Tanpa pikir panjang, Zahra langsung meraih lengan Massimo untuk ia rangkul dan memapah lelaki tersebut menuju rumah sakit terdekat. Kebetulan, ada rumah sakit disekitar Apartemen Zahra tersebut. Hanya berjarak 3 meter dari posisi mereka sekarang.
Namun, baru menyentuh lengan Massimo, lelaki tersebut langsung mendorong tubuh Zahra kasar. Massimo menolak untuk ditolong Zahra.
Bibir Massimo tidak berhenti meringis. Tangannya telah terlumuri oleh darah karena tangan tersebut digunakan Massimo untuk menghentikan pendarahan.
"Bertahanlah! Saya akan membawa Anda ke rumah sakit didekat sini!" Ujar Zahra tetap ingin menawarkan diri untuk membantu Massimo meskipun telah ditolak mentah-mentah.
"Saya gak butuh bantuan Kau! Jalang! Pergi kau dari sini! Kalau tidak, Saya akan mencopot pisau yang ada diperut Saya ini, kemudian menusukkannya pada perut kau! Pergilah! Sebelum saya Berubah pikiran!" Racau Massimo. Bukannya menerima bantuan Zahra. Massimo malah mengusir Zahra. Pikiran seorang mafia memang berbeda dari orang normal.
"Baiklah! Silakan tusuk. Perlakukan Saya, semau Anda. Sakiti Saya, sesuka Anda. Tapi sebelum itu, Saya ingin meminta sebuah permohonan terakhir, Boleh? Tolong, ikut dengan Saya sekarang. Izinkan Saya membawa Anda ke rumah sakit. Saya mohon??" Ujar Zahra bertanya sangat sopan dan lemah lembut, tidak ada bentakan apalagi paksaan. Zahra seakan tahu betul, cara mengendalikan dan menaklukkan, orang seperti Massimo.
"Why?? Kenapa kau tetap bersikeras menolong Saya? Padahal Saya telah jahat terhadapmu." Tanya Massimo disela-sela perjalanan mereka ke rumah sakit.
Zahra memilih untuk mengabaikan pertanyaan retoris dari Massimo tersebut. Zahra mengerahkan semua fokus dan tenaganya hanya untuk memapah tubuh Massimo. Yang tentunya lebih berat dari bobot tubuhnya. Namun, Zahra percaya selagi memiliki tekad, insya Allah, Allah taala akan memudahkan.
"Kau ini malaikat atau apa? Sudah tahu Saya sangat jahat terhadapmu, tetapi kau tetap memaksa membantuku. Padahal Saya telah menolakmu." Sungut Massimo. Aneh. Padahal Zahra yang berkeringat malah Massimo yang mengeluh.
Sesampainya di rumah sakit, Massimo langsung ditangani di ruang IGD. Zahra menunggu diluar ruangan dengan harap-harap cemas.
Zahra menyadari bahwa sari India-nya, telah terkena darah milik Massimo. Tanpa ba-bi-bu, Zahra berlari keluar dari gedung rumah sakit hendak menuju Apartemennya.
Namun, belum beberapa langkah, Zahra terhenti, karena matanya melihat seorang laki-laki tampan mengenakan baju gamis putih dan sorban bak pangeran Arab. Laki-laki yang dikenal Zahra tersebut, telah bertransformasi menjadi lebih baik dan lebih dekat kepada Allah SWT.
"Assalamua'laikum warahmatullahi wabarakatuh. Nice to meet you, Fatimah Az-Zahra. My name is Ali bin Abi Tholib. You can call me, Park Hyun Ki. And my private name is Kim Beom Gyu." Sapa Hyun Ki sukses membuat Zahra yang awalnya bingung menjadi tertawa kecil. Sebenarnya perut Zahra sangat menggelitik saking lucunya tetapi mengingat Hyun Ki adalah bukan mahram, Zahra mati-matian menjaga Akhlaknya.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Ali Hyun Gyu. Hei, Kemana saja kau???" Tanya Zahra sangat santai dan lepas, sepertinya Zahra benar-benar mengganggap Hyun Ki sebagai sahabat. Tidak lebih.
"Aku sibuk memperbaiki diri karena Allah SWT, sembari memantaumu. Zahra, sekalipun kamu tidak membutuhkan bantuanku, untuk sekarang dan nanti. Aku tetap akan ada untukmu. Seperti saat sekarang, Aku membawakanmu sebuah pakaian bersih, handphone lamamu, dan makanan kesukaanmu. Silakan diambil ya." Ucap Hyun Ki sangat ramah dan sopan. Berbeda 360° daripada dahulu.
"Aku yakin. Sebentar lagi, Ali Hyun Gyu juga akan menemukan seseorang yang membutuhkan bantuannya 100% sehingga Ali Hyun Gyu tidak akan repot-repot membantuku lagi. Aamiin." Ucap Zahra malah mendoakan Hyun Ki supaya mendapatkan jodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Korea?! (Hiatus)
Ficção AdolescenteBagaimana jika seorang gadis muslimah sederhana direnggut harta berharganya oleh CEO tampan asal Korea Selatan? Bagaimana seorang mantan Idol menemukan setitik cahaya hidayah di penghujung kehendaknya yang ingin segera pergi dari dunia? Fatimah Az-Z...