" Faris pergi dulu "
" Assalamualaikum "salam Faris sambil membuka pintu
" Hai..."
Sontak Faris langsung menoleh kearah sumber suara.
" Ehh...."
Faris tergugup setengah kaget melihat seseorang yang tengah menyender di pintu mobil depan teras rumah nya." Kakak ngaapin? "
" Jemput "
" Jemput siapa? "
Heran Faris.Arkan berdecak kesal, ternyata Faris rada lola juga.
" Jemput tetangga Lo "
" Ooo, tapi tetangga Faris gaada yang sekolah di GRETTELL "
" Astaghfirullah nih bocah, ya jemput Lo lah "
Faris membuka setengah mulut nya sambil menunjuk dirinya menggunakan jari
" Fa Faris? "Arkan menghela nafas sambil berkata
" iya Faris""O oh..ya yaudah Faris tutup pintu dulu"
Faris langsung bergegas mengunci pintu dengan gesit, dan langsung melangkah menuju mobil Arkan.
Arkan pun membukakan pintu mobil nya dan mempersilahkan Faris untuk segera masuk, tanpa membuang waktu, Faris langsung memasuki mobil Arkan dan menduduki bangku berwarna cokelat muda itu.
Fortuner putih yang di tumpangi mereka melaju pergi dari sana.
Sepanjang perjalanan Faris tersenyum senang, menyusuri kota Jakarta menggunakan mobil, hal yang sama sekali belum pernah ia lakukan.
" Kak "
" Hmm "
" Ini kacanya bisa di buka ga? "
" Bisa dong, buka aja "
" Gimana Faris ga ngerti "
tutur Faris sambil meraba permukaan kaca." Lo tekan tombol kotak di bawah jendela tuh "
Tanpa menjawab Faris menekan beberapa kali tombol tersebut dari situ kaca mobil pun terbuka perlahan.
Faris melebarkan senyumnya sambil melihat kearah luar, membiarkan angin masuk kedalam mobil dan menerpa wajah mulusnya.
Menoleh kesegala penjuru, menatap kagum megahnya kota Jakarta yang belum pernah ia pijaki dari dulu, berbagai kendaraan yang berlalu lalang di tengah jalan ibukota, sampai para pedagang yang berlapak di pinggiran jalan.
Arkan menatap Faris di sebelahnya yang tengah asik menikmati perjalanan, Seketika senyum Arkan pun terlambung.
" Seneng banget kayaknya "
ujar Arkan fokus kearah depan.Sontak Faris beralih menatap Arkan di sebelahnya
" iya, seneng banget, soalnya Faris gapernah jalan jalan kayak gini "" Pernah sih, sama ayah tapi dulu, waktu Faris masih kecil , keliling Jakarta naik sepeda "
jelas Faris ambil menatap lurus." Oh iya, naik sepeda? "
Faris mengangguk
" heem,Faris kan gapunya mobil "" Enak dong naik sepeda, bebas "
" Enak kok, tapi kadang kadang Faris kasian sama ayah, suka capek kalau ngayun sepeda terlalu lama, kadang juga kakinya sampe luka, tapi ya mau gimana lagi, kendaraan Faris cuman sepeda "
tambah Faris.Arkan tertegun mendengar ucapan Faris barusan, ucapan seseorang yang sangat bersyukur akan hidupnya, tanpa ada rasa gengsi sedikit pun menjelaskan perihal hidup nya kepada seseorang bahkan hal itu menyadarkan Arkan untuk tetap bersyukur atas segala hal yang ia punya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETAK
Подростковая литератураBenci.. Menjadi awal dari kisah ini, Dan cinta, tinggal tunggu saja kapan kedatangan nya. Cerita ini ditulis untuk mengenang masa masa indah yang terlewat begitu saja, Berharap kalian dapat merasakan nya, walau hanya sekedar kata kata Aku berharap...