Rose Pharaoh berjalan dengan percaya diri melangkahkan kaki panjangnya memasuki cafe milik sepupunya. Gadis dua puluh tiga tahun itu menyelonong masuk ke dalam ruangan si pemilik cafe. Ruangan itu berada di lantai dua, memiliki kaca yang terlihat buram dari luar tapi si pemilik cafe dapat mengawasi apa yang terjadi di bawah dengan jelas.
"Si Kira ngajakin liburan bareng, lo Mas mau ikutan engga?" tanya Rose yang tiba tiba masuk tanpa mengetuk pintu atau pun salam.
"Ngapain ngajakin gue?"
"Yaa mantan lo nyuruh gue biar ngajakin lo! Kangen kali," Rose mendekati sepupunya yang sejak tadi berdiri di samping kaca tampak mengamati sesuatu. "Lo ngapain dari tadi berdiri di situ?"
"Hahh? Engga papa," kilah Bian yang langsung beranjak dari tempatnya.
"Itu selebgram engga sih?" tanya Rose tak yakin, gadis itu merasa pernah melihatnya di intagram miliknya. "Lo dari tadi ngintipin dia ya? Baru tau gue kalo selera lo yang begini, cantik sih. Kira lewat kalo ini mah, pantes engga mau balikan sama mantan terindah."
"Brisik! Ngapain lo ke sini?"
"Ohh gue mau ketemu Valen, buat bahas peluncuran product skincarenya."
"Ketemu sama dia ya di kantornya lah, ngapain malah ke cafe gue?"
"Males ke kantornya, mending di sini aja sekailian ngopi cantik." Rose mengibaskan rambut panjangnya. Gadis itu memang membantu adik Bian dalam peluncuran product skincare milik Valen.
Adik Bian itu meskipun masih muda tapi orientasinya bisnis terus. Bahkan dua tahun belakangan gadis itu berhasil mendirikan brand skincare dengan penjualan nomor satu di salah satu platform media sosial.
Sedangkan Rose yang pengangguran, tapi paham mengenai skincare, make up, dan bisnis membantu Valen dalam peluncuran product barunya. Tentunya tidak gratis, keturunan Phraoh itu tentu meminta imbalan yang setimpal.
"Asal jangan lupa bayar aja."
"Dihh pelit amat! Udah bangkrut ya lo?"
"Tuh si Valen udah dateng, mending lo minggir. Gue mau rapat penting nih sama dia." usir Rose tidak tahu diri, padahal ini kan ruangan Bian.
"Lo ngusir gue dari ruangan gue sendiri! Lo sana yang turun ke bawah, lagian udah makan engga pernah bayar, ini malah ngusir yang punya cafe." Gerutu Bian yang kesal dengan tingkah sepupunya.
"Hihh habis berapa sih kalo gue makan di sini? Tenang aja, mau dibayar berapa kali lipat sekalian bunganya? Kirim aja tagihannya ke Argus atau Leander." Rose menyebutkan nama kakak dan adik bungsunya yang hanya berbeda satu tahun.
"Nih anak emang banyak tingkah, gue aduin ke Om Evan baru tau rasa. Gue denger kemarin lo habis kena masalah lagi di jalan sampe telpon Papa. Berkendara tanpa pakai seatbelt terus masuk jalur busway sampe ketilang dua kali dalam sehari? Emang lo engga ada bedanya sama Valen." Bian berdecak dengan kelakuan adik dan sepupunya yang sebelas dua belas bikin kepala pusing.
"Apa nih sebut nama gue segala?" tanya Valen yang baru saja masuk sudah digibahi oleh kakak dan sepupunya.
"Bang pot taneman lo di depan ambruk kena tabrak dikit tadi waktu gue parkir." ujar Valen enteng, padahal belakang mobilnya sudah baret dan penyok.
Bian mendesah dramatis, "kalo sampe ambruk itu berarti bukan cuma tabrak dikit. Tapi pasti lo seruduk! Itu mobil baru kapan masuk bengkel, rajin amat mampir terus ke bengkel."
