~Happy Reading~
Alyna sudah sampai di rumahnya begitupun juga dengan Erfan. Sekarang Gefino dan Almaira berada dijalan menuju pulang.
"Ahk! Kesel gue kesel," kesal Almaira menghentak-hentakkan kakinya.
"Yaudah sih!"
"Kapan fin?!? Kapan Erfan jadi punya gue? Kapan!?"
"Sabarlah, semua butuh proses."
"Prosas proses, lu gak bener-bener mau bantu gue kan? Ngaku lu!" Almaira menghentikan langkahnya.
Almaira melipat kedua lengannya kedepan dada,"Ya mana mungkin si kalo kata gua, lu temen deket Erfan pasti ada yang lu rencanain, yakan?"
"Gue beneran mau bantuin elu, jangan su'udzon."
"Demi apa? Pokoknya kalo lu bohong nanti kejatuhan tai burung!" Baru saja Almaira berucap tiba-tiba dirambutnya seperti ada yang kejatuhan sesuatu.
Almaira langsung terdiam,"Fin, ada yang jatoh dikepala gue?" Gefino mengangguk pelan.
"HAH!? Apaan yang jatoh???"
"Tai burung."
"AAAAAAAAAAAAAA!!!!" Gefino langsung tertawa mengakak! Kualat tuh! Sumpahin orang sih.
---
"Tunggu sini lu," ucap Gefino, mereka ketaman terdekat sebentar. Almaira duduk sambil menunggu Gefino kembali.
"Nih, siram pake air aja," Gefino menyodorkan sebotol minuman.
Almaira mengerutkan keningnya,"hah? Air?"
"Siram pake air begitu?""Iyalah!"
"Fin, jangan bercanda. Ini tai nya ada di bagian tengah-tengah kepala gue kan?" Gefino mengangguk.
"Gak! Yang ada makin nyebar, bodoh!"
"Bodoh,bodoh, maka nya ucapan dijaga. Sini dah coba liat," Gefino menarik bahu Almaira pelan. Kemudian mengambil tissue basahnya dan mengelapnya dengan sangat hati-hati agar tidak menyebar. Almaira diam saja, menurut.
Mengambil tissue kering dan dibasahi dengan air, membuangnya sesudah dipakai, di lap lagi dengan tissue basah yang memiliki wangi agar rambutnya tidak bau tai burung.
"Udah bersih, nanti lu sampe rumah mandi aja lagi," Gefino duduk disebelah Almaira.
"Sial amat hari ini gue," ucap Almaira.
"Bukannya lu selalu sial ya?"
"Maksud lo?" Almaira memelototinya.
"Santai, santai.."
~•~•~
Gabriel dan Elina sekarang sedang berada di perpustakaan buku. Gabriel menemani Elina membaca buku-buku novelnya.
"Kenapa suka banget fiksi?" Tanya Gabriel yang setia memperhatikan Elina asik membaca.
"Karna seruh, terus cowok-cowoknya bikin baper aku jadi suka, udah ganteng nih pinter, beh terus kek idam-idaman gitu kan!" Jawab Elina antusias.
Gabriel mengerucutkan bibirnya,"Jadi begitu ya..."
"Kenapa?"
"Aku iri."
"Iri kenapa?"
"Ituh! Karakter fiksi nya disukai sama kamu, gampang banget dapetin hati kamu. Sedangkan aku? Harus usaha dulu."
"Yaaahhh, tapi kan kamu udah menang. Udah lolos, udah jadi punya aku."
"Halah! Nanti pasti yang ujungnya dipuji karakter-karakter favorit kamu," ucap Gabriel.

KAMU SEDANG MEMBACA
7 TEENS | END
Teen FictionIni hanyalah sebuah cerita yang menceritakan tentang kisah Seven Teens (kisah Tujuh remaja). Ada Tujuh Remaja yang bersahabat. Ada yang jatuh hati, ada yang Friendzon dan ada yang stay halal. Tujuh Remaja ini atau yang disebut juga sebagai nama Circ...