•
•
•
Happy Reading.Setelah mengobrol cukup lama Rendy akhirnya mengantarkan Grace kembali menuju mobil Arthur. Kini perlakuan cowok itu nampak lembut, tidak seperti di gang sempit tadi.
Di dalam mobilnya Arthur nampak terlihat mengetikan sesuatu di ponselnya dengan raut wajahnya yang khawatir. Cowok itu nampak terlihat gelisah, di samping cowok itu juga terdapat bungkus makanan yang ia yakini dengan susah payah cowok itu beli.
Tok ..
Tok...
Tok....
Grace mengetuk kaca mobil Arthur sebanyak tiga kali. Cowok itu nampak dengan cepat menolehkan kepalanya. Dengan gerakan cepat Arthur keluar dari mobil, ia langsung memeluk badan Grace yang kini terlihat masih lemah.
" Darimana?" Dari nada Arthur sudah dipastikan cowok itu kini terlihat tengah marah.
" Beli ini," Grace membiarkan badannya di peluk.
Arthur melepaskan pelukannya, meskipun begitu ia tetep masih memegangi badan Grace yang terlihat ingin ambruk kapan saja. Kemudian matanya menatap tangan gadis itu, di genggaman Grace nampak terlihat sebuah kalung kupu-kupu yang terlihat cukup cantik.
" Sampe leher lo merah gini?" Arthur menyentuh leher Grace menggunakan tangannya. Bisa di lihat memer itu terlihat bekas cekikan seseorang.
Grace diam. Ia menundukkan kepalanya dengan wajah panik.
Cup....
Tiba-tiba Arthur mengecup pipi Grace yang terlihat memerah. Tangan cowok itu kemudian mengelus bekas tamparan yang diberikan Rendy tadi dengan lembut.
Grace mengangkat sudut bibirnya tersenyum miring melihat Arthur yang nampak terlihat mengepalkan kedua tangannya. Meskipun begitu wajah cowok itu nampak terlihat biasa saja.
" Kaya bekas tamparan," gumam Arthur yang masih di dengar oleh Grace.
" Gue tadi gak sengaja jatoh," sahut Grace cepat dengan wajah paniknya.
Arthur menganggukkan kepalanya dengan senyum tipisnya. Cowok itu menepuk-nepuk kepala Grace pelan." Oke gue percaya. Sekarang kita pulang oke? Gue udah pesen makanan yang lo mau," ucap Arthur lembut.
Grace hanya mengangguk. Kemudian dengan lemas masuk ke dalam mobil Arthur.
" Maafin gue karna udah bikin lo nunggu lama. Sebenarnya gue rela pesen makan meskipun rame karna gue bener-bener tulus sama lo. Bisa aja gue nyuruh orang buat pesen, tapi sekali lagi gue bener-bener tulus sama lo," Arthur membuka
suaranya setelah terdiam cukup lama.Grace mengalihkan pandangannya ke arah cowok itu.
" Gak papa ko. Lagian gue gak kenapa-kenapa juga," dengan sengaja Grace menyentuh lehernya yang sudah diobati oleh Arthur.
" Lo beneran jatoh?" Arthur menatap Grace sekilas.
" Iya," Grace mengangguk.
Arthur terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. Tapi Grace yakin cowok itu tak percaya padanya. Tapi tak masalah, toh memang ia sengaja terlihat lemah agar cowok itu bersimpati padanya. Jika di lihat Arthur yang sejak tadi terlihat mengepalkan tangannya sudah di pastikan Arthur akan mencari siapa pelaku yang berani-beraninya menyakitinya. Kali ini ia tak akan seratus persen percaya pada rencananya, ia takut cowok itu tidak akan peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not the main character (Hiatus)
FantasíaGrace Adriana Lydia, di umur yang ke-17 tahun ia sudah melakukan banyak hal. Keluarganya yang cukup kaya serta lingkungan disekelilingnya yang toxic semakin membuat gadis itu terjerumus kedalam hal-hal negatif. Di umurnya yang baru menginjak tujuh b...