"Halah lebay, cuma lecet dikit kok. Masih bisa jalan, ngapain harus masukin bengkel."
Bagi Valen jika mobilnya masih bisa jalan berarti tidak perlu sampai masuk bengkel, biasanya Bian lah yang memiliki inisiatif memasukkan mobilnya ke bengkel. Pria itu takut jika sampai sampai adiknya celaka karena kecerobohannya.
o0o
Rose terkejut ketika melihat selebgram yang kemarin dilihatnya di Forest Coffee. Gadis itu bersama dengan seorang pria yang tampak tinggi menjulang. Dari jauh bahkan Rose dapat melihat wajah polos si selebgram yang tampak mulus dan bersinar.
Tentu saja mulus, ternyata gadis itu perawatan di klinik kecantikan milik Karenina Pharaoh, mamanya sendiri. Rose sendiri saat ini sedang mengunjungi mamanya itu untuk protes karena kartu kredit miliknya diblokir!
"Mama kenal sama selebgram tadi?" tanya Rose saat sudah berada di ruangan mamanya.
"Ohh Serra? Dia sering perawatan di sini, tapi mau Mama endorse engga mau. Padahal kulit dia emang bagus, jadi kasih perawatan dikit engga usah aneh aneh udah bersinar."
"Kalo Rose tawarin jadi BA skincarenya Valen mau engga ya Ma?"
"Kamu ini bukannya kerja cari duit sendiri malah ngurusin bisnisnya sepupunya! Awas kamu meras Valen! Dia itu masih muda, baru bangun bisnis skincarenya kok malah mau kamu peras begitu. Buka usaha sendiri, bukannya malah ngerusuhin usahanya sodara!"
Karen sudah lelah menghadapi anak keduanya itu, ada saja tingkahnya yang bikin sakit kepala. Belum lagi si bungsu yang kini malah sibuk dengan band dan naik gunung. Sering bolos kuliah hanya untuk hobinya itu.
"Ma aku tu bantuin Valen ikhlas, tapi kalo Valen ngasih duit ya masak aku tolak." Rose mencebikkan bibirnya. "Lagian kenapa kartu kredit aku Mama blokir?!"
"Papa yang suruh, katanya kamu kemarin ke Paris belanja gila gilaan. Dikira uang tinggal metik apa?"
Bibir Rose mengerucut, hanya diam ketika mamanya mulai ngomel. Mau bagaimana lagi ketika sudah sampai Paris dirinya langsung kalap melihat tas tas yang menggoda, heels yang tampak indah dipajang di etalase, dan masih banyak perintilan lainnnya yang dibelinya kemarin.
Yang mau double update yukk tap tap bintang ⭐ dan ramaikan kolom komentar 🥳
Jadi sini silsilah keluarganya, Evander sama Farhan ini adek kakak yaaa
Keluarga Pharaoh
Ayah : Evander Pharaoh
Ibu : Karenina Pharaoh
Anak 1 : Argus Pharaoh
Anak 2 : Rose Pharaoh
Anak 3 : Leander Pharaoh
Keluarga Atmadja
Ayah : Farhan Atmadja
Ibu : Vivian Atmadja
Anak 1 : Fabian Atmadja
Anak 2 : Valencia Atmadja
Duda Lebih Menggoda, Duda Kesayangan Rengganis, Kelana, Better Than Words dan Repair itu berkaitan, tapi bisa dibaca terpisah yaaa.
Nahhh When The Party's Over ini beda dunia, udah beda alam ceritanya wkwk
Kemungkinan Keluarga Pharaoh akan punya ceritanya sendiri (Kemungkinan yaa, ini aja idenya baru aja lewat)
![](https://img.wattpad.com/cover/349991289-288-k257843.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN THE PARTY'S OVER
RomanceSurat cinta masa putih abu abu itu ternyata masih tersimpan rapi. Kenangan itu sulit untuk mereka lupakan. Setelah bertahun tahanun berlalu, akankah semesta mempertemukan mereka kembali? Ciuman Bian di malam promnight itu membekas meskipun sudah ber...