Hari terus berlalu dan berganti. Zahra tidak berharap apupun perihal siapa jodohnya. Zahra benar-benar 100% memasrahkan diri dan tidak melibatkan perasaan yang berarti. Jika seseorang ingin serius dan berusaha mendekatinya, maka Zahra akan terbuka dan tak akan mengelak lagi, karena Zahra telah memiliki niat untuk menikah.
Semenjak Ibu Zahra mengabarkan bahwa Ustadz Ali Hilman Fawwaz telah mengkhitbahnya. Zahra tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya sampai sekarang. Beberapa hari belakang, mereka berdua tidak pernah absen berbagi kabar masing-masing dan saling bertukar pikiran melalui Direct message di Instagram.
Bahkan saat berjalan menuju ke kafe yang menyediakan makanan khas Indonesia itu, tempat kerja part time Zahra. Gadis muslimah tersebut terus saja membalas pesan masuk dari Ustadz Ali.
Tanpa disadari Zahra, Seorang wanita cantik dengan style kantorannya bersama seorang lelaki muda dengan kaos dan jaket jeans, menatap heran tak percaya melihat tingkah Zahra yang sangat jelas salah tingkahnya. Tidak bisa menyembunyikan kondisi kasmarannya.
"Ehmm!! Ada yang lagi fall in love nih?!" Sindir Kak Hyun Ok agar Zahra menyadari keberadaan dirinya dan Hyun Ki.
"Astaghfirullah! Kak Hyun Ok?? Hyun Ki? Apa ada sesuatu? Apakah kakak ada perlu suatu hal dengan Zahra??" Tanya Zahra sengaja mengalihkan topik. Namun, wajah merona bak kepiting rebusnya, tidak dapat berdusta.
"Kamu lagi chatting sama siapa? Hayo!! Ciee! Akhirnya, adik perempuanku yang imut tapi jomblo ini, menemukan kekasih!!" Ujar Hyun Ok heboh membuat Pemilik kafe dan beberapa rekan kerja Zahra yang kepo, bergegas keluar menuju posisi Zahra yang ada didepan kafe.
"Siapa?! Siapa kekasih Zahra! Jangan bilang si Direktur konglomerat itu! Bisa-bisa drakor baru bakal release in real life ini mah!" Ujar Wanita paruh baya asal Indonesia yang telah dibayarkan utangnya, oleh Yo Han. Untunglah, Bu Bos mengatakan dalam bahasa Indonesia sehingga Hyun Ok dan Hyun Ki tidak mengerti dan berujung salah paham.
"Astaga, Bukan Bu Bos! Zahra telah di khitbah oleh lelaki yang insya Allah Saleh, yang berasal dari desa yang sama dengan Zahra. Dia orang Indonesia kok dan bukan pengusaha juga. Lagipula, mana ada drakor in real life! Yang plotnya itu, Seorang lelaki tampan dan kaya raya asal Korsel melamar seorang gadis muslimah biasa asal Indo. Itu semua hanya fiksi dan halu. Ada-ada saja Bu Bos mah!" Zahra menggeleng tidak habis pikir dengan khayalan sang pemilik kafe yang terlalu tinggi.
"Ih! Kamu mah Zahra! Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, apalagi di zaman sekarang! Kamu yang banyak berdoa ya! Bu Bos juga bakal selalu doa-in, supaya suatu saat nanti, kamu dan Direktur konglomerat itu dapat berjodoh."
"Gak ah! Zahra gak mau berumah tangga dengan seseorang yang tidak seiman dengan Zahra. Jodoh kita udah ditakdirkan dari dulu-dulu kali Bu Bos. Lagipula, Itu semua gak akan mungkin. Direktur yang telah membantu Bu Bos itu, sudah tidak ingin melihat, apalagi bertemu dengan Zahra lagi."
"Astaghfirullah!! Apa benar kalian memang tidak berjodoh? Bu Bos sangat sedih dan tidak ikhlas mendengar kabar buruk tersebut. Zahra, bawa masuk kedua temanmu ini. Bu Bos akan memberikan makanan gratis untuk pelanggan siapapun termasuk mereka karena sedang bad mood."
Zahra hanya tersenyum sambil melihat punggung Bos yang sudah lebih dulu masuk ke dalam kafe.
"Kak Hyun Ok dan Hyun Ki, Mari masuk ke dalam kafe. Dan cobalah untuk mencicipi makanan-makanan dari Indonesia?? Ibu Pemilik kafe ini, sedang bad mood dan akan menggratiskan makanan. Jadi, Ayo kita makan siang bersama?" Ajak Zahra dan akan melangkah lebih dulu memasuki kafe tetapi terhenti karena ucapan Hyun Ok.
"Apakah kamu benar-benar akan meninggalkan Hyun Ki? Dan menikahi laki-laki lain?"
"Bisakah kakak mengulangi ucapan kakak barusan? Zahra tidak terlalu mendengarnya." Ujar Zahra berbohong dan berpura-pura tidak dengar. padahal muslimah tersebut mendengar dengan sangat jelas perkataan Hyun Ok.
"Tidak ada, Zahra. Mari kita makan siang bersama." Hyun Ok melangkah sembari menggenggam telapak tangan Hyun Ki, berusaha menyalurkan kekuatan untuk adiknya.
Zahra tidak tega menyakiti perasaan Hyun Ok yang sangat berharap, bahwa Zahra akan menjadi calon kekasih Hyun Ki. Namun, Zahra lebih tidak akan sanggup membuat kakak beradik itu, menderita karena Zahra. Hyun Ki tidak menyukai Zahra. Keyakinan mereka berbeda apalagi status sosial mereka yang sangat jauh berbeda. Budaya yang berbeda. Negara yang sangat berbeda. Begitu besar dan banyak tembok antara Zahra dan Hyun Ki. Zahra juga sadar diri siapa dirinya dan siapa Hyun Ki. Sudah seharusnya, Zahra mengikuti alur hidup orang-orang pada umumnya. Dan tidak memaksakan suatu takdir yang belum tentu mereka berdua akan berjodoh. Zahra juga memilih untuk menjalani sesuatu yang pasti pasti saja. Ada seorang pemuda yang melamarnya, maka Zahra akan shalat istikharah. Dan jika Sreg maka Zahra akan menikah. That's it. Menurut Zahra hidup ini akan bahagia dan simpel jika kita berjalan ditempat yang seharusnya. Jangan memaksakan sesuatu yang belum pasti.
Apakah Zahra salah? Zahra hanya berusaha realitas dan tidak akan sanggup patah hati. Hanya karena dua orang lelaki Korsel yang belum tentu serius apalagi siap menjadi imamnya. Menjadi pembimbing dalam beragama dan kehidupan dihari dewasa hingga ke tua. Ustadz Ali memiliki keyakinan yang sama dengan Zahra. Sedang Hyun Ki dan Yo Han? Walaupun dua pemuda Korsel tersebut sangat kaya dan dapat menghidupi tujuh turunan Zahra. Namun, bagi Zahra harta saja belum cukup untuk dapat berumah tangga. Biarlah materi sedikit, tapi ilmu dan akhlak yang paling pokok. Zahra ingin membangun rumah tangga yang bernuansa Islami, tentram, rukun, dan ilmiah. Menurut Zahra, mimpinya tersebut akan lebih mudah terwujud jika dirinya disatukan dengan Ustadz Ali yang juga tidak kalah ganteng dan cerdas.
"Zahra, bisakah kita berbicara secara empat mata, di luar??" Ujar Hyun Ki yang sebelumnya hanya diam.
Zahra hanya membalas permintaan Hyun Ki dengan anggukan kecil karena tiba-tiba perasaan canggung dan tidak enak menyeruak dihati. Entah mengapa, Zahra merasa seperti telah menyakiti perasaan Hyun Ki saja, padahal mereka tidak memiliki ikatan apapun.
"Apakah benar kamu akan menikah bersama Lelaki yang telah melecehkanmu itu?? Apakah lelaki yang mengirimkan pesan terhadapmu tadi adalah laki-laki yang menodaimu??" Ujar Hyun Ki bertubi-tubi.
"Bu. Bukan urusanmu Hyun Ki!" Balas Zahra gelagapan dan tidak ingin membongkar kepada Hyun Ki. Zahra tidak ingin dikritik.
"Sepertinya tidak! Maaf jika perkataan ku akan menyinggung perasaanmu Jaheura. Tolong, Jangan bohongi lelaki yang tidak bersalah yang akan menikah denganmu itu. Tidakkah kamu memikirkan bagaimana perasaannya jika suatu saat ia mengetahui kebenaran, bahwa kamu telah membohongi dan menipunya. Kamu tahu, Apa yang paling berharga oleh seorang lelaki? Kehormatan istrinya. Jadi, jangan menikah jika bukan bersama pelaku, Zahra."
Perkataan Hyun Ki yang benar semakin menaburkan garam diatas luka Zahra. Zahra tidak dapat menolak apalagi membantah karena semua yang disampaikan Pria non muslim tersebut sangat benar tanpa cela. Zahra hanya bungkam sembari menghapus air mata yang keluar tanpa tangisan tersebut, saking pedihnya.
"Sekali lagi, saya minta maaf jika perkataan saya menyakitimu. Saya tidak ingin kamu menempuh jalan yang salah. Kamu tidak perlu khawatir Zahra. Jika pelaku pelecahan itu, tidak mau bertanggung jawab. Aku yang akan menikahimu, sesulit apapun jalannya." Ujar Hyun Ki menghela napas berat. Hyun Ki tidak menyangka bahwa ia akan berumah tangga diusia yang masih muda, bagi pemuda-pemudi Korsel. Hyun Ki rela mempertaruhkan hidupnya agar Zahra tidak menderita dan mengambil langkah yang salah. Hyun Ki tahu, di zaman sekarang, mana ada pelaku pelecahan yang mau bertanggung jawab. Maka dari itu, Hyun Ki bersedia mengusulkan dirinya untuk menjadi pertolongan terakhir bagi Zahra. Hyun Ki tidak tega melihat Zahra menderita karena tidak ada lelaki baik yang mau menerima kondisi Zahra yang tengah hamil karena dilecehkan. Hyun Ki juga tidak ingin membiarkan Zahra menipu lelaki baik yang tidak bersalah.
Dilain tempat, seorang pria paruh baya tengah menampar wajah lelaki tampan bak CEO, diruang kantornya sendiri. Bahkan sudut bibir lelaki gagah tersebut juga berdarah saking kerasnya hukuman yang diberikan harabeoji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Korea?! (Hiatus)
Novela JuvenilBagaimana jika seorang gadis muslimah sederhana direnggut harta berharganya oleh CEO tampan asal Korea Selatan? Bagaimana seorang mantan Idol menemukan setitik cahaya hidayah di penghujung kehendaknya yang ingin segera pergi dari dunia? Fatimah Az-Z...