Bab 1 idol? Korean buddy? Oppa?

236 15 3
                                    

"Perhatian, para penumpang pesawat dengan nomor penerbangan XX3251 tujuan Bandara internasional Incheon, Republik Korea dipersilakan naik ke pesawat udara melalui pintu A12"

Zahra berdiri dari tempat duduk yang telah digunakannya untuk menunggu pengumuman dari pegawai Bandara Internasional Soekarno-Hatta mengenai keberangkatannya ke Negeri Ginseng.

Helaan nafas Zahra terdengar sangat barat. Tidak mudah bagi Zahra untuk menerima bahwa Korea adalah takdirnya untuk melanjutkan studi S-3. Terbesit semua kejadian buruk yang mungkin akan muncul menerpanya di sana. Memang sangat lumrah bagi orang yang se-overthinking Zahra.

"Bismillahirrahmanirrahim" gumam Zahra senada dengan batinnya yang ikhlas menerima kehendak sang Penakdir. Orang yang beriman tidak pernah takut apapun yang akan terjadi karna mereka menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. Mengandalkan Illahi Rabbi. Itulah yang Zahra yakini. Tanpa ragu Zahra berlari secepat mungkin menuju pintu A12.

✈️✈️✈️✈️✈️✈️

Jam dihandphone Zahra menunjukkan pukul 23.00 WIB artinya tepat jam 1 malam ia sudah menghirup udara yang berasal dari negara yang terkenal akan kualitas industri hiburannya yang tidak perlu diuji karena telah berhasil merambat ke kancah internasional. Waktu di Korea 2 kali lebih cepat dari waktu Indonesia bagian barat.

Zahra melangkahkan kaki kanannya sembari mengucapkan kata-kata yang menurutnya lucu tapi dalam artian positif.
"Assalamua'laikum, South Korea."

Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi tapi satu hal yang pasti; selalu akan ada hikmah dan hal yang indah di kesudahan suatu kisah apalagi suatu bab.

Malam hari tidak membuat Zahra takut karena masih tersisa beberapa penumpang yang juga tengah menunggu jemputan atau bahkan taksi. Namun malam kian larut, orang-orang yang berlalu mulai lenyap menuju tujuan masing-masing. Zahra hanya takut dirinya akan menunggu hingga subuh di Bandara. hal negatif terlintas dibenak Zahra dan tanpa sengaja dikarenakan jiwa ekstrovert-nya. Zahra mengucapkan hal yang tentu akan menghina pihak tetangga.

"Katanya orang Korea selalu on time. Ini kok gak sama sekali. Malah lebih parah dari orang Indonesia."

"Excuse me, can you show me your visa? (Permisi, bisakah anda memperlihatkan visa anda?)" Suara bariton terdengar dari arah belakang.

Secara Refleks Zahra membalikkan tubuhnya.

Deg

Tubuh Zahra terpaku akibat keberadaan laki-laki dengan jaket gelap dan masker hitam yang dikenakannya. makhluk seperti apa yang ada didepannya saat ini. Persis seperti Penguntit atau bahkan mirip member Idol yang akan berkencan dengan fans.

Penampilan yang tidak meyakinkan dari orang yang bertanya barusan membuat Zahra ragu untuk memperlihatkan visanya. Bagaimana tidak, tanpa babibu langsung meminta visa orang-----Astaghfirullah ini kan di negeri orang. Mana mungkin di Korea ada basa-basi.

Zahra menepuk jidatnya sembari mengucapkan kalimat yang bermakna permintaan ampunan tersebut. Istighfar.

"I'm only going to issue my visa once you tell me who you really are and what your purpose is to see my visa. (Saya akan memperlihatkan visa hanya jika Anda memberitahu siapa anda sebenarnya dan apa tujuan anda melihat visa saya)"

"I'm going to pick up an international student who will continue her undergraduate studies at Seoul National University. (Saya akan menjemput mahasiswi internasional yang akan melanjutkan studi S-3 di Universitas Nasional Seoul)"

"Why are you the only one picking me up? I mean, shouldn't it be 5 people? (Kenapa hanya anda yang menjemput saya? Maksud saya seharusnya ada lima orang, bukan?)"

Kenapa Harus Korea?! (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang