Gita||027

4.1K 358 19
                                    



"Ahh~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ahh~"

"Ehmmm~"

"Ahhh~"

"Ahhh S-stop~"

"Hemmm~"

"Ahhh pelan pe-pelanh~"

Gita menyenderkan punggungnya ke tembok dibelakangnya sembari memainkan ponselnya. Disampingnya ada sahabatnya yaitu Natha yang tengah duduk sembari memainkan game di ponselnya.

Padangan Gita menoleh ke arah pintu di depannya. Ia tak mendengar lagi suara-suara aneh tadi, dan itu artinya sahabatnya sudah selesai melakukan kegiatannya.

Tak lama kemudian Ana terlihat keluar dari ruangan tersebut. Gadis itu nampak terlihat melangkahkan kakinya menuju ke arah Gita serta Natha sembari merapikan kembali seragamnya yang terlihat berantakan.

" Gimana? Enak?" tanya Gita dengan seringainya.

" Yaa gitu biasa aja. Tapi demi nilai gue rela ngelakuin apa aja," jawab Ana yang masih merapikan seragamnya.

" Lo mau-mau aja sih di suruh gituan. Apalagi di gudang," Natha berdiri. Ia menatap sekeliling dengan tatapan jijik. Meskipun ia sudah beberapa kali kesini tetep saja ia merasa jijik melihat ada beberapa sarang laba-laba serta debu yang menempel dimana-mana. Bahkan ia tak jarang melihat ada beberapa kecoa yang berkeliaran.

" Lo masuk kesana. Disana bersih gak kaya disini," ucap Ana cukup kesal sembari menunjuk ruangan yang berada di belakangnya.

Tak berselang lama seorang pria terlihat keluar dari ruangan tersebut. Pria itu terlihat sudah merapikan kembali pakaiannya.

" Gimana Pak?" Ana tersenyum lebar. Ia langsung menghampiri pria itu dan memeluk lengan pria itu dengan manja.

" Bagus saya puas. Saya pastikan nilai kamu aman," ucap Angga dengan senyum puasanya.

Gita mendengus melihat kelakuan sahabatnya itu.

" Temen-temen saya juga ya Pak?"

Angga mengangguk dan terkahir mencium bibir Ana dengan sekilas. Ia kemudian pamit setelah mengucapkan beberapa kata yang membuat Ana tersenyum senang.

" Jijik," sahut Natha.

" Iri bilang," ucap Ana dengan wajah yang di tekuk.

" Ngapain gue iri sama lo? Lo tuh kaya cewek murahan tau gak sih? Yang rela ngasih badan lo secara cuma-cuma," ucap Natha pedas. Meskipun perkataannya menyakitkan tapi Ana terlihat biasa saja. Bahkan gadis itu nampak mengibaskan rambutnya kebelakang dengan bangga.

" Ini keinginan gue. Gue suka dan gue mau," tekan Ana.

" Terserah lo deh sumpah. Benci gue sama lo," ucap Natha mengalihkan pandangannya ke arah lain.

I'm not the main character  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang