Bab 6 Hyun Ki in danger

91 10 0
                                    

Setelah melaksanakan shalat subuh sambil menangis dan memohon petunjuk atas masalah berat yang menimpanya, perasaan Zahra sedikit lega bahkan Zahra telah bersiap untuk pergi ke kampus walaupun mata sembabnya masih terlihat jelas akibat menangis terlalu lama dan deras.

Ketika membuka pintu apartemennya, Zahra sedikit kaget ketika melihat seorang wanita berusia paruh baya dengan kemeja putih, jas hitam, celana hitam dan rambut yang disanggul seperti konde, membungkuk hormat kepadanya. Zahra yang tidak sempat menghentikan dibuat tidak enak hati.

"Maaf, Nyonya. Seharusnya saya memberikan hormat. Selamat pagi, Nyonya." Ujar Zahra canggung tanpa menghilangkan rasa hormatnya pada orang yang lebih tua. Setelah memberikan hormat dan salam, Zahra langsung bergegas keluar dari gedung apartemen karena mungkin saja Park Hyun Ki telah menunggunya di bawah.

Zahra yang merasa janggal dengan sikap wanita paruh baya yang telah memberikannya hormat, langsung membalikkan badannya kemudian bertanya agar tidak menjadi kesalahpahaman.

"Mohon maaf, Nyonya. Sepertinya anda mengikuti saya sedari tadi. Apakah benar? Atau hanya prasangka belaka? Sebelumnya, saya benar-benar minta maaf. Saya tidak bermaksud menuduh tetapi ingin bertanya saja." Tanya Zahra tanpa meninggalkan sopan santunnya.

"Perkenalkan, Saya Nyonya Choi. Saya ditugaskan untuk menjadi Asisten pribadi anda, Nona Fatimah Az-Zahra. Saya telah terlatih, terpercaya dan bersertifikat sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika ada yang Nona butuhkan atau inginkan, Nona dapat mengandalkan saya." Terang Nyonya Choi dalam bahasa Inggris sangat kaku dan tegas seperti seorang bodyguard tetapi juga terkesan seperti manajer.

Zahra hanya bisa mengangguk sambil tersenyum ramah berniat mencairkan suasana yang kaku. "Siapa yang telah mengutus anda, Nyonya Choi??" Tanya Zahra sangat penasaran, sambil berjalan menuju lantai bawah.

"Direktur muda Kim Yo Han."

🔪🔪🔪🔪🔪🔪

Setelah menyelesaikan tugas kuliah di perpustakaan hingga pukul 5 Sore. Zahra berniat untuk segera pulang ke apartemen.

Zahra yang telah berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh Nyonya Choi tidak sengaja melihat sesosok manusia yang tak terlihat batang hidungnya sedari pagi. Park Hyun Ki tidak masuk ke kelas apalagi menjemput Zahra dan sekarang malah muncul di penglihatan Zahra, Ia berdiri di depan jalanan sambil memandang spanduk listrik berpromosikan deodorant.

"Berhenti! Nyonya Choi!" Nyonya Choi langsung mengerem saking patuhnya atas perintah atasan. Untunglah tidak ada mobil yang melaju dibelakang mobil Nyonya Choi.

"Nyonya Choi. Saya akan menemui teman, sebentar." Pamit Zahra sopan seperti meminta izin kepada orangtuanya sendiri. Zahra tidak ingin mengganggap Nyonya Choi sebagai bawahan apalagi suruhannya.

Zahra dengan langkah semangat 45 menghampiri Korean Buddy yang hanya diam memandang spanduk listrik, seolah olah hanya ada dirinya dan spanduk, di dunia ini.

"Good Evening. Mr. Park Hyun Ki. Apa yang sedang kamu lakukan di sini seorang diri?" Ujar Zahra sangat ceria dan penasaran dengan tingkah Hyun Ki yang misterius dan tertutup.

Hyun Ki yang tidak membalas pertanyaan basa-basi Zahra, tak membuat Zahra menyerah untuk bertanya kembali mengenai keadaan Korean buddy nya tersebut, sebagai bentuk kepedulian Zahra.

"Kenapa kamu tidak hadir pada kelas hari ini? Ada banyak materi esensial dan tugas baru. Tapi kamu tidak perlu khawatir, kamu bisa bertanya kepada saya. Omong-omong kenapa kamu tidak mengikuti kuliah? Apa kamu sakit? Atau kamu memiliki masalah atau urusan penting?" Zahra memberikan Hyun Ki pertanyaan yang bertubi-tubi saking penasarannya.

"Bisa diam tidak!" Bentak Hyun Ki sangat marah seperti akan membunuh Zahra. Seakan-akan Zahra telah mengganggunya padahal Zahra hanya peduli.

Zahra yang terkejut berusaha untuk menenangkan hatinya bersabar, membiarkan Hyun Ki tenang. Sepertinya ada masalah dengan lelaki itu, pikir Zahra kasihan.

Selang beberapa menit, Zahra hanya diam menatap gelagat Hyun Ki namun tidak lagi ketika Hyun Ki mengeluarkan pisau lipat dari saku celananya kemudian dengan cepat menggores pergelangan tangan kirinya.

Zahra yang kepanikan ketika melihat pisau lipat semakin dibuat gemetar ketika Hyun Ki dengan santai melukai dirinya sendiri. Tanpa pikir panjang, Zahra langsung berusaha merebut pisau lipat dari tangan kanan Hyun Ki. Namun, sayang Hyun Ki lebih kuat dan cekatan menyembunyikan pisau supaya tidak jatuh ke tangan Zahra.

"Yang kau lakukan itu sangat tidak benar, Park Hyun Ki! Tanganmu tidak bersalah! Kenapa kau melukainya!"

"Kau benar! Aku yang bersalah. Aku telah menyakiti orang-orang disekitarku. Bahkan aku membunuh mereka. Aku memang pantas mati. Kenapa aku tidak mati saja! Aku memang egois!" Hyun Ki meluapkan emosinya pada Zahra.

"Jangan melantur! Tanganmu pasti kesakitan. Biarkan saya mengobatinya. Ayo ikuti saya!" Ujar Zahra berusaha untuk tidak memperburuk suasana dengan bertanya lebih jauh maksud dari perkataan Hyun Ki. Zahra lebih memilih memperbaiki masalah utama yaitu menghentikan pendarahan dipergelangan tangan Hyun Ki yang tak berhenti menetes sedari tadi.

"Sakit?! Apa itu rasa sakit?!! Saya tidak pernah merasakannya!" Hyun tersenyum sangat lebar seperti orang yang berpura-pura bahagia namun air matanya menggenang di pelupuk mata. Ia menertawakan kisah hidupnya yang miris. Zahra sedikit mengerti, ternyata mental Hyun Ki sedang sakit parah. Ratusan goresan luka lagi pun, tidak akan membuat Hyun merasakan rasa sakit.

Hyun Ki yang akan mengeluarkan pisau lipat untuk melampiaskan rasa bersalahnya, mendadak direbut oleh Zahra. Zahra tidak ingin mengalah dan membiarkan Hyun Ki melukai tangannya lagi. Akibat aksi rebutan tersebut, Telapak tangan kanan Zahra tersayat pisau lipat Hyun Ki.

Ajaib, Hyun Ki yang seperti orang kehilangan akal sehat langsung sadar dan merasa bersalah ketika melihat Zahra meringis kesakitan karena luka sayatan ditangan muslimah tersebut berdarah cukup deras.

"Mianhae, Jaheura! (Maafkan saya, Zahra)" ujar Hyun Ki spontan dengan bahasa tanah kelahirannya.

"Saya tidak akan memaafkan kesalahan kamu! Kamu harus mengobati luka saya!" Zahra sengaja berbohong tidak akan memaafkan Hyun Ki agar Lelaki tersebut mau ikut bersamanya, untuk mengobati luka mereka bersama-sama.

"Baiklah, saya akan mengobati luka kamu."

Zahra yang berhasil mengelabui Hyun Ki dalam arti positif, membawa lelaki dingin tersebut menuju mobil Nyonya Choi untuk mendapatkan pengobatan P3K.

"Kamu harus diobati dahulu, Hyun Ki. Setelah itu, kamu boleh mengobati luka saya." Zahra bernegosiasi. Hyun Ki yang tidak ingin mempersulit memilih untuk diobati terlebih dahulu oleh Nyonya Choi. Sedangkan Zahra mengobati lukanya sendiri, sesekali membantu Nyonya Choi mengoleskan obat cair pada luka Hyun Ki.

"Nyonya Choi, apa arti dari Jaheura dalam bahasa Korea?" Tanya Zahra sangat penasaran namun memilih untuk bertanya kepada Asisten pribadinya daripada Hyun Ki. Karena tidak akan dijawab.

"Mungkin kata tersebut berarti Zahra." Balas Nyonya Choi mengatakan kejujuran. Sontak, perasaan Zahra berdesir hangat ketika mengetahui Hyun Ki memanggilnya dengan panggilan khusus dalam bahasa negaranya sendiri, Korea Selatan.

ATTENTION

KATANYA INDONESIA ADALAH NEGARA TERRAMAH DAN SANGAT CARE.

TAPI KENYATAANNYA?

Padahal, novel ini genre nya religi lho!

Masa pembacanya sangat kikir dalam memberikan vote dan tidak mau menghargai karya seseorang melalui komentar?

Kenapa Harus Korea?! (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang