Sepanjang perjalanan Faris tak henti henti mendekap erat ransel nya
kakinya melemas, jantung nya berdebar kencangIa mengigit bibir bawah nya seraya memejamkan kuat kedua matanya ketakutan
dengan sisa keberanian Faris melepas ransel di pelukannya, dan melihat kearah Vano yang sedang berkendaraan dengan tatapannya yang terfokus kedepan
" K Kak V Vano "
" J Jangan kuat kuat...hhh..."
" F Faris takut "Ucap nya dengan mata yang basah, tetapi hal itu tak sedikit pun di gubris oleh Vano
Tanpa memperdulikan rengekan Faris, Vano tetap diam dan tetap mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimal.
Tubuh mereka mulai bergoyang, ketika Vano melewati tikungan tajam dengan laju kendaraan yang tidak ia turunkan sedikit pun
Tentu saja hal itu membuat Faris ketakutan setengah mati, bahkan beberapa pengendara meneriaki mereka karena berkendara ugal ugalan
" Wuzz..."
Mata elang Vano menajam, menatap lurus dengan dengan tangan yang mengeras memegang setir Mobil dengan emosi yang lagi meledak, Vano semakin menaikan kecepatan laju mobilnya
sementara Faris yang sedaritadi tak henti hentinya meringis ketakutan, ingin rasanya ia melompat dari dalam mobil, menghindari kelakuan iblis Vano di sebelah nya, tetapi ia tau hal itupun berkemungkinan besar mencelakai nya" Wuz...."
Mobil melaju sangat kencang, melawan deruan angin yang berhembus dari lawan arah, bahkan Vano tidak lagi memperdulikan rambu lalulintas yang terpasang di sekitar jalan" Kak...l lampu merah "
Lagi lagi Vano tak menggubris ucapan Faris, ia tetap melajukan kendaraannya
tanpa memperdulikan alarm lampu jalan yang berbunyi karena ulah nya
segaris cairan bening mengalir dari kantung matanya, bibir dan tangan nya mulai bergetar tak karuan, berkali-kali ia menembus kan nafas dalam, mencoba menetralisirkan rasa takut nya yang kian menjadi, tetapi nihil, hal itu tidak sama sekali membantu nya
Perlahan, Faris menoleh kearah Vano di sebelah nya, dengan pelan tangan Faris terjulur, menyentuh lengan Vano
" kak, Faris tau kakak lagi emosi "
" tapi jangan kencang kencang bawa mobil nya ya kak "" Faris takut "
Di Kalimat terkahir nya, Vano mengentikan mobil nya di pinggiran jalan, ia memejamkan mata nya dan menghela nafas dalam
Tanpa berkata apapun lagi, Vano kembali menjalankan kendaraan nya tetapi kali ini dengan kecepatan sedang
_______
Tiga puluh menit berlalu, tetapi tak membuat seorang yang tengah terduduk di pinggir kasur bergeming dari tempat nya
Vano, terduduk sendiri dengan kaki yang sedikit terbuka, seragam lengkap masih melekat sempurna di tubuh nya, tidak ada satu helai pun yang ia lepas dari tubuh nya, bahkan Converse hitam nya masih melingkar di kaki jenjang nya
Ia mentap kosong ke arah lantai, matanya sembab rambut dan wajah nya pun berantakan, bukan rambut dan wajah, tetapi hidup lebih tepatnya, hari nya benar benar hancur saat ini
" kakak ga makan? "
tanya Faris yang baru saja datang dari ruang tengah, mengenakan t shirt putih dan celana abu abu selutut" Faris ambilin ya "
Tanpa bersuara, Vano hanya menggeleng kan kepala nya sebagai jawaban
" em...Faris buatin greentea ya kak "
KAMU SEDANG MEMBACA
RETAK
Teen FictionBenci.. Menjadi awal dari kisah ini, Dan cinta, tinggal tunggu saja kapan kedatangan nya. Cerita ini ditulis untuk mengenang masa masa indah yang terlewat begitu saja, Berharap kalian dapat merasakan nya, walau hanya sekedar kata kata Aku berharap...