Chapter 40

28 13 0
                                        


~Happy Reading~
bacanya pelan-pelan aja ya...

Sehabis pulang sekolah tadi, Alvaro, Davarell, dan Zaka pergi ke rumah Alvaro untuk sekedar berkumpul. Berbincang-bincang, membicarakan hal random sampai tertawa terbahak-bahak. Entah sejak kapan, kedekatan Zaka dan Alvaro semakin akrab. Mungkin semenjak Zaka tau Alvaro suka Savila sewaktu study ke Bandung waktu itu?

Alvaro tidak terlalu permasalahkan jika Savila suka Zaka. Lagipula, Zaka tidak akan mungkin suka Savila karna tau Alvaro suka. Tapi Derio? Apa Derio tau? Hubungannya dengan Derio tidak terlalu dekat.

Walaupun Zaka memang suka ngeselin. Terkadang ia akan mengejek Alvaro jika gagal mendekati Savila. Mungkin efek jomblo kelamaan.

Lelah dengan apa yang diceritakan Zaka, sekarang perut mereka keroncongan. Sudah sore! Ya laper lah.

"Laper gak?" Tanya Alvaro.

"Pake nanya, ni tuan rumah gimana dah? Masa kita cuma di kasih biskuit Roma kelapa anjir," cibir Zaka, karna ia sebagai tamu hanya mendapatkan ini saja.

"Itu kan cemilan, kalo pada mau makan... Mending masak yuk," ucap Alvaro.

"Nyokap lu? Gak masak?" Tanya Zaka.

"Kan orang tua nya lagi pergi keluar kota!" Sahut Davarell.

"Eh? hehe, iya ya... lupa."

Mereka bertiga pergi ke dapur, dan mencari-cari bahan makanan apa yang ada.

"Tapi gue kagak bisa masak woey! Masak apaