15. Bersama Nathan & Fajar

55 10 148
                                    


"Hati ini telah memilihmu, tetapi tembok di antara kita terlalu tinggi. Apa yang harus aku lakukan untuk memecahkan tembok ini agar bisa bersamamu?"

~ Nathanael Christian ~


Karena masih sangat pagi dan ia merasa bosan, Senjana memutuskan berkeliling sekolah SMA Negeri 13 Kabupaten Tangerang. Hawa sejuk menyentuh kulit membuat Senjana merasakan segar pada tubuhnya. Saat tengah asyik menatap taman di sekolahnya, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya, membuat Senjana terkejut.

"Hai." Pemuda itu tersenyum manis ke arah Senjana.

"Eh, lo." Senjana tersenyum balik ke arah pemuda pemilik kalung salib itu.

"Jalan-jalan?"

Senjana menganggukkan kepalanya. "Iya, nih. Bosen di kelas," jawab Senjana.

"Gue temenin, yuk," ajak Nathan.

"Em ... boleh. Ayo." Senjana kembali berkeliling bersama Nathan. Nathan terus saja menatap Senjana yang terlihat ceria dengan senyuman yang sangat manis.

"Lo nyaman nggak kalau berduaan sama gue?" tanya Nathan memastikan.

"Em, nyaman aja. Kenapa?" sahut Senjana.

"Oh, baguslah."

Mereka menatap ke arah Mading yang dipenuh beberapa karya siswa atau siswi SMA Negeri 13 Kabupaten Tangerang. Ada yang dari organisasi OSIS, jurnalistik, ada yang dari umum, atau pengumuman penting di sekolah.

"Gue kapan-kapan mau setor karya gue, ah. Seneng banget kalau lihat kayak gini," ujar Senjana yang tiba-tiba mengangetkan Nathan.

Nathan mengerutkan keningnya. "Emangnya, lo punya hobi apa?"

"Em, menulis. Puisi, cerpen. Dari SD gue suka nulis dan dipajang di mading. Waktu SMP juga gitu. Pokoknya gue suka mengabadikan karya dipajang, deh," sahut Senjana.

"O-oh, ya udah coba aja kirim. Semoga dipajang. Gue jadi penasaran, deh."

"Haha ... gue coba, deh. Kalau lo sendiri hobinya apa?" tanya Senjana yang penasaran.

"Gue lebih suka baca buku."

Senjana berbinar. "Wah, rajinnya."

Nathan menggelengkan kepalanya. "Em, enggak juga, tuh."

"Eh, biasanya kalau orang suka baca buku, orang yang rajin mencari ilmu. Bener, dong," sahut Senjana.

"Tapi, gue nggak serajin itu."

Namun, tiba-tiba saja Fajar menghampiri mereka membuat mereka menghentikan percakapan. "Woy!" teriak Fajar memang tidak sopan.

"Woy, ngapain?" tanya Nathan kepada Fajar.

"Lo kemana?" tanya Fajar.

"Jalan-jalan."

Fajar menatap ke arah Senjana. "Lo ngapain berduaan sama Nathan?" interogasinya. Tatapannya seperti tidak suka Senjana dekat dengan Nathan.

Senjana memutar bola matanya dengan malas. "Apaan sih, lo? Kepo."

"Ya, kita jalan-jalan aja. Kenapa, Jar?" tanya Nathan.

"Jangan jalan sama nih, cewek. Dia cerewet banget, loh!" Fajar berusaha memprovokasi Nathan, tetapi Nathan malah tertawa lepas.

"Kata siapa? Senjana ini nggak cerewet, kok. Dia baik," jawab Nathan tanpa ragu.

"Dih, lo jangan gampang percaya sama nih, cewek, Than. Dia cerewet banget minta ampun!"

Senjana menatap tajam Fajar. "Heh, itu juga karena lo yang nyebelin! Nathan, dia ini tuh, suka ngambil barang-barang gue. Ya kali gue diem aja. Menurut lo, yang nggak waras gue apa Fajar?" tanya Senjana.

Cinta Campur Gengsi [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang