Chapter 42

27 13 2
                                    

~Happy Reading~
Siapkan tisu bagi kapal ALSA!

Rafael memberhentikan motornya didepan sebuah restoran mewah. Ia memarkirkannya. Kemudian, Rafael dan Rere masuk kedalam sana. Rafael langsung bisa mendapati dimana posisi tempat duduk keluarga nya.

"Ini dia sudah datang," ucap Nenek Rafael. Mereka berdua segera duduk. Sebelumnya Rere bersalaman dulu kepada Nenek, Bunda dan Ayahnya Rafael.

"Rere ya?" Kata Neneknya dan Rere mengangguk tersenyum malu. Rasanya sedikit canggung.

"Ayo dimakan, ini sudah di sediakan. Jangan sungkan-sungkan ya, Rere," kata Bunda Rafael.

"Terimakasih."

"Jadi, kamu yang sudah mengajari Rafael belajar memasak?" Tanya Neneknya.

"Iya, nek."

"Kalian teman sekelas?" Tanya Ayah Rafael.

"Iyaaa dong! Kalo nggak sekelas gimana bisa kenal," jawab Rafael, semuanya terkekeh.

"Re, Rafael gak bader kan?" Tanya Bunda Rafael.

"Hmmm, gimana ya Tante..."

Rafael menginjak sebelah kaki Rere,"ya baik, dong! Nggak Bader," jawab Rafael. Yang ditanya siapa yang menjawab siapa. Ia takut jika Rere mengadu yang macam-macam. Sebenarnya dia memang tidak nakal di sekolah, tapi ia kan suka menjahili Rere. Takut saja ia mengadu.

"Aw!" Ringis Rere.

"Eh kenapa?" Tanya Seynna.

"Rafael nginjak kaki saya," jawab Rere.

"Rafa..." Neneknya menatap ke wajah Rafael.

"Ehehehehe. Gak sengaja."

"Nenek, teh Rere juga udah ajarin Seynna masak lho!" Seru Seynna, membuat Rere jadi tambah malu saja.

"Wah! Pintar masak kamu? Nanti kapan-kapan main kerumah, kita masak bareng ya," ucap Nenek Rafael tersenyum ramah.

"Inshaallah, nek."

"Oh iya, kalau Rafael nakal bilang saja ke nenek. Nanti nenek akan memarahinya," kata neneknya.

"Siap, nek."

Mereka lanjut berbincang sampai jam sudah jam 08.22 sedikit mulai malam. Semuanya sudah selesai makan, Rere sekarang sedang berada di balkon restoran. Melihat pemandangan dari atas. Rafael dari belakang muncul dan berdiri disampingnya.

"Keluarga lo harmonis banget ya, kayak keluarga Cemara," ucap Rere. Lantas membuat Rafael langsung menoleh ke arahnya.

"Gue jadi ngerasa nyaman, berada didekat kalian."

"Kalo lu mau selalu berada di dekat kita bisa aja kok," balas Rafael menolehkan kepalanya ke depan dan Rere menoleh ke arahnya.

"Hah? Gimana?"

Rafael menoleh balik, menatap ke arahnya. "Caranya, lu harus jadi bagian keluarga gue dulu!"

Rere langsung tertawa mendengarnya, mana bisa begitu, Rafa! Dia ini ada-ada saja deh.

"Kenapa ketawa? Gue serius."

"Apaan sih, terus gue jadi anak angkat Mak lu gitu?"

"Gak begitu lah. Maksud gue, lu jadi cew---"

"A'aa!!" Suara Seynna yang datang dari belakang, memotong ucapan Rafael.

Rafael memutar bola mata malas. Seynna bisa nggak untuk tidak gangguin waktu nya berdua dengan Rere. Baru saja ia ingin menembak Rere.

7 TEENS | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang