22. Kelompok Belajar

32 6 88
                                    


"Gunanya sekolah untuk belajar, jangan bermain-main dalam sekolah karena nggak semua orang bisa sekolah."

~ Jingga Senjana ~


Senjana tengah duduk sendiri di bangku depan kelas. Kelas 11. IPA.1 terletak di paling ujung, di ujung sana ada warung yang biasanya siswa laki-laki nongkrong. Karena masih pagi, warung itu masih tutup dan ini masih jam enam lewat lima belas.

Saat tengah asyik duduk sendiri, tiba-tiba Fajar menghampiri gadis itu.."Woy!" panggilnya dengan keras, membuat Senjana terkejut dan memukul lengan pemuda tampan itu.

"Gila lo, ya!" Senjana memberikan tatapan yang seolah menghunus ke arah Fajar. "Ngapain sih, ngagetin orang kayak gitu?" gerutu Senjana.

"Ya elah, gitu aja galak banget, sih," gerutu Fajar sambil memanyunkan bibirnya.

"Lo tuh, nggak jelas!"

Tiba-tiba saja Fajar duduk di sampingnya, membuat Senjana mendengkus kesal. "Mau ngapain, sih?"

"Mau bayar kas, nggak boleh?"

"Nanti. Tunggu Hanni dateng. Bukunya yang bawa Hanni, bukan gue," sahutnya dengan ketus.

"Iya, deh."

"Ya udah sana jauh-jauh."

Fajar menggelengkan kepalanya. "Nggak mau. Gue mau duduk di sini. Kenapa?" sahut Fajar membuat Senjana makin kesal.

"Terserah!" Senjana mengerucutkan bibirnya.

Tiba-tiba saja ia melihat Nathan sepertinya berjalan ke arah sini. Ternyata benar, pemuda itu menghampirinya. "Hai, Senja," sapanya dengan ramah.

Senjana tersenyum ke arah Nathan. "Hai, Nat."

"Gimana? Katanya kaki lo keserempet motor, ya waktu itu?" tanya Nathan.

"Iya, sekarang udah sembuh, kok. Lo nggak usah khawatir."

"Iya, gue yang bantuin. Jangan lupa lo," cibir Fajar.

Senjana mencubit lengan Fajar, membuat pemuda itu kesakitan. "Berisik tahu! Gue nggak lupa kali!" gerutu Senjana.

"Iya, waktu itu Fajar yang anter lo balik. Gue lihat, kok," sahut Nathan. "Ya udah, jalan-jalan, yuk," ajak Nathan.

"Ayo!" Senjana berseru dengan antusias.

Senjana dan Nathan berjalan bersama keliling sekolah, sementara Fajar menatap dengan kesal kepergian mereka.

Senjana dan Nathan memutuskan pergi ke rooftop sekolah. Mereka berdua duduk sembari menatap langit yang tampak biru cerah dihiasi oleh awan-awan putih seputih kapas.

"Lo beneran udah baikan, kan? Gue khawatir waktu lihat lo pucet di angkutan," ujar Nathan sembari menatap Senjana dengan dekat. Ia merasakan jantungnya memiliki debaran setiap kali berdekatan dengan Senjana.

"Gue udah baik-baik aja, kok, Nat. Lo nggak perlu khawatir." Pandangan Senjana ke arah langit.

"Eh, tapi lo lepas lagi." Nathan meraih tali sepatu Senjana dan menalikan lah,i membuat Senjana terpaku oleh perlakuan dari pemuda tampan itu. "Kebiasaan banget talinya lepas," ujar Nathan yang baru selesai membenarkan tali sepatu Senjana.

"Hehe, hobi banget dia copot-copotan, nih."

"Gue udah tali kenceng, semoga nggak copot lagi." Nathan masih menatap Senjana walau gadis itu fokus menatap langit.

"Semoga, deh."

***

Usai istirahat pertama, jam sebelas siang masuk ke mata pelajaran PPKN. Guru tengah menjelaskan materi, Senjana begitu fokus menyimak materi, sementara Fajar lebih fokus menatap Senjana yang tidak gadis itu sadari.

Cinta Campur Gengsi [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang