Chapter 31

358 27 1
                                    


" Kan "
Panggil Vano pada seseorang yang tengah fokus dengan komputer nya

" ya?? "
Singkat Arkan tanpa menatap Vano

" Gue mau pulang "

mendengar itu,
Arkan segera melepaskan earphone yang terpasang di kedua telinga nya dan langsung berdiri menghadap Vano

Vano menatap wajah Arkan dan berkata
" Maaf ya kan "

Arkan pun mengenyitkan dahi, seperti bingung dengan ucapan Vano barusan

" Untuk? "

" Semua nya "

Mendengarnya Arkan hanya menghembuskan nafas jengah

" ga perlu minta maaf, yang penting Lo udah tau, dan maaf juga gua udah bentak Lo kemarin "

Sambil menunduk Vano mengangguk pelan, kemudian ia melangkah sedikit di depan Arkan dan memeluknya

" gue bener bener minta maaf "

" Gue bilang gausah minta maaf, yang penting Lo udah tau semua nya "

" Tapi gue salah kan...gue...."

" Lo ga salah, hanya keadaan yang membuat Lo merasa bersalah "

Vano kembali melepas kan pelukan nya, dan langsung mengangguk paham dengan ucapan Arkan

" Yang penting Lo kuat ya, jangan terlalu larut ke dalam rasa bersalah Lo, ga baik "

" Iya "

Selesai dengan itu, Vano membalikan badan nya, hendak melangkah menuju pintu kamar Arkan

" Van "

Vano mengehentikan langkah nya, ia menoleh sedikit pada Arkan di belakang nya

" Gue sama Faris gaada hubungan apa apa "

" Ambil dia, dia bahagia sama Lo "

senyuman tipis terukir di wajah Vano, ia mengangguk sembari mengedipkan mata

" Makasih "

" Gue balik ya "

" Yo...hati hati "

Vano kembali pada posisi semula, dan kembali melanjutkan langkahnya menuju luar kamar Arkan

" Vano "
Panggil Ranti dari arah belakang, membuat Vano langsung berhenti dan menoleh kearah nya

" Vano udah mak...."

" Vano mau pulang "

Ranti berjalan mendekat, melihat Vano yang sudah menenteng ransel hitam nya

" kamu gak makan dulu, mamah udah masak loh"

" Mah "
Ucap Vano mengangkat kepala nya, menatap wajah wanita paruh baya itu, dan
' hup '

Vano memeluk Ranti

" Maafin Vano mah "
lirih Vano dalam pelukan Ranti.

sementara Ranti hanya tersenyum kecil Seraya mengusap lembut punggung anak tiri nya itu
" kamu tidak perlu minta maaf Vano "

Vano melepaskan pelukannya, dan kembali menatap mata wanita keturunan Jerman itu

" Vano salah mah, selama ini Vano melakukan kesalahan besar "

Ranti mendekat, ia merapihkan kameja hitam Vano yang sedikit Berantakan

" kamu tidak perlu minta maaf nak, lagi pula mamah sudah maafin kamu dari jauh hari, tidak mungkin mamah bersikap seperti itu sama anak mamah sendiri "

RETAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang