"Bagaimana, kalau kita semua, memainkan sebuah game?" Istri muda Direktur Jang yang kebetulan duduk disebelah kiri Yo Han, mengusulkan idenya, berniat mencairkan suasana yang tegang.
"Permainan seperti apa yang anda maksud Nyonya Jang." Tanya Direktur Kang mewakili perasaan semuanya.
"Permainan yang sangat romantis dan semakin mengeratkan hubungan antara pasangan masing-masing!" Balas Istri Direktur Jang yang sangat kreatif dan sering memiliki ide liar.
"Saya setuju untuk ikut serta! Apalagi, Direktur Kim sudah memiliki pasangan sekarang! Apa salahnya, kita memainkan game yang sedikit panas?? Right?" Istri Direktur Lee menimbrung.
"Coba jelaskan aturan dan teknik permainan yang anda maksud, Nyonya Direktur Jang." Minta Direktur Kang.
"Baiklah, So, Judul dari game kali ini adalah tisu membawa gairah. Caranya, pemula, misalkan, saya sendiri, akan memberikan tisu melalui gigi saya pada Direktur Jang. Kita semua akan saling mengoper dengan orang disebelah kita, hingga operan berhenti di orang yang kalah atau menyerah. Saya menggigit ujung tisu dan Direktur Jang harus mengambil tisu, dengan cara merobek tisu menggunakan bibir atau gigi. setelah itu, Direktur Jang akan memberikan pada Istri Direktur Lee. begitu seterusnya." Terang istri Direktur Jang dengan ide gilanya.
"That's good idea! Kebetulan posisi duduk kita semua, kanan kiri adalah lawan jenis." Ujar Istri Direktur Lee mendukung.
"Jika tisu semakin lama dioper, maka ukuran tisu akan semakin sedikit dan kecil. Pasangan terakhir mau tidak mau pasti akan berciuman. Bagaimana kalau pasangan terakhir tersebut bukan pasangan kita??!!" Ujar Tunangan Direktur Park, merasa keberatan dengan permainan yang menurutnya dapat merusak suasana dan hubungan masing-masing partner.
"Tenanglah. Anda tidak perlu khawatir nona Direktur Park. Kalian tidak akan membiarkan pasangan kalian, berciuman dengan orang lain bukan? Maka disanalah permainan akan berakhir. Misalkan, Direktur Park seharusnya mengoper kepada Nyonya Kim (Zahra) tetapi Direktur Park tidak mengoper karena tidak ingin terkena insiden ciuman, maka Direktur Park dan Partner harus bersedia dihukum. Hukumannya ditentukan belakangan!"
"Tidak terlalu buruk! Lagipula kita semua hanya bersenang-senang bukan??" Tambah Istri Direktur Choi.
Yo Han yang merasa keberatan memilih untuk pamit. Ia tidak ingin merusak Zahra hanya karena sandiwaranya. Ia juga mengerti maksud terselubung dari game yang dibuat oleh Istri Direktur Jang. Mereka semua pasti ingin melihat, Zahra dan dirinya melakukan adegan dewasa, demi membuktikan bahwa Zahra dan Yo Han adalah benar-benar suami istri, bukan pura-pura atau partner sewaan.
"Saya dan istri saya akan mencari beberapa makanan!" Ujar Yo Han meraih tangan kiri Zahra kemudian menariknya, untuk pergi dari rekan-rekan bisnis toksik.
"Ayo lah! Direktur Kim! Jangan buat kami semua, meragukan hubunganmu dan Nona Fatimah. Kalau kalian benar pasangan sungguhan, seharusnya kalian tidak takut untuk memainkan permainan ini. Sekalipun kalian mendapatkan hukuman berciuman didepan kami semua. Berdasarkan artikel yang pernah saya baca, menurut keyakinan Nona Fatimah, bukankah tidak masalah ataupun tidak akan berdosa, jika suami istri melakukan adegan romantis? Karena telah halal. Lagipula, disini tidak ada anak-anak dan hampir semua orang disini berhubungan panas." Direktur Jang tersenyum licik dan puas, menyudutkan Yo Han dengan kebohongannya sendiri.
"Betul! Saya setuju dengan Direktur Jang. Selain itu, Direktur Kim dan Nona Fatimah tidak perlu mencari makanan lain, karena kalian dapat memanggil pramusaji tanpa meninggalkan tempat duduk." Direktur Kang ikut membuat Yo Han tersudut.
Yo Han dan Zahra yang berdiri kembali duduk di bangkunya. Yo Han hanya bisa duduk sambil menyembunyikan amarahnya. Zahra benar-benar kehilangan kata-kata dengan perilaku teman bisnis Yo Han. Zahra berharap semoga bibirnya masih terjaga kesuciannya ketika pulang dari pesta ulang tahun Kim Myung Sik tersebut.
"Let's Start it! Nyonya Direktur Choi akan memulai terlebih dahulu melalui Direktur Lee. Kemudian Direktur Lee pada Nyonya Direktur Lee." Saran Nyonya Direktur Jang yang juga disetujui oleh yang lainnya.
Nyonya Choi menggigit ujung tisu dengan gigi bukan dengan bibir, karena jika menggunakan bibir, tisu akan mudah basah terkena air liur atau terkena lipstik, tisu berukuran 10×11 cm akan diberikan kepada Direktur Lee. Direktur Lee menggigit ujung tisu lainnya kemudian berupaya merobek tisu, dengan cara mengarahkan kepalanya kebawah, seperti gerakan merobek tisu menggunakan tangan, tetapi Direktur Lee merobek tisu memakai kepala dan giginya. Jika tisu ditarik paksa dengan cepat dan bukannya dirobek, maka bagian tisu akan langsung mengecil dan permainan akan cepat berakhir.
Nyonya Direktur Lee menggigit bagian tisu lain kemudian merobek menggunakan kepala dan giginya. Direktur Jang yang akan menerima tisu mendadak terhenti oleh ulah Direktur Park. Direktur Park menghidupkan lagu romantis di smartphonenya kemudian meletakkannya di titik pusat meja bundar mendekati elips tersebut, ditengah-tengah meja.
"Kenapa kalian semua menatap seperti itu?! Saya hanya ingin menghidupkan suasana di permainan ini." Ujar Direktur Park memperjelas.
Direktur Jang segera mengambil bagian tisu yang disodorkan Nyonya Lee dan menyerahkan pada istrinya. Melihat ukuran tisu yang masih besar, Zahra berucap syukur sekaligus menghela napas tenang.
Istri Direktur Jang yang memiliki niat buruk terhadap Zahra dan Yo Han, sengaja merobek dan membuat tisu menjadi berukuran kecil.
Yo Han yang hendak menerima tisu, hanya dapat mengambil sebagian kecil, dengan luas sekitar 4 sentimeter kuadrat. Jika Yo Han memaksa untuk mendapatkan ukuran lebih, maka bisa bisa bibir Yo Han dan Istri Direktur Jang bersentuhan.
Kedua bola mata Zahra melotot terkejut, ketika Yo Han menghadap ke arahnya sembari menggigit tisu berukuran kecil. Zahra tidak menyangka, ukuran tisu dapat mengecil secepat itu. Didalam hati, Zahra tidak henti-hentinya membenci Yo Han. Zahra berpikir, pasti Yo Han sengaja menjebaknya agar mereka dapat berciuman. Karena lelaki licik itu juga lah yang menjebak Zahra, untuk berpura-pura menjadi kekasihnya di pesta.
Yo Han mengarahkan tubuhnya yang duduk menuju Zahra, untuk memberikan tisu, begitupun Zahra yang mengarahkan kepalanya agar lebih mudah mendapatkan tisu yang sudah sangat kecil tersebut.
Zahra membuka mulutnya lebih lebar agar gigi Zahra dapat mengapit tisu tanpa bantuan bibir. Karena kalau Zahra menggunakan bibir, sudah pasti bibirnya dan Yo Han akan bersentuhan.
"Pasangan pura-pura ini sangat gigih! Membuktikan kebohongan mereka! Andai pun kalian berhasil memberi dan menerima tisu secuil itu. Kalian akan tetap mendapatkan hukuman, karena akan kalah dalam permainan. Dengan tisu yang sekecil semut itu, Nona Fatimah Zahra tidak akan mungkin mau menyerahkan pada Direktur Park. Begitupun direktur Park yang tidak akan menerima. Permainan berakhir, maka Nona Fatimah dan Direktur Kim akan dihukum melakukan adegan yang lebih panas lagi." Batin Nyonya Direktur Lee berpikir sangat senang.
Yo Han tidak sanggup berlama-lama menatap Zahra, dengan posisi yang sangat dekat sekitar 2 cm sambil melakukan adegan hampir seperti berciuman. Begitupun dengan Zahra. Mereka memilih untuk lebih cepat dalam mengoper tisu.
Ketika jarak mereka sangat tipis, Zahra dengan tergesa-gesa hendak mengapit tisu menggunakan giginya. Zahra semakin deg-degan ketika menyadari, jarak antara bibir mereka hanya sehelai benang. Jika salah perhitungan dan tidak berhati-hati, maka mereka berdua akan mengalami kiss accident, serta kehilangan first kiss masing-masing. Zahra akan mengambil ciuman pertama Yo Han begitu juga Yo Han.
Yo Han yang merasakan degup jantungnya sangat bertalu-talu dan kencang, saat wajahnya terlampau dekat dengan Zahra, memilih untuk menatap ke arah lain selain wajah Zahra. Sembari menunggu Zahra berhasil mengambil tisu dari giginya. Tanpa sengaja Yo Han melirik seorang pramusaji wanita, yang dikenalinya, tengah menatap lelaki tampan tersebut dengan tatapan tidak percaya. Sontak, Yo Han kehilangan fokus dengan kegiatannya yang masih menggigit ujung tisu dan tidak sengaja menggerakkan kepalanya. And.
Cup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Korea?! (Hiatus)
Fiksi RemajaBagaimana jika seorang gadis muslimah sederhana direnggut harta berharganya oleh CEO tampan asal Korea Selatan? Bagaimana seorang mantan Idol menemukan setitik cahaya hidayah di penghujung kehendaknya yang ingin segera pergi dari dunia? Fatimah Az-Z...