" Kan "
Panggil Vano pada seseorang yang tengah fokus dengan komputer nya" ya?? "
Singkat Arkan tanpa menatap Vano" Gue mau pulang "
mendengar itu,
Arkan segera melepaskan earphone yang terpasang di kedua telinga nya dan langsung berdiri menghadap VanoVano menatap wajah Arkan dan berkata
" Maaf ya kan "Arkan pun mengenyitkan dahi, seperti bingung dengan ucapan Vano barusan
" Untuk? "
" Semua nya "
Mendengarnya Arkan hanya menghembuskan nafas jengah
" ga perlu minta maaf, yang penting Lo udah tau, dan maaf juga gua udah bentak Lo kemarin "
Sambil menunduk Vano mengangguk pelan, kemudian ia melangkah sedikit di depan Arkan dan memeluknya
" gue bener bener minta maaf "
" Gue bilang gausah minta maaf, yang penting Lo udah tau semua nya "
" Tapi gue salah kan...gue...."
" Lo ga salah, hanya keadaan yang membuat Lo merasa bersalah "
Vano kembali melepas kan pelukan nya, dan langsung mengangguk paham dengan ucapan Arkan
" Yang penting Lo kuat ya, jangan terlalu larut ke dalam rasa bersalah Lo, ga baik "
" Iya "
Selesai dengan itu, Vano membalikan badan nya, hendak melangkah menuju pintu kamar Arkan
" Van "
Vano mengehentikan langkah nya, ia menoleh sedikit pada Arkan di belakang nya
" Gue sama Faris gaada hubungan apa apa "
" Ambil dia, dia bahagia sama Lo "
senyuman tipis terukir di wajah Vano, ia mengangguk sembari mengedipkan mata
" Makasih "
" Gue balik ya "
" Yo...hati hati "
Vano kembali pada posisi semula, dan kembali melanjutkan langkahnya menuju luar kamar Arkan
" Vano "
Panggil Ranti dari arah belakang, membuat Vano langsung berhenti dan menoleh kearah nya" Vano udah mak...."
" Vano mau pulang "
Ranti berjalan mendekat, melihat Vano yang sudah menenteng ransel hitam nya
" kamu gak makan dulu, mamah udah masak loh"
" Mah "
Ucap Vano mengangkat kepala nya, menatap wajah wanita paruh baya itu, dan
' hup 'Vano memeluk Ranti
" Maafin Vano mah "
lirih Vano dalam pelukan Ranti.sementara Ranti hanya tersenyum kecil Seraya mengusap lembut punggung anak tiri nya itu
" kamu tidak perlu minta maaf Vano "Vano melepaskan pelukannya, dan kembali menatap mata wanita keturunan Jerman itu
" Vano salah mah, selama ini Vano melakukan kesalahan besar "
Ranti mendekat, ia merapihkan kameja hitam Vano yang sedikit Berantakan
" kamu tidak perlu minta maaf nak, lagi pula mamah sudah maafin kamu dari jauh hari, tidak mungkin mamah bersikap seperti itu sama anak mamah sendiri "
KAMU SEDANG MEMBACA
RETAK
Teen FictionBenci.. Menjadi awal dari kisah ini, Dan cinta, tinggal tunggu saja kapan kedatangan nya. Cerita ini ditulis untuk mengenang masa masa indah yang terlewat begitu saja, Berharap kalian dapat merasakan nya, walau hanya sekedar kata kata Aku berharap...