Ruangan rawat Jisoo saat ini hanya ada Chaeyoung ,Irene yang pergi sejak setengah jam yang lalu untuk mengurus pelaku penusukan yang sudah di tangkap sedangkan Lisa dan Jennie pulang untuk mengambil baju ganti.Hanya ada suara monitor yang memecah keheningan,Chaeyoung duduk disamping brankar Jisoo hanya menatap lekat wajah damai Jisoo yang sedang tertidur sangat lelap.
"Aku membenci mu,tapi juga takut kehilangan mu" Ucap lirih Chaeyoung
Air mata yang sudah ia tahan sedari tadi akhirnya keluar ,mengalir seperti aliran sungai yang sangat deras.
"Hiksss Jisoonie tolong buka matamu,aku sungguh takut hikss" Chaeyoung membelai wajah Jisoo ,merapikan rambut yang tidak berantakan di sekitar kening Jisoo.
Mengingat betapa acuh dirinya terhadap Jisoo membuat dirinya merasa bersalah.bahkan Chaeyoung sudah membuat tembok yang begitu tinggi agar Jisoo tidak bisa menebusnya.
"Aku pikir ,aku tidak butuh dirimu,ta—pi hikss ... tolong bertahan Eonnie."
Tapi nyatanya,Chaeyoung sangat menyayangi Jisoo,seberapa besar rasa benci terhadapnya ternyata rasa takut kehilangannya lebih besar,Chaeyoung tidak ingin Jisoo pergi.
Jika saja Jisoo sadar,Jisoo pasti akan menenangkan adiknya,namun apalah daya tangan tak sampai,dia masih enggan membuka matanya,entah mimpi apa yang sedang dia alami.
*****
Di kantor polisi Irene sudah siap meninju wajah pelaku penusukan terhadap Jisoo.
"Kau! Kenapa kau melakukan itu!"
Lelaki itu hanya menunduk diam.
"Yakk!!!! Kau tuli,siapa yang menyuruhmu!!!" Dengan susah payah beberapa polisi menahan Irene agar tidak mencakar wajah pelaku.
"Nona Irene tenanglah,duduk " Ucap pengacara yang membantu Irene.
Akhirnya Irene tenang,lalu duduk berhadapan dengan pelaku.
"Katakan siapa yang menyuruhmu!" Irena tak sabar
"Tidak ada"
Irene berdiri siap menerkam,namun pengacaranya langsung mencegah
"Nona Irene duduk"
"Siapa yang sudah menyuruhmu untuk melakukan itu? Kau tau kan jika kau berbohong hukumanmu akan bertambah kali lipat" Tahya Pengacara yang kulai mengajukan pertanyaan.
"Ti—dak ,Aku Tidak ber—bohong,aku melakukannya karena ingin" Jawab si pelaku.
"Karena ingin,kau gila! Cepat jaw—"
"Nona Irene tolong tenanglah,kita akan selidiki ini lebih lanjut,ini akan sia-sia" Ucap sang pengacara.
*****
"Baiklah,pastikan anak itu tutup mulut" Tuan Lee memutuskan panggilan.
"Bagaimana pelajaran kecil yang aku berikan padanya" tanya Tuan Lee kepada lawan bicara di depannya.
"Ini sangat seru" Jawabnya dengan bangga.
Mereka berdua tertawa atas apa yang di alami oleh Jisoo.
"Ini bahkan baru permulaan".
******
"Mmmhhh"
"Jisoonie, syukurlah " Chaeyoung merasa senang akhirnya Jisoo membuka matanya.
"Ch—aa-e-young-aa"
"Iya Eonnie,aku disini,aku panggilkan dokter ya"Chaeyoung menekan salah satu tombol untuk memanggil dokter.
"Pasti rasanya sangat sakit ya Eonnie" chaeyoung melihat Jisoo yang setengah mati menahan rasa sakitnya sampai mengeluarkn air matanya.
"M-a-af"
"Stttt, Eonnie tidak salah apapun,dokter akan segera datang"
Tiba-tiba saja suara monitor berbunyi sangat berisik dan tak lama tubuh Jisoo mengejang .
"Eonnie tolong jangan seperti ini hikss"
"Dokter!"
"Dokter tolong kakakku!"
Tittttttttttttttttttttttttt"JISOONIE!!"
To be continue.
Eh jisoo kenapa lagi woi😭✋🏻
Kalian bisa tebak siapa yang lagi ngomong sama Tuan Lee?Ini jadi gasi ceckout outfit ngelayatnya?🥹
Jangan lupa Follow,vote dan komen🥰
Minggu depan mulai sibuk sama tugas kampus,tolong kasih alasan biar cerita ini ngga hiatus?🥹
Jakarta,29 Agustus 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
I wuf u...Eonnie
FanfictionDarah lebih kental dari pada air. Apakah mereka bisa memperbaiki rumitnya menjadi dewasa?