Chapter 33

534 29 5
                                    


' kringg...'

" YES "

ucap mereka bersamaan, mendengar bunyi bel yang sudah mereka nantikan sejam dua jam yang lalu, menyelamatkan mereka dari berbagai soal fisika berumus yang hanya membuat kepala mereka terasa seperti ingin pecah

Berlama lama dengan itu tentu saja tidak berdampak baik untuk mereka selain karena banyaknya rumus yang sudah menumpuk di dalam otak juga karena tak sanggup menahan kebodohan

" Oke anak anak, kita akhiri pembahasan kita sampai sini "

" Sampai bertemu di jadwal berikut nya, dan selamat Sore "
Salam guru pembimbing pelajaran fisika sembari melangkah keluar kelas

diikuti dengan para pelajar yang juga sudah merasa pengap berada di dalam kelas

" Demi apapun otak gue mau pecah "

" Sama anjir, gue ga ngerti sama sekali "
" Mana rumusnya bercabang kemana mana "

Celoteh kesal beberapa siswi yang sedang sibuk dengan lipstik merah nya

Faris yang mendengar hal itupun hanya tertawa kecil, ia memasukan semua alat tulis nya kedalam ransel hitam

" Padahal gampang "
Ucap Faris dengan suara pelan

Selesai dengan itu, Faris langsung berdiri dan segera melangkah menuju luar kelas seraya merapihkan seragam yang sedikit berantakan juga dasi abu abu nya yang sudah melenceng tak searah

" Hai "
Sapa seseorang yang sedang menyender di tembok depan kelas

" Hai kak "
Balas Faris tanpa melihat Vano, karena ia sudah hafal sekali dengan suara berat itu

" Nunggu Faris lama ya? "
tanya nya Sambil mendongak melihat Vano

Vano hanya menggeleng Seraya tersenyum, kemudian ia merogoh saku baju nya mengeluarkan kunci mobil dan bergegas pergi dengan menggenggam tangan Faris

" k kak "

" HM? "
" j jangan pegang tangan Faris "
gugup nya

Vano langsung menghentikan langkahnya, menoleh pelan kearah Faris di belakang nya
" Kenapa? "

" banyak yang liatin "

Vano Melirik sekeliling, benar saja, banyak pasang mata para pelajar yang sudah menyorot mengintimidasi mereka dengan tatapan aneh dan tak sedikit juga yang membicarakan hal itu secara terang terangan
melihat hal itu pun Vano langsung melepas kan genggaman nya dari tangan Faris

ia melangkah mundur menyemai Faris, dan merangkul pundak Faris dengan erat, membaut pemilik nya langsung mendelikan mata Seraya tersenyum mencoba menetralisir kan keadaan yang malah membuat nya terlihat canggung sendiri

" Yuk "
sambil merangkul pundak Faris, Vano mulai berjalan

" Kak...kakak pegang tangan Faris aja yang lain pada liatin, apa lagi kayak gini "
ucap Faris sepelan mungkin

" emang kenapa di liatin, mereka punya mata "
singkat Vano
dengan ekspresi santai seperti tidak ada dosa sedikitpun.

sedangkan Faris dia sebelah nya sedang berusaha menahan malu di sepanjang perjalanan mereka
" b bukan gitu kak...."

" Biar mereka pada tau Faris punya Vano "
Sela nya
sambil menunduk menyamping melihat garis dengan senyum manis nya

Faris yang mendengar hal itu pun langsung terdiam Seketika, degupan jantung nya berdetak tidak normal, Faris tersenyum kecil dan menunduk pasrah kemudian mereka melanjutkan jalannya di sepanjang koridor yang hampir sepi itu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RETAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang