" Lo mau sekolah "
tanya Vano, melihat Faris telah rapih dengan seragam nya didepan kaca
Faris mengangguk sembari sibuk merapihkan dasi." Lo kan sakit "
" Udah engga "
singkat Faris tanpa melihat Vano.Vano mengangguk paham Kemudian ia berjalan kearah ruang depan.
Faris menatap pantulan nya, ia memegang dahi yang sedikit terasa panas, sebetulnya dirinya belum benar-benar pulih dari penyakit kemarin malam, tetapi mengingat ini bukan lah rumah nya juga dirinya hanya sebatas menumpang, jadi tidak boleh seenaknya.
Selesai membenahi dirinya, Faris meraih ransel di samping kasur kemudian mulai melangkah menuju luar.
" Udah selesai ?"
tanya Vano, yang langsung berdiri dari duduknya di sofa ruang tengah.Faris melirik sekilas
" udah "Ia langsung meraih gagang pintu utama
" Ceklek... ceklek "Faris menekan berkali kali gagang pintu silver itu, tetapi nahas pintu tak juga terbuka.
" Ish.."
Faris mendengus kesal, mengapa di saat seperti ini pasti ada saja sesuatu yang mengulur waktuFaris terdiam, dapat ia dengan Vano tertawa kecil di belakang nya.
" Bukan gitu caranya "
Vano melangkah maju di depan garis kemudian ia menekan beberapa tombol angka yang tertera di sana, dan
' Ting ' pintu terbuka.Faris menganga kebingungan, bagaimana bisa seperti itu, 16 tahun dirinya hidup belum pernah melihat ada pintu tanpa kunci atau gembok.
" Namanya pintu smartlock "
" Kode nya 2712 "
ujar Vano sembari menatap Faris yang masih melihat heran gagang pintu." Ayok "
" Eh...iya "
Faris melangkah keluar dengan Vano yang berjalan di belakang nya.Faris berjalan lurus kearah gerbang parkir, berbeda dengan Vano yang berbelok kearah mobil nya.
" Woi "
Faris menoleh kearah Vano yang berdiri di balik pintu mobil yang terbuka.
" Lo mau kemana? "
" Sekolah "
jawab Faris dengan nada heran, mengapa Vano menanyakan hal yang bodoh, sedangakan seragam sekolah melekat rapih di tubuh nya." Naik? "
" Bus "
Vano berdecih seraya memutar malas bola matanya.
" Gua punya mobil, Lo ngapain naik bus "
" Gak papa Fa..."
" Faris "
panggilan seseorang dari arah sana mengentikan ucapan Faris, sontak mereka berdua menoleh kearah sumber suara." Kak Arkan "
Vano mendengus kesal sembari menatap tajam Arkan dengan motornya di ujung sana.
Arkan tersenyum kearah Faris sembari menjalan kan pelan motornya kearah tempat Faris berdiri.
" Hai "
" Ha Hai kak "
" Berangkat bareng gue yok "
ajak Arkan" Eh..."
" Woii dia pergi sama gue "
teriak Vano yang tak jauh dari mereka.Arkan tak menghiraukan ucapan Arkan, dan pura pura tak mendengar bahkan melihat Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETAK
Teen FictionBenci.. Menjadi awal dari kisah ini, Dan cinta, tinggal tunggu saja kapan kedatangan nya. Cerita ini ditulis untuk mengenang masa masa indah yang terlewat begitu saja, Berharap kalian dapat merasakan nya, walau hanya sekedar kata kata Aku berharap...