Chapter 23

47 19 0
                                    


~Happy Reading~


Gabriel menyanyikan sebuah lagu diatas panggung. Dengan wajahnya yang tersenyum melihatkan sederet gigi nya. Senyum yang manis, sesekali memandang Elina.

"Oh..
Ijinkan aku memilikimu, mengasihimu, menjagamu, menyayangimu,
memberi cinta
memberi semua yang engkau inginkan
selama aku mampu aku akan berusaha
mewujudkan semua impian dan harapan
tuk menjadi kenyataan"

Ketika dibagian ini, Gabriel turun dari panggung sembari masih memegang mic, bernyanyi. Ia menghampiri Elina dan mengajaknya untuk ke atas panggung bersamanya. Elina malu, ia tak mau diliatin banyak orang. Tapi karna teman-temannya itu memujuknya agar mau. Akhirnya mereka keatas panggung berdua, bergandeng tangan.

"Maukah kau tuk menjadi pilihanku
Menjadi yang terakhir dalam hidupku
Maukah kau tuk menjadi yang pertama
Yang slalu ada di saat pagi ku membuka mata
Jadilah yang terakhir
Tuk jadi yang pertama
Tuk jadi selamanya..."

Gabriel memegang tangannya Elina dan berjongkok menatapnya. Elina hanya bisa menunduk malu saja, menahan gejolak salting yang ia rasakan sekarang. Rasanya seperti ingin melayang-layang diudara. Gabriel memberikan sebuah bunga mawar merah yang cantik. Lalu, Elina mengangguk seperti menjawab pertanyaan dari lagu tersebut, dan menerima bunganya. Gabriel langsung berdiri kembali bernyanyi.

Davarell yang sudah bekerja sama dengan Gabriel ia naik ke atas panggung memberikan mic untuk Elina dan kembali turun setelah memberikan. Elina juga ikut menyanyikan lagunya berdua sambil saling menatap dan berpegang tangan.

~~~

"Mau kayak gitu oemjii," ujar Alyna.

"Emang lo doang yang pengen?" Sahut Savila.

"Banyak sih, pls pls kapan gue kayak gituu sama Erfannn?"

"Gue si bisa aja," Rere tiba-tiba menyahuti.

"Eleh halu, anime lu aja kagak nyata, ga nyata gepeng lagi ga bisa dimiliki," cibir Alyna. Rere langsung memasang wajah bombastic kepada Alyna. "Ywdh sih, gak usah gitu juga."

"Jangan sedih Re, sama Rafael aja gih," ucap Ervia memegang pundak Rere.

"Ha? Apaan si anjir," Rere memutarkan bola matanya malas.

"Menurut yang kulihat tadi Rafael tampil dia ngeliat ke arah lu terus lho, beberapa kali tuh gue perhatiin arah pandangannya ke lu Re," ucap Ervia, Rere hanya diam saja. Ia juga tahu itu, makanya nanti ia ingin pastikan lagi. Dia tak ingin 'geer'.

"Emang? Bukannya dia ngeliat ke arah depan ya?" Sahut Alyna.

"Nggak. Yang gue liat emang gitu kok, kalian aja mungkin nggak ngeperhatiin. Lu juga Sav!"

"Apaan gue, gue?" Jawab Savila tak terima.

"Lu gak ngerasa? Alvaro suka sama lu?" Tanya Ervia.

"Eh iya ya," sahut Asila.
"Alvaro suka nggak si sama Savila?"

"Kalo yang kulihat tatapan nya ke Savila si beda kayak ada sesuatu yang dia sembunyiin," ujar Ervia.

"Gue juga ngerasa gitu," sahut Rere.
"Tatapan Alvaro ke Savila tuh kayak beda."

"Lu gak ngerasa gitu Sav? Cara sikap dia ke lu?" Tanya Ervia.

7 TEENS | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang