Rendy? ||021

5.3K 403 4
                                    




Happy reading.


" Nih si Aletta kemana dah? Jangan bilang dia pingsan di toilet?" Velia menatap ke arah gedung sekolahnya dengan tatapan kesal. Mereka berdua sudah setengah jam menunggu gadis itu yang tak kunjung keluar juga.

Grace yang tengah bermain game di ponselnya menatap gadis itu sekilas.

" Udah lah biarian aja. Mungkin belum selesai," ucapnya.

" Maslahahnya ini udah mau sore Grace. Kalo misal nunggu dia nanti kita pulang ny bisa kemalaman," Velia mendudukkan dirinya di kursi samping Grace dengan kesal.

" Gak papa aman. Lagian rumah kita gak jauh," akhirnya Grace menyimpan ponselnya ke dalam sakunya.

" Lo abis ke salon? Gue liat-liat muka lo makin mulus," Velia menatap kulit wajah Grace dengan serius.

Grace hanya menganggukkan kepalanya. Itu semua memang hadiah dari Arthur bahkan cowok itu membelikannya berbagai produk perawatan kulit.

" Di kasih Arthur," jawab Grace.

" Serius anjir?" Velia membulatkan matanya terkejut.

" Semua?" tanyanya dan mendapatkan anggukan dari gadis itu.

" Cowok ganteng yang kemarin gak sih?" tanyanya lagi dan kembali mendapatkan anggukan malas oleh Grace.

" Tutor dapetin cowok kaya gitu dong Grace," pinta Velia.

" Gak mau ngejar Arka aja?" tanya balik Grace.

Velia terdiam. Gadis itu berfikir sejenak. Tapi matanya kembali melebar setelah melihat seseorang yang berjalan ke arah mereka yang masih menggunakan helm.

" Grace!" Arthur memanggil sembari berjalan menghampiri keduanya. Setelah berhenti tepet di depan keduanya barulah ia melepaskan helm full face nya.

Grace menolehkan kepalanya. Ia memutar bola matanya malas dan kembali menatap ke arah lain.

" Buset panjang umur lo," ucap Velia tapi padangan malah menatap ke arah Grace yang terlihat kesal.

" Emang kalian abis ngomongin gue?" tanya Arthur dengan satu alis yang terangkat.

" Ehmm..." Velia kembali melirik ke arah Grace. Ia kemudian berdiri dan mendekat ke arah Arthur" Mau jemput Grace ya?" tanyanya mengalihkan topik

"Iya," Arthur mengangguk. Kini pandangannya menunduk menatap ke arah Grace yang terlihat tak memperdulikannya bahkan gadis itu terlihat malah asik dengan ponselnya sendiri.

" E... gue mau susul Alleta yaa Grace. Kalian ngomong aja berdua," merasa jika suasananya terasa aneh Velia langsung pergi meninggalkan keduanya. Ia tak ingin mencampuri urusan mereka, terlebih wajah Grace saat ini terlihat menyeramkan.

" Marah?" Arthur duduk di sebelah Grace. Ia menduduk dan mengintip wajah Grace yang terlihat menunduk.

Grace menggelengkan kepalanya.

" Ngambek?"

Grace menggelengkan kepalanya.

" Marah?"

Kali ini Grace menganggukan kepalanya. Ia kemudian mendongak menatap ke arah Arthur yang kini menatapnya. Keduanya saling tatap selama beberapa detik. Sebelum Grace mengeluarkan suaranya.

" Kenapa pesan gue di read doang?" tanya Grace.

Arthur tersenyum.  Ia merubah posisi duduknya menjadi menyamping. Kemudian tangannya menarik tubuh Grace agar ia bisa memeluk badan gadis itu.

I'm not the main character  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang