Stres ||011

6K 456 0
                                    



Ruby, Velia dan juga Alleta tengah duduk  di kost-an mereka sembari memainkan ponsel mereka masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruby, Velia dan juga Alleta tengah duduk  di kost-an mereka sembari memainkan ponsel mereka masing-masing. Ketiganya sudah siap dengan seragam sekolah lengkapnya. Kini ketiganya tengah menunggu Grace yang berada di dalam kamar mandi yang sedang merapikan seragamnya.

Tring...

Suara ponsel dari masing-masing pemilik itu mampu membuat ketiganya mengecek ponsel mereka masing-masing.

" Gila? Sekolah libur gara-gara ada kasus pembunuhan?" seru Velia heboh. Membaca pengumuman yang diberitahukan oleh kepala sekolah mereka.

" Stres banget anjir sekolah kita," lanjut Velia menggebu-gebu.

" Sumpah ini serius?" tanya Alleta tak percaya.

" Ada apa?" Grace yang baru saja keluar dari kamar mandi sehabis merapikan kembali seragamnya menatap ketiga sahabatnya dengan tatapan bingung. Apalagi gadis itu melihat ketiga sahabatnya tengah menatap ponselnya masing-masing.

" Ini Grace katanya sekolah bakalan libur selama seminggu karna ada kasus pembunuhan," jelas Ruby dengan suaranya yang lembut.

" Pembunuhan?" tanya Grace bingung. Bukanya kejadian itu tak ada di dalam novel aslinya? Bukankah harusnya sekarang novel aslinya di mulai? Yang dimana Ruby dan Gara akan saling bertemu?

" Iya... Lo tau gak siapa yang di bunuh," Velia meletakan ponselnya di samping badannya dengan kasar. Ia masih merinding mengingat jika pembunuhan itu dilakukan di sekolahnya.

" Siapa emang?" tanya Grace cukup penasaran. Mungkinkah alurnya berubah gara-gara ia masuk ke dunia ini?

" Anak kelas kita Grace. Yang kemarin kamu bilang cantik itu loh. Yang suka sama Gara," sahut Alleta menjawab pertanyaan Grace.

" Nah iya baru aja mau gue jelasin," ucap Velia menjentikkan jarinya.

" Hah serius?" tanya Grace tak menyangka. Jika seperti itu bukankah cowok itu yang melakukannya?

" Iya," jawab Alleta mengangguk.

" Kok bisa ya dia bisa di bunuh gitu. Kronologi nya gimana?" tanya Ruby. Ia juga cukup merasa takut. Apalagi kejadian itu berada di sekolahnya.

" Gue baca-baca sih katanya dia di temuin di taman sekolah kita. Kalian tau gak keadaannya gimana?" Velia menatap satu persatu sahabat-sahabatnya. Dan di jawab gelengan kepala oleh ketiga gadis itu.

" Leher nya kepotong. Dan yang lebih serem nya lagi kepalanya gak ada," beritahu Velia. Tangannya memeluk tubuhnya sendiri. Ia sungguh merinding setengah mati melihat foto korban tersebut.

" Liat nih gue ada foto nya," Velia nampak mengetikan sesuatu melalui ponselnya. Ia kemudian meletakkan ponselnya di tengah-tengah sehingga ketiga sahabatnya bisa melihat foto yang ia tunjukkan.

I'm not the main character  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang