Arthur|| 017

5.7K 470 3
                                    




Happy reading.



Grace melangkahkan kakinya dengan tatapan kosong. Ia masih mengingat dengan jelas pembicaraan Gara dan Reyhan di UKS tadi. Ia bergidik ngeri membayangkan wajah cowok itu yang nampak memerah. Ah sialan membayangkannya saja membuatnya ingin muntah.

" Kamu kenapa sih Grace?" Alletta bertanya dengan raut wajah yang khawatir. Apalagi ia melihat wajah Grcae yang nampak pucat.

Kini ketiganya tengah berjalan di trotoar menuju pulang. Sedangkan Ruby ikut bersama Reyhan yang katanya ingin membeli sesuatu. Entahlah sesuatu apa itu. Yang jelas Grace senang karna cowok itu tak ada disini.

" Let tadi Gara keluar UKS. Terus gue masuk ke UKS karna masih inget Grace masih ada di dalem. Tapi masa wajah nya pucet banget sih. Menurut lo ada sesuatu yang aneh gak sih?" beritahu Velia.

" Iyakah anjir? Gara?" tanya Alletta cukup terkejut. Tak ada yang tak mengenal cowok itu di sekolahnya. Apalagi cowok itu terkenal karna ketampanannya dan kecerdasannya. Namun sayang cowok itu jarang terlihat penghuni sekolah, Gara sangat jarang ke kantin apalagi cowok itu selalu berada di rooftop bersama teman-temannya.

" Brengsek tu cowok ngapain coba ngajak nongkrong Arka di rooftop mulu. Aku kan jadi gak bisa ketemu sama pujaan hati aku," meskipun Gara cowok tertampan di sekolahnya ia bener-bener tak menyukai cowok itu. Di hatinya akan slslu tetap ada Arka, Arka dan Arka.

" Woi lo!" Velia membulatkan matanya terkejut. Ia tak menyangka jika Alletta tak suka dengan cowok itu.

" Lo cewek kedua yang gak suka sama tu cowok Let," beritahu Velia. Ia saja yang menyukai orang lain masih sangat menyukai wajah Gara.

" Gue yang ketiga," sahut Grace.

" Lo juga Grcae?" Keterkejutan Velia semakin bertambah. Ada apa dengan mata ketiga sahabatnya? Bisa-bisanya sahabatnya tidak menyukai cowok setampan Gara.

" Back to topic lah bahas kejadian di UKS. Aku gak suka banget bahas tu cowok. Apa yang spesial dari wajah gantengnya? Cuma muka datar kaya gitu doang," ucap Alleta dengan tatapan tak suka.

" Mendiangan Arka. Meskipun gak ganteng-ganteng banget seenggaknya dia baik dan banyak omong," lanjutnya kini dengan senyum yang mengambang.

" Eh iya kita lagi bahas kejadian di UKS tadi yaa?" Velia memajukan kepalanya untuk melihat kedua sahabat-sahabatnya kemudian menegakkannya kembali.

" Jadi tadi ceritanya kalo lo gak inget sama gue lo bakalan ninggalin gue gitu?" potong Grace sebelum mereka kembali membahas tentang kecurigaan Velia.

Velia menggaruk belakang kepalanya. Jujur saja setelah ia selesai dari kamar mandi ia sempat masuk kelas terlebih dahulu. Tapi krna Ruby menanyakan keberadaan Grace akhirnya ia ingat jika gadis itu masih di UKS.

" Sebenarnya gue lupa. Tapi untung aja Ruby ingetin jadinya gue langsung jemput loh," ucap Velia dengan cengiran khas nya.

" Pantesan lama," Grace membuat wajahnya seolah-olah tengah kesal. Padahal ia harus berlima kasih pada gadis itu. Jika tadi Velia masih bersamanya sudah di pastikan ia tak akan mendengar percakapan menggelikan itu karna gadis itu pasti akan berdebat dengan Reyhan dulu sebelum pergi ke toilet.

" Yahh Grace ngambek yaa? Sorry tadi gue gak sengaja," Velia panik melihat wajah Grace yang nampak kesal.

" Ya kamu sih. Kok bisa lupa sama Grace yang segede gini," bingung Alleta baru kali ini Velia lupa seperti itu. Padahal biasanya cewek itu memiliki ingatan yang cukup kuat.

" Nah makanya. Gue juga gak ngerti kenapa bisa lupa. Aneh banget. Baru pertama kali gue sebego itu ngelupain Grace," Velia juga ikut bingung dengan dirinya sendiri. Tak biasanya ia menjadi seperti ini.

I'm not the main character  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang