarak dari biasa nya.

Mereka belajar seperti biasa. Namun tanpa saling berbicara sama sekali.

Sembari belajar, dalam pikiran Nita masih terbayang bayang dan terngiang-ngiang dengan ucapan Dina.

Nita bingung harus pilih apa? Antara teman dan cinta nya. Jika dia memilih cinta nya, mungkin dia akan merasa bersalah dan sangat egois terhadap dirinya sendiri, dan jika dia memilih teman nya, mungkin Cinta nya akan bertepuk sebelah tangan.

___________

Tiiinggg..

Bel pulang telah berbunyi, semuanya membereskan buku nya masing masing dan bersiap siap untuk pulang.

Semuanya membaca doa pulang sekolah dengan serempak yang di pimpin oleh pemimpin kelas.

Sebelum pulang, Nita ingen berbicara dengan Dina. Entah masalah penting apa yang ingin ia sampaikan pada Dina.

"Setelah ini, temui aku di kamar mandi cewek, ada hal penting yang ingin aku sampaikan" Ucap nya berbisik tepat di samping kanan telinga Dina. Dina hanya membalas hal itu dengan anggukan kecil nya.

__________

Tak lama kemudian, Nita sudah menunggu di kamar mandi cewek namun di luar toilet nya dan hanya berbicara di tempat berias depan toilet nya namun di dalam kamar mandi.

Nita masih menunggu kedatangan Dina. Ia terus mondar mandir ke kanan dan ke kiri. Kaki nya pun berhenti saat melihat ada kaki yang baru saja masuk ke kamar mandi. Ia mendongak ke atas melihat penampilan orang tersebut.

Orang itu adalah Dina yang datang atas panggilan Nita. "Lama banget si! " Ujar Nita.

"Tadi gw udah piket dulu, cepetan ada hal apa yang begitu penting nya sehingga harus di sampaikan sembunyi sembunyi" Tanya nya.

Nita terdiam dan ragu untuk mengatakan nya. Disisi lain, Rey yang hari ini ada jadwal bermain basket pun pergi ke toilet untuk berganti pakaian, yang kebetulan toilet nya bersebelahan dengan ruangan toilet wanita, Rey harus melewati kamar mandi wanita untuk sampai di toilet cowok.

Seperti yang kalian ketahui, di depan toilet dan di dalam ruangan kamar mandi, ada Nita dan Dina yang sedang berbicara serius. Rey melangkah dan melangkah menuju kamar mandi. Ia berhenti ketika mendapati Nita dan Dina yang sedang berbicara serius di dalam kamar mandi. Dan memilih untuk ngumpet di balik dinding dan memicing mendengarkan obrolan mereka berdua. Dengan kepala yang menongol namun tubuh nya ngumpet di balik dinding.

Kembali lagi pada tokoh Nita dan Dina yang kini masih memicing diam.

"Aku ga mau egois dengan memilih pacar ,namun ada teman dekat ku yang sangat mencintai nya"

"Aku ga mau hanya gara gara cowok, pertemanan kita berakhir, dan aku juga ga mau egois, dan aku ga mau, karena ke egois an aku, akan merubah sikap mu yang begitu baik menjadi jahat karena obsesi mu" Jelas Nita.

Mendengar ucapan Nita, Dina memicing diam dengan wajah yang datar, senang dengan yang ia tunggu tunggu akhirnya akan menjadi milik nya itu bercampur aduk dengan rasa bersalah nya itu pada Nita.

Karena obsesi nya, Dina kini lebih memilih untuk menerima dan tidak memperdulikan perasaan Nita. Ia pun memeluk Nita dengan wajah tulus tersenyum.

"Makasih ya, makasih udah merelakan Rey buat gw" Ucap Dina.

Nita membalas pelukan itu dan tersenyum mengangguk.

Disisi lain Rey yang mendengarkan kebenaran pahit itu langsung beranjak dari persembunyiannya dan menghampiri mereka berdua dengan gerakan kasar.

"Oh jadi ini yang kalian sembunyikan dari gw! " Ujar nya secara tiba-tiba sontak membuat Nita dan Dina kaget dan refleks melepaskan pelukan nya itu.

"R-rey? " Ucap Nita gugup.

"Udah lah gw udah tau semuanya" Ucap nya memotong dan membentak.

"Kalian tega, memainkan perasaan orang lain, dan kalian mementingkan perasaan diri kalian sendiri! Sedangkan gw? Kalian ga pernah menanyakan perasaan gw kayak gimana! Sekarang yang egois itu diri kalian sendiri tau ga! " Ujar Rey refleks meninggalkan kamar mandi itu dengan gerakan kasar dan pergi ke balkon atas.

Rey sangat sakit hati , orang terdekat nya memainkan perasaan nya tanpa memperdulikan perasaan Rey saat itu.

Rey memicing diam di pinggiran balkon atas dengan kaki yang sudah naik itu diam dan bersedih memikirkan perkataan mereka berdua tadi.

Apakah Rey akan menjatuhkan diri nya sendiri? Ataukah Rey akan meninggalkan mereka berdua? Ataukah memilih salah satu nya? Jangan lupa baca terus dan vote juga agar author tambah semangat lagi untuk melanjutkan nya.

NITA AULIA SYARINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang