Announcement
Untuk seterusnya.
Bahasa yang digunakan penulis untuk dialog antar tokoh adalah bahasa Indonesia. Agar keindahan bahasa kita, ter-rasa. Karena ini bukan novel Inggris apalagi Korea.Pembaca harus meyakini bahwa Park Hyun Ki dan Fatimah Az-Zahra, sebenarnya menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi (walaupun penulis menuliskan bahasa Indonesia) begitu juga komunikasi yang akan dilakukan Fatimah Az-Zahra dengan tokoh lain nantinya, mereka sebenarnya menggunakan bahasa Inggris. (Karena Zahra tidak bisa berbahasa Korea)
Zahra yang berniat untuk segera kembali ke Apartment, tidak sengaja berpapasan dengan Hyun Ki di gerbang utama kampus. Zahra langsung mengalihkan pandangan mereka, merasa kesal, akibat ulah Hyun Ki yang tidak menolongnya sedikitpun dan malah mengabaikannya berpura-pura tak tahu. Zahra benci berpura-pura.
Zahra yang akan melanjutkan melangkah, berpura-pura tidak mengenal dan menyadari kehadiran Hyun Ki, persis seperti yang Hyun Ki lakukan. Tiba-tiba dihentikan oleh perkataan Hyun Ki.
"Jamkkanmannyo! Do you still remember the way to your apartment? I mean.. biasanya orang asing akan kesulitan untuk menemukan kembali jalan berpulang ketika pertama kali ke Korea."
"Kalau begitu, tolong antarkan saya sekali lagi, Tuan Park Hyun Ki." Zahra meminta dengan nada menyebalkan, sengaja agar Hyun Ki sadar kesalahannya. Tanpa sadar, Zahra seperti seseorang wanita yang tengah merajuk kepada prianya.
Hyun Ki yang berbeda lingkungan dan kebudayaan dengan Fatimah Az-Zahra hanya bisa melakukan hal yang dikatakan Zahra barusan. Ia kebingungan terhadap sikap Zahra yang berubah menyebalkan, tidak seperti sebelumnya. Hyun Ki bertanya-tanya apakah dirinya melakukan kesalahan. Kenapa Zahra mudah sekali merajuk kepada orang asing sepertinya.
Tanpa di intrupsi oleh Zahra, Hyun Ki langsung berjalan didepannya. Entahlah, menurut Zahra Hyun Ki adalah orang yang toleransi. Zahra menduga walaupun Hyun Ki tidak memiliki keyakinan yang sama dengannya, tetapi sepertinya Hyun Ki tahu betul bagaimana seorang muslim dan muslimah bersikap. Mungkin saja, Hyun Ki mempelajari Islam untuk kenyamanan Zahra selama dalam bimbingannya dan studi di Korea.
"Baik sekali!" Gumam Zahra sedikit keras, memuji kebaikan dan kepedulian Hyun Ki.
Hyun Ki yang berjalan didepan dan memunggungi Zahra sontak membalikkan badannya menghadap Zahra dengan jarak 2 meter lebih.
"What is baik sekali in English?" Tanya Hyun Ki bersemangat dan sangat penasaran dengan kata-kata dalam bahasa Indonesia tersebut. Tamatlah Zahra, Hyun Ki mendengar dengan jelas perkataannya barusan.
"Artinya adalah. Kamu sangat buruk. Maksudku adalah sikapmu bukan penampilanmu." Jawab Zahra dalam bahasa Inggris sambil mengalihkan pandangannya enggan melihat lawan bicara, berpura-pura masih kesal terhadap ulah Hyun Ki. Didalam hatinya, Zahra tak henti-hentinya mengucapkan istighfar karena telah membohongi orang sebaik Hyun Ki namun hanya itu yang dapat dilakukan Zahra. Ia gengsi untuk memuji Hyun Ki.
"I'm sorry Zahra. I can't help you, because there's something I have to take care of. The number of people who witnessed your and starla's arguments is increasingly frightening to interfere. (maafkan saya Zahra. saya tidak bisa menolongmu karena ada suatu hal yang harus saya jaga. banyaknya orang yang menyaksikan perdebatan kamu dan stella semakin membuat saya takut untuk ikut campur.)"
🌆🌆🌆🌆🌆🌆
Zahra yang kelaparan pada pukul 9 malam dengan sangat terpaksa harus keluar dari apartemen nya menuju supermarket terdekat. Didalam perjalanannya seorang diri, Zahra selalu berdoa kepada Allah SWT untuk melindunginya karena jujur perasaan Zahra tidak enak, Namun perutnya meronta-ronta meminta untuk diisi. Jika tidak diberi makanan maka Zahra tidak dapat tidur malam ini.
Ditengah perjalanan Zahra berpikir mengenai Hyun Ki. Menurut Zahra, alangkah lebih baik Zahra berteman dengan sesama perempuan dikampus mereka, setidaknya mengikuti perkumpulan mahasiswa Indonesia atau negara lain yang memiliki keyakinan yang sama dengannya. Agar Zahra dapat bertahan di negara Korea Selatan dengan kepribadiannya yang religius.
Sesudah membeli semua bahan makanan untuk dimasak, agar lebih hemat. Zahra segera keluar dari swalayan dengan belanjaan yang banyak dan berat. Karena malam yang kian larut beberapa hunian warga di distrik Seocho mulai padam, beberapa lampu jalanan mulai redup. Zahra semakin mempercepat langkahnya untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
"odi ganeun jungiya non urihanteso domangchil ssu opsso!" Tiga orang pria yang tengah mabuk berat menghadang langkah Zahra. Tentu saja Zahra tidak memahami perkataan salah satu pria barusan.
Didalam hatinya, Zahra terus berdoa agar Tuhan segera menolongnya dari para pria yang menatap Zahra mesum dan napsu tersebut. Zahra berusaha untuk menahan dengan tenaga yang lemah, agar salah satu pria yang menarik lengannya itu tidak dapat membawanya.
"Please. Don't take me. I'm not a woman. I'm transgender." Ujar Zahra berbohong disela-sela tarikan mereka yang berniat membawa Zahra ke suatu tempat. Namun sayang, sepertinya ketiga pria yang usianya sedikit lebih tua dari umur Zahra tersebut, tidak ada seorang pun yang mengerti bahasa Inggris yang diucapkan Zahra.
Mereka semakin menarik lengan Zahra kasar dan menghiraukan perkataan Zahra. Tenaga Zahra yang lemah karena belum makan, tidak mampu menahan dirinya sendiri agar tidak terseret pria jahat.
"Anyone who hears me!? HELP ME!!!!! I promise I'll repay you, for your good deeds. (siapapun yang mendengar saya, tolong saya. saya janji akan membalas perbuatan baik kamu.)"
Zahra terus berteriak sangat keras untuk meminta pertolongan dengan menggunakan bahasa Inggris, karena hanya bahasa tersebut yang dapat digunakannya berkomunikasi di negara ginseng. Zahra merutuki dirinya didalam hati, "Apa yang kau harapkan Zahra! Ada orang yang menolongmu?! Ditengah malam seperti ini?! Dan sekaligus mengerti apa yang kau katakan dalam bahasa asing itu?!! Dasar bodoh!"
Tanpa Zahra ketahui, seorang lelaki yang tidak sengaja berhenti didalam mobil pribadinya, mendengar teriakan-teriakan minta tolong Zahra. Lelaki dengan setelan jas lengkap tersebut menghampiri Zahra dan para pria bejat.
"momchwo gamhi nae anaereul gondeuridani!!" Ujar lelaki bak pahlawan kemalaman.
Raut wajahnya yang tajam dan dingin semakin membuat Zahra takut. Zahra yang tidak mengerti perkataan lelaki yang menolongnya itu, memilih untuk segera berlari menuju belakang lelaki dingin meskipun sempat ragu.
Ajaib, ketiga pria yang berniat mesum tersebut langsung berlari meninggalkan Zahra dan laki-laki yang berpenampilan seperti seorang CEO tersebut.
Tanpa menghiraukan lelaki yang telah menolongnya barusan, Zahra mengambil dan mengumpulkan beberapa barang belanjaannya yang berserakan. Setelah selesai dengan urusannya, Zahra mengucapkan terima kasih dalam bahasa Korea sembari membungkukkan badannya seperti yang dilakukan orang Korea didrama-drama, berniat untuk segera pergi menuju apartemen nya.
"jongmal gamsahamnida" ujar Zahra yang terdengar kaku dan tidak lazim, ditelinga orang Korea Selatan asli seperti lelaki dingin tersebut.
Ia tersenyum tipis seakan menertawakan tingkah dan ucapan Zahra.
"Wait, miss. Didn't you promise to do anything for the one who helped you? (tunggu, nona. bukankah kamu berjanji akan melakukan apa saja untuk orang yang telah menolongmu?)"
ATTENTION!
KATANYA, MANUSIA ITU PUNYA RASA EMPATI, SE-EGOIS APAPUN MANUSIA ITU.
BUT WHY?
READER'S DI NOVEL INI, SANGAT APATIS!
SANGAT KEJAM!
TIDAK MAU MEMBERIKAN KOMENTAR POSITIF SEDIKITPUN
MEMBERIKAN VOTE SAJA, TIDAK.
(THANKS FOR MY READER YG UDAH VOTE, SEMOGA ALLAH SWT MEMBALAS KEMURAHAN HATI KALIAN)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Harus Korea?! (Hiatus)
Fiksi RemajaBagaimana jika seorang gadis muslimah sederhana direnggut harta berharganya oleh CEO tampan asal Korea Selatan? Bagaimana seorang mantan Idol menemukan setitik cahaya hidayah di penghujung kehendaknya yang ingin segera pergi dari dunia? Fatimah Az-Z...