Bab 9 Hamil.

90 12 0
                                    

Yo Han dengan cepat menyusul Zahra kedalam kamar mandi. Zahra yang belum makan malam sedikitpun hanya memuntahkan beberapa cairan seperti air putih dan beberapa teguk jus. Setelah perasaan ingin muntah tidak lagi dirasakan, Zahra meneguk segelas air putih yang disodorkan Yo Han, dengan mengucapkan basmalah. Yo Han yang menyadari daerah sekitar mulut Zahra masih tersisa lendir muntah, tanpa izin sang pemilik, mengelap sisa muntah dengan tisu.

"Tidak perlu, saya bisa sendiri Tuan Kim." Zahra mengambil paksa tisu-tisu yang ada ditangan Yo Han kemudian membersihkan mulutnya sendiri. Zahra hanya tidak ingin membiarkan suasana romantis membalut mereka disaat mereka bukan mahram. Zahra tidak ingin memberikan celah sedikitpun bagi setan diantara dirinya dan Yo Han.

Yo Han yang merasa sakit hati dengan perlakuan dan penolakan Zahra memilih untuk tetap sabar. Karena bagaimanapun, Zahra adalah benda berharga yang akan ia hadiahkan untuk kakek Dae Jung, pria yang juga berharga bagi Yo Han. Zahra adalah pemberian satu-satunya dan paling mahal untuk Harabeoji. Selayaknya, mendapatkan sebutir mutiara maka harus menelan asinnya air laut dan tekanan hidrostatis dibawah lautan.

Yo Han meminta Nyonya Choi untuk masuk dan menyuapi Zahra. Awalnya, Yo Han berencana bahwa dia yang akan membantu Zahra makan tetapi melihat reaksi Zahra yang semakin menjaga jarak alias menjauh, Yo Han jadi mengurungkan niat dan mengganti rencana.

"Nona Fatimah. Akibat dari kondisi muntah tadi, perut anda pasti sangat kosong. Lebih baik diisi sedikit makanan agar lambung anda tetap bekerja mencerna makanan. Izinkan saya membantu anda menyuapi makanan?" Nyonya Choi yang hendak memasukkan sendok berisi makanan ke mulut Zahra, langsung memberhentikan aksinya, karena pertanyaan Zahra.

"Apa Nyonya Choi pernah hamil sebelumnya?" Tanya Zahra dengan suara lemas karena tenaganya cukup terkuras akibat muntah-muntah barusan. Kepalanya juga sedikit sakit.

"Saya sudah pernah. Apa ada hal yang ingin Nona tanyakan? Jangan sungkan untuk bertanya lebih banyak kepada saya." Ujar Nyonya Choi berbohong, padahal diusia senjanya Nyonya Choi belum pernah sekalipun hamil, bagaimana tidak, waktu yang sedikit dan pekerjaan yang menghukum. Berhubungan dengan seorang lelaki pun sangat sulit.

"Baiklah. Terimakasih banyak, Nyonya Choi."

"Tuan Yo Han yang terhormat, bolehkah saya berbicara empat mata dengan Nyonya Choi?! Ini percakapan yang sensitif. Jadi saya pikir akan lebih baik Tuan Kim tidak mendengarnya. Bisakah anda keluar dari kamar ini sebentar.?!" Zahra berusaha mengusir Yo Han sesopan mungkin. Yo Han yang tidak menyangka alur yang akan terjadi, tidak sesuai dengan prediksi dan rencananya, memilih untuk langsung ke bagian utama dari misinya.

"Saya tidak akan diusir dari kamar saya sendiri. Saya akan langsung kepada intinya. Jadi, tujuan saya mengajak Anda melakukan dinner pada malam hari ini adalah karena saya ingin memastikan apakah Anda mengalami kondisi kehamilan akibat perlakuan saya malam kemarin, atau tidak. Karena saya ceroboh dan tidak memakai alat pengaman apapun."

Bak disambar petir, Zahra yang baru saja overthinking dan mencurigai dirinya sendiri tengah hamil karena kejadian mual muntah barusan, langsung di skakmat dan dipukul telak oleh kenyataan yang berasal dari mulut Yo Han.

Perasaan dan mood Zahra langsung mengalami penurunan drastis akibat fakta baru mengenai dirinya yang tengah berbadan dua. Kepalanya semakin sakit, hatinya perih mendapati kenyataan bahwa ia tengah mengandung anak hasil hubungan diluar pernikahan alias anak zina didalam rahimnya sendiri. Zahra sempat mengikhlaskan dan berserah diri kepada Allah SWT mengenai dirinya yang tidak lagi suci dan perawan akibat pelecehan seksual yang dilakukan Yo Han. Namun, kenapa seakan cobaan hidup tidak puas kepada Zahra. Untuk masalah, dirinya yang tengah mengandung anak haram, Zahra benar-benar kehabisan akal dan kesabaran. Zahra seperti dicekik dari arah manapun. Zahra tidak ingin menggugurkan kandungannya karena itu pembunuhan dan sanksinya adalah dosa besar. Namun jika Zahra membiarkan janin itu tumbuh, maka beasiswa Zahra akan dicabut, Zahra akan dipermalukan, Zahra akan dikeluarkan dari SNU, Zahra dipulangkan ke Indonesia, Zahra dikucilkan oleh penduduk di desanya, Zahra sulit mendapatkan pekerjaan, Zahra mempermalukan Ayah, ibu dan semua karib kerabat, Zahra hanya menyusahkan orang terdekat. Apa lebih baik Zahra mengorbankan sebuah jiwa yang belum tentu akan menguntungkan dirinya dimasa depan, demi perjalanan sukses Zahra yang hampir sedikit lagi mencapai titik akhir.

Zahra seperti ingin menghabisi nyawa Yo Han ketika dengan entengnya, Lelaki itu mengatakan bahwa ia lupa mengenakan kondom.

Melihat Zahra yang hanya diam dengan tatapan kosong, dengan penderitaannya yang begitu menyedihkan, Nyonya Choi menghampiri dan meminta Zahra untuk melakukan pengecekan secara lebih akurat. Nyonya Choi menyerahkan sekotak Test pack yang berisi 6 buah.

Zahra dengan langkah malas melangkah kearah Kamar mandi. Sembari melakukan pengecekan, Zahra merenung. Bagaimana bisa ia tidak merasakan sedikitpun sentuhan apalagi belaian yang dilakukan Yo Han jika benar mereka telah melakukan hubungan suami istri. Ditambah, Zahra tidak mabuk ataupun meminum obat apapun. Zahra tidak mungkin, setidak ingat itu, apa saja yang telah dilaluinya malam kemarin. Selain itu, Zahra adalah tipikal orang yang jika saat tidur mudah terusik. Apa, jangan-jangan? Yo Han berbohong mengenai hubungan intim mereka. Jujur, Zahra sangat menginginkan nasib seperti itu yang menimpanya. Namun sepertinya itu terlalu indah untuk dirinya yang dark. Lihatlah, sudah 6 buah test pack, semuanya menampilkan dua garis, yang berarti Zahra benar-benar hamil.

Ketika Zahra keluar dari kamar mandi, Nyonya Choi langsung bergegas bertanya sambil memapah tubuh Zahra yang tampak lemas dan suram.

"Hasilnya adalah, rahim saya benar-benar mengandung anak haram dari Dia." Zahra tidak mampu lagi menahan kesabaran dan kesopanan yang selalu ia junjung tinggi. Zahra tanpa memikirkan perasaan siapapun lagi, mengeluarkan kata-kata yang menusuk hati Yo Han sembari menunjuk dan menatap lelaki itu penuh kebencian.

Yo Han langsung tersulut emosi karena ingatan masa lalunya. Jelas terlihat bahwa Zahra sangat membenci anak didalam kandungannya. Lihatlah, mata Yo Han langsung memerah karena marah tetapi bulir-bulir bening juga bersiap meluncur dari pipi indahnya.

"LALU APA YANG AKAN ANDA LAKUKAN PADA ANAK HARAM ITU!" Zahra kaget luar biasa melihat orang asing seperti Yo Han berteriak sangat keras sambil membentaknya.

"Aku akan MEMBUANGNYA!!!!!! Puas kau!!!!" Zahra ikut membentak Yo Han tidak kalah keras.

ATTENTION!

JANGAN LUPA, BERIKAN KOMENTAR POSITIF DAN VOTE!

BAB ATAU SCENE APA YANG MEMBUAT PEMBACA GREGET, HAYO!????



Kenapa Harus Korea?! (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang