Chapter 19

446 34 3
                                    


22:30

" Arghh "
Faris membuka matanya Perlahan, ia menatap kosong kearah plafon dengan mata yang setengah terbuka.

" Udah sadar? "

" Hah? "
Hela Faris dengan suara yang hampir habis.

" Faris masih idup? "
Ujar nya sambil mengangkat sebelah tangan.
" Engga...engga "
raut wajah Faris berubah, ia menangis sembari menggeleng kan kepala nya.

" ENGGAA......"
" FARIS MAU MATI...FARIS MAU MATIII..."
teriak Faris sembari mencoba bangun dengan tenaga yang hampir habis.

" Hey..hey "
orang itu langsung menghampiri Faris, dan langsung menyeka tangan nya.

" Engga...lepas..."
" Faris mau ke ayah...FARIS MAU MATII...."
Faris meraung seiiring dengan air mata yang mengalir deras.

" Hey...hey sadar.. Lo masih hidup "

" lepas....hiks..."
Faris terdiam sembari menunduk pasrah.

" Faris mau mati...hiks..."

Tak tahan melihat orang di hadapan nya menangis perih, lelaki itu langsung memeluk Faris, memberikan kehangatan tubuhnya pada Faris yang tengah hancur.

Sambil menangis, Faris menenggelamkan wajahnya di ceruk leher lelaki itu.

" Faris capek kak..."
" Faris ga kuat hidup... Faris mau mati ...hiks.."
" Gaada yang bisa menerima Faris "
" Gaada yang baik sama Faris...hiks..."
" Semua nya jahat kak... hiks..."
" Faris capek... Faris lelah... hiks..."

Ujar Faris, mengeluarkan semua kesedihan nya didalam dekapan lelaki itu.

" Gue tau Lo lelah, gue tau "
" Gue tau Lo rapuh "
" Tapi Lo sadar ga, Lo itu kuat "
" Lo itu tegar, saking tegar nya takdir ga berhenti kasih Lo cobaan "
" Belum tentu orang yang mempunyai nasib sama kayak Lo bisa bertahan seperti lo saat ini, walau pun terkadang hancur "
" Tuhan sayang sama Lo "
" Lo sadar ga, Lo di kasih hidup sampai saat ini untuk apa? "
" Untuk Lo bisa menunjukkan dengan mereka semua, bahwa Lo juga bisa, Lo bisa sukses dengan ekonomi yang rendah, Lo bisa membuktikan pada mereka bahwa derajat Lo jauh diatas mereka "
" Termasuk gue, orang yang pernah jahat sama Lo "
" Kalau Lo nyerah, mereka semua pada tertawa, mereka bakal bilang kalau Lo itu lemah, kalau Lo nyerah, Lo gagal meraih semua tujuan Lo, termasuk kesuksesan untuk membuktikan pada orang yang ngerendahin lo "
" Lo tau?, Bahkan gue sadar kalau perlakuan gue salah, itu karena gue melihat Lo setegar itu, Lo tetap berdiri bahkan tersenyum ketika Lo sedih dan rapuh "
" Lo itu kuat "

Jelas lelaki itu sembari mengusap lembut punggung Faris, penuturan panjang namun bermakna itu di cerna oleh Faris setiap kata nya.

Tetapi hal itu tidak menghentikan tangis Faris, ia masih terisak perih, membiarkan air matanya terjun membasahi pipi nya dan baju orang yang memeluknya.

" Gue sayang sama Lo "
batin orang itu.

Selang beberapa menit, Faris tersadar, ia melepaskan pelukannya, dan mendongak menatap orang itu.

" kak Vano "

" Jangan peluk peluk Faris "

Yaps,
lelaki itu adalah Vano

nada suara Faris terdengar kaget, sontak ia langsung mendorong tubuh Vano yang baru saja memeluknya.

" Engg..."
Vano hanya menatap Faris dengan raut wajah cengo, kebingungan.

Tanpa lama, Faris langsung beranjak dari tempat tidur, ia meraih gagang koper di samping kasur dan hendak pergi.

" Hey...Lo mau kemana? "
Ucap Vano sambil berjalan menuju Faris.

RETAK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang