Pr||024

5.7K 458 23
                                    




Happy Reading.

" Lo kenapa sih Thur? Perasaan perasaan daritadi lo kaya gelisah gitu?" Kevan yang tengah bermain game bertanya. Sejak tadi mulutnya sangat gatal ingin menanyakan pertanyaan itu, apalagi sejak tadi ia melihat Arthur yang terlihat gelisah sembari memainkan ponselnya.

" Si Arthur udah punya pacar anjir," beritahu Fatih.

" Yang bener lo? Cewek mana yang udah ngambil hati si batu ini?" sahut Langit tak percaya sembari menunjuk ke arah Arthur yang terlihat tidak peduli.

Fatih mengedikan bahunya," Gue juga gak tau sih. Tapi kayanya anak sekolah nya si Gara. Tapi tu cewek biasa aja menurut gue," lanjutnya. Ia melihat Arthur bersama Grace ketika gadis itu tiba-tiba saja berkata ingin menjual motor Gara pada cowok itu.

" Cewek gue cantik yaa bangsat!" ucap Arthur marah sembari melemparkan botol minuman yang masih penuh tersebut ke arah Fatih. Untungnya botol itu berhasil di tangkap oleh Arga, jika tidak sudah dipastikan jika kepala Fatih akan memar.

" Wehhh santai bos," Fatih yang terkejut langung menjauhkan posisi duduknya dari cowok itu. Kini wajah Arthur terlihat sedang marah.

" Sekarang jelasin lo kenapa?" tanya Kevan lagi.

" Cewek gue gak bales chat gue. Padahal biasanya centang dua terus meskipun dia gak megang hp tapi sekarang centang satu," cerita Arthur semakin mengeratkan genggamannya pada ponsel miliknya.

" Cewek lo? Emang udah jadian?" tanya Fatih yang semakin membuat wajah Arthur marah.

" Woi udah heh. Tih jangan gitu lah mungkin lagi proses," lerai Langit sebelum terjadi pertengkaran antara kedua sahabatnya. Fatih dan Arthur memeng sering bertengkar tentu saja alasannya karna mulut Fatih yang tidak bisa di saring terlebih dahulu.

" Loh bener kan? Bukanya mereka belum jadian ya? Kok manggil cewek gue cewek gue?" tanya Fatih dengan tampang yang tak berdosa.

" Tih?" panggil Arga dengan suara pelanya.

" Kenapa?" tanya Fatih bingung.

" Lo diem oke? Kalo lo lanjut ngomong gue kasih tau Nyokap lo kalo lo masih sering ke club," ancam Arga. Ancamannya itu langsung membuat Fatih menutup mulutnya rapat-rapat. Setidaknya ancaman yang dilakukannya mampu membuat Fatih selama beberapa jam ke-depan terdiam.

" Oke," Fatih lebih memilih berdiri, kemudian melanjutkan memainkan gamenya.

" The real pawang Fatih," ucap Kevan sembari menepuk pundak Arga dan tertawa pelan.

" Gue cuma cape aja dengerin dia ngomong sejak tadi. Kasian juga mulutnya," Arga berdiri. Kemudian menyusul Fatih bermain game.

" Buset itu mah rencana dia biar ada yang nemenin main game," Langit menggelengkan kepalanya tak habir pikir melihat Fatih dan Arga yang terlihat asik memainkan gamenya.

" Kaya gak tau Arga aja lo," sahut Kevan.

" Anjing call gue juga gak di angkat," maki Arthur kesal sembari melemparkan ponselnya.

I'm not the main character  (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang