Enjoy The Whole Story
𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚟𝚘𝚝𝚎 𝚌𝚘𝚖𝚎𝚗𝚝, 𝚜𝚑𝚊𝚛𝚎 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒.
• ♔〻 𝘛𝘩𝘦 XXIV 𝘤𝘩𝘢𝘱𝘵𝘦𝘳 of Pajajaran Knights• ES
: On the verge of life and death
♔•♔•♔•♔•♔•♔•♔•♔•♔•♔Masih di hari yang sama, Kondisi Raden Kian Santang yang tiba-tiba melemah membuat harapan yang ada di kerajaan Pajajaran seperti hilang.
Nyimas Rengganis yang berada di dalam Bilik Pengobatan itu, nampak jelas khawatir pada sang ksatria seperti semua orang yang ada di dalam sana.
"Raden, kau tak mungkin melanggar janji mu untuk akan kembali nanti?"tanya Nyimas Rengganis yang putus asa di atas kondisi Raden Kian Santang yang makin buruk, bukan hanya dirinya tapi Nyimas Rara Santang dan Praharshini juga menangis atas kondisi sang Raden saat ini.
Tangan kokoh milik sang ksatria kini terasa makin dingin dari sebelumnya, kemudian salah satu tabib mencoba memeriksa nadi milik sang ksatria.
Deg!
"Jagat Dewa Batara. "keringat dingin mulai menjalar tangan milik tabib itu, ia bingung. Mata tabib itu terbelalak kaget ketika tidak merasakan aliran hawa dan detak nadi di tangan sang ksatria.
"Tabib, ada apa?!"tanya Nyimas Rara Santang panik, ketika melihat air muka sang tabib yang berada disampingnya yang sangat terkejut.
"A-ampun, mohon ampun Gusti Nyimas, tapi hamba kaget. Karena nadi Raden Kian Santang sudah tidak ada. Raden Kian Santang sudah tiada,"ujar Tabib tersebut yang membuat anak sungai kecil di wajah milik ketiga gadis yang berada di bilik itu.
"Ini tidaklah mungkin, RAYI KIAN SANTANG TAK MUNGKIN PERGI!"teriak histeris Nyimas Rara Santang yang menangis, dirinya memukul mukul keras ranjang yang ditempati sang rayi sekarang.
Nyimas Rengganis, menutup mulut dengan air mata yang mengalir dari mata indahnya. Ia langsung berjalan mundur dan keluar bilik itu.
Bruk!!
"Putriku Rengganis!"panggil tegas Prabu Brawijaya yang melihat kondisi anak perempuan itu. Prabu Brawijaya dan istrinya langsung menghampiri putrinya.
"Romo! Kenapa? Kenapa takdir sangat kejam? Raden Kian Santang! Kenapa juga dirinya bisa ingkar janji. ia memilih untuk pergi ketimbang bertahan,"ujar Nyimas Rengganis di sela kesedihan yang begitu dalam, air mata itu bagaikan air terjun yang tak mungkin mengering.
"Apa yang dirimu maksud putriku?"tanya Ratu Darawati, yang memeluk tubuh lemah putrinya.
"Ibunda, apakah ibunda tidak paham. RADEN KIAN SANTANG MEMILIH PERGI MENINGGALKAN KITA SEMUA!"teriakan pilu itu bagaikan petir yang menyambar hati seluruh keluarga Pajajaran.
"Apa?! Putraku, Putraku Kian Santang,"tangis Ratu Subang Larang yang memukul pundak kokoh Prabu Siliwangi, di balik berdiri kokohnya sang Prabu. Prabu juga ikut terpukul atas berita yang di bawa Nyimas Rengganis.
Para ratu Pajajaran, serta Rayi Raden Kian Santang yang mendengar hal itu begitu sang terpukul.
"Raka, apakah kau benar-benar ingin pergi secepat ini?"tanya Raden Surawisesa yang sudah membentuk aliran air dari kedua matanya.
Tanpa mereka sadari, Sukma sang ksatria sudah berada disana menatap mereka dengan tatapan sedih.
"‹ Maafkan diriku, ini mungkin membuat kalian tersiksa tapi ini takdir, jika nanti takdir berkata lain aku akan kembali bertahan. tapi untuk sekarang diriku ingin beristirahat hingga Raka Gagak Ngampar dan yang lain kembali ke kerajaan ini dengan selamat. ›"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pajajaran Knights : Endless Struggle ( On Going + Slow Up)
Historical FictionFollow account penulis untuk mendapatkan notif update chapter baru 𝐯𝐨𝐭𝐞 + Comment 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐚𝐩𝐫𝐞𝐬𝐢𝐚𝐬𝐢 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢!!! Perjalanan? Pemerintahan? Keluarga? Darah suci? pedang Zulfikar...