"Sesuai dengan janji kamu, karena kamu udah di bully sampai ke fisik kamu kamu harus publish oky? " Tanya Steven serius. "Iya bang tapi jangan dulu, aku masih seru bermain dengan mereka lagian juga aku hanya sedikit terluka" Ucap Nita. "Terserah,abang kasih 1 kesempatan lagi tapi yang jelas jika kamu melanggar nya lagi abang jamin ga ada lagi ampun buat kamu" Ucap Steven tegas. "I-iya bang" Ucap Nita.
Bruuukk...
Sontak suara itu membuat mereka kaget, dan yang lebih membuat mereka kaget adalah orang yang melihat mereka adalah Maria yang membawa jus atas nampan dan nampan itu baru saja terjatuh.
"Bunda? " Mereka menyebut nama bunda dengan kaget. "Bunda mendengarkan pembicaraan kita? " Tanya Nita. "Kenapa kalian kaget begitu melihat bunda? Pelayan.. Tolong beresin gelas pecah ini ya" Ucap Maria. Nita dan Steven membawa Maria untuk berbicara sembari duduk. Akhirnya mereka pun duduk di kursi yang berada di halaman rumah.
"Bunda tadi mendengar pembicaraan aku sama abang? " Tanya Nita lagi. "Tadi kalian serius banget ngobrol nya kalian ngomongin apa? Bunda ga kedengeran tadi" Memang benar bunda nya ga bohong tadi memang jelas jelas bunda nya memang baru saja datang. Mereka menghela nafas bebas.
"Huuuhhh.. Akhirnya" Ucap Nita pelan. Namun suara nya itu tak sengaja terdengar oleh bunda nya. "Hah apa? Akhirnya apa? " Tanya Maria. "Eh bunda engga gapapa hehe" Nita kembali lega untung saja Maria ga mendengar pembicaraan mereka , kalau dia dengar masalah jadi panjang lagi. Waktu sudah sore mereka masuk ke dalam rumah.
**
*
*
Bruuukkk..
Saat Nita menuju ke kelas nya, tak sengaja ia berpapasan dengan Rey dan mereka bertubrukan. "Aduuuh kenapa si setiap gw ketemu sama dia selalu siallll terus" Umpat Nita mengeluh, namun telinga Rey tajam, ia mendengar Nita mengatakan tentang nya itu.
"Apa? " Tanya Rey. "Eh lo dengar? " Tanya Nita menoleh. "Ya dengar lah gw masih muda telinga gw ga budek" Ucap Rey. Nita tertawa sedikit dan apa katanya tidak budek? Rey makin hari makin lucu banget pengen nyubit.
"Napa lo ketawa? " Tanya Rey. "Engga cuma lucu aja" Ucap Nita. Nita hendak pergi namun lagi lagi Rey menghentikan nya. "Minta nomor WA kamu" Rey menggengam lengan Nita yang hendak pergi. Nita berbalik "buat apa lo tiba tiba minta minta nomor, ga ada" Ucap Nita.
"Please.. Pelit banget si lo, please yah atau gw akan marah sama lo" Ucap Rey sembari menyatukan kedua tangan nya memohon. "Marah ya marah aja kenapa gw yang repot" Ucap Nita "oh ya udah " Rey benar benar pergi dan kini ia menyebrangi lapangan basket, disana ada kelas Ips 3 yang sedang latihan basket.
Saat Nita melihat Rey yang benar benar marah padanya, Nita langsung mengejar cowok itu. "Tunggu! " Namun Rey tidak mendengarkan nya. Nita langsung menghalangi jalan Rey ke depannya sembari merentangkan kedua tangan nya. "Tunggu ! Lo beneran marah? " Tanya Nita. "Menurut lo? " Sebenarnya Rey hanya mengerjai nya aja didalam hati Rey ketawa melihat tingkah Nita ini.
Terlihat di belakang Nita ada yang melempar sebuah batu yang sangat besar namun tidak terlalu besar, batu itu hendak di lempar seseorang ke arah Nita, untung nya saja ada Cowok itu yang melihat nya sehingga..
Bruuukkk..
Rey menarik tangan Nita di posisi Rey dan kini Rey di posisi Nita dan akhirnya yang terkena lemparan batu itu adalah Rey.
"Rey.... " Nita sontak kaget dan melotot melihat Rey berbaring di lantai dengan kepala yang bocor darah. "Rey lo keluar banyak darah" Ucap Nita cemas. "Mana nomor WA nya? " Rey di saat begini masih bisa aja ya. "Ish lo ini" Nita memukul perut Rey. "Ih ko di pukul" Karena kepalanya sangat amat bocor dan darah yang keluar juga tidak begitu sedikit akhirnya Rey pingsan di lapangan, dan kini semuanya Mengerumuni mereka berdua.
"Rey, lo kenpaa? Rey? " Nita memukul mukul kan kedua pipi Rey sembari membangun kan nya. "Hey tolong bantu gw bawain dia ke rumah sakit cepet" Nita melihat ke semua orang yang ada di sana namun ga ada yang membantu nya sama sekali, sehingga terpaksa Nita harus melakukan nya sendiri. Nita menggendong Rey. 'Berat banget si lo Rey' gumam Nita. "Ada yang bawa motor ga?" Tanya Nita, lagi lagi mereka diam hanya melihat pemandangan saja.
"Sialan! " Nita tak sengaja memukul selangkangan cowok di samping nya sembari menggendong Rey di punggung nya itu.
Buuughhhh..
Nita pergi ke parkiran membawa Rey di punggungnya, dan dia melihat motor besar yang sama seperti motor punya Rey, Nita langsung mendudukan Rey di motor hitam itu dan mencari kuncinya di setiap saku seragam Rey. Akhirnya Nita menemukan kunci itu, ia pun naik motor dan melajukan motor nya.
Bruuuummmmm...
Saat berada di jalan menuju rumah sakit , di pikiran Nita memikirkan kalau semuanya kesalahan nya, karena Rey udah melindungi nya dari lemparan batu. Tak terasa Nita dan Rey sudah sampai di rumah sakit Jaya Pelita.
**
*
*
Karena benturan yang sangat keras di kepala Rey sehingga Rey harus di operasi dan kini Rey sudah berada di ruang rawat. "Rey lo gapapa kan? " Tanya Nita sembari melihat keadaan Rey berbaring di tempat tidur rumah sakit.
Ceklek..
Sebelum Rey menjawab pertanyaan Nita tiba tiba pintu ruangan nya terbuka, dan ternyata itu adalah keluarga Rey, terlihat ada ibu dan ayah nya Rey dan juga adik nya Rey yang mungkin berusia 5 tahun.
"Rey.. " Seorang ibu dan ayah memeluk Rey yang berbaring di rumah sakit. "Ayah, ibu? Kenapa kalian ada disini? Kalian tau dari mana aku ada disini? " Tanya Rey. Kini keadaan nya sedang tidak berpelukan.
"Tadi aku yang udah menghubungi keluarga kamu" Ucap Nita. "Iya tadi ada teman kamu menghubungi kita" Lanjut ibunya, ibu Rey bernama laras. Ia mungkin sudah berusia 50 tahun. 'Kok aku kayak pernah melihat ibu dan ayah nya Rey yah tapi dimana? ' gumam Nita.
"Makasi ya cantik udah nolongin anak kita" Ucap Bu Laras. "Iya bu sama sama maaf bu tapi ini semua salah ak-"
"Maksud nya maaf karena telat bawa aku kesini gitu" Ucap Rey memotong. "Ouh gitu ya, makasi ya cantik" Ucap Bu Laras. "Iya bu sama sama" Ucap Nita.
Nita hendak meninggalkan ruangan namun..
"Tunggu! " Rey menghentikan Nita sembari menarik tangan nya Nita.
"Aku mau ke sekolah lagi" Ucap Nita.
"Temenin gw disini ya" Ucap Rey memohon.
"Tapi kan ada keluarga lo disini" Ucap Nita.
Rey melepaskan genggaman yang ada pada Nita, Nita pun meninggalkan ruangan. Apakah cinta mereka akan bersatu? Akankah Nita benar benar akan pergi meninggalkan Rey ? Ataukah akan menemaninya?

KAMU SEDANG MEMBACA
NITA AULIA SYARINA
Fiksi Remaja"Reyyyy!! Huaaaa.. " Di sekolah saat istirahat. Nita memeluk erat Rey dan menangis. Begitu pula Rey menangis dan memeluk Nita. "Nita aku mau bicara s-sesuatu" "Aku juga" Rey meleraikan pelukan nya. Keduanya menangis entah kenapa. Mungkin mereka ing...