♔Enjoy The Whole Story•
𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚟𝚘𝚝𝚎 dan spam koment, 𝚜𝚑𝚊𝚛𝚎 𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒.
• ♔〻 𝘛𝘩𝘦 XXVIII 𝘤𝘩𝘢𝘱𝘵𝘦𝘳 of Pajajaran Knights• ES
: The knight's exile
♔•♔•♔•♔•♔•♔•♔•♔•♔•♔Masih di tempat yang sama, Raden Kian Santang berjalan gontai menuju sang ibunda. dengan seluruh tatapan mata dari para ibundanya tertuju padanya.
"Ibunda, maaf aku tidak berkata jujur pada mu. bagaimanapun jika aku berkata tidak jujur itu untuk demi kebaikan kita semua! Aku tahu jika aku langsung meminta kalian untuk mengasingkan diri ku jauh dari kalian dan juga warga,"ujar Raden Kian Santang yang kemudian mencium kedua tangan ibunya. dirinya tidak punya pilihan lain selain melakukan sandiwara sudah gagal saat ini.
"Putraku,"panggil sang ibunda, yang melihat anak bungsu terlihat sangat tersiksa karena kondisi anak nya yang sedang bersimpuh di hadapannya.
"Aku sudah cukup, tersiksa setelah menepis kasar tangan milik Yunda Rara Santang. aku tidak ingin melihat seorang dari keluarga ku terluka kembali. Lebih aku yang terluka oleh kondisiku sekarang ibunda ketimbang aku hampir mencelakai kalian,"ujar Raden Kian Santang , semua anggota keluarga kaget melihat sisi yang sangat begitu mementingkan kepentingan keselamatan seluruh orang.
Sang ksatria kini terisak, karena dirinya cukup lelah menjalani takdir nya yang seperti ini.
"Putraku, apakah tidak ada cara lain selain melakukan pengasingan diri?" Raden Kian Santang menggeleng.
Ia menangis, airmata kini makin deras menyapa ubin di Balairung.
"Tidak, tidak ada cara lain. jika aku terus di istana maka kalian yang akan dalam bahaya."semua dapat merasakan hal begitu di takutkan oleh sang pangeran.
"Rayi, jika begitu apakah salah satu dari kami bisa ikut dengan mu?"tanya Raden Abikara. Raden Kian Santang melirik sekilas dan menggeleng.
"Tidak, aku tidak mau di ikuti. Itu berbahaya untuk kalian,"lirih Raden Kian Santang.
"Raka, jika begitu apakah kau akan membuka kembali hawa murni dan Kanuragan mu?"lagi lagi ksatria itu menggeleng.
"Kenapa Rayi? jangan hukum dirimu atas perbuatan yang tidak kau lakukan,"tanya Nyimas Rara Santang tegas. Raden Kian Santang terdiam.
"Rayi,"panggil Raden Walangsungsang yang langsung menghampiri adiknya, dan memeluknya.
"Maaf."
"Tidak apa-apa, itu hal wajar Raka jika Raka menampar ku. bagaimanapun Raka juga seperti ku begitu menyayangi Yunda,"ujar Raden Kian Santang yang bangkit posisi bersimpuhnya.
"Putra ku, Kian Santang."Raden Kian Santang menoleh kearah sang prabu.
"Iya , Ayahanda Prabu. "Prabu Siliwangi sangat tahu putra tidak ingin membahayakan anggota keluarga serta rakyat Pajajaran. tapi ia tak bisa membiarkan hal itu membuat nyawa milik putranya terancam.
"Ayahanda, tidak mengijinkan mu mengasingkan diri jika kau mengunci seluruh hawa murni dan Kanuragan mu,"titah Prabu Siliwangi dengan nada tegas, Raden Kian Santang terdiam ia berpikir sejenak.
"Tetapi, apakah itu tidak membahayakan keamanan rakyat Pajajaran,"ujar Raden Kian Santang yang masih memikirkan dampak nanti. Karena bagaimanapun ia akan tetap melewati desa untuk Ke tempat pengasingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pajajaran Knights : Endless Struggle ( On Going + Slow Up)
Historical FictionFollow account penulis untuk mendapatkan notif update chapter baru 𝐯𝐨𝐭𝐞 + Comment 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐚𝐩𝐫𝐞𝐬𝐢𝐚𝐬𝐢 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢!!! Perjalanan? Pemerintahan? Keluarga? Darah suci? pedang Zulfikar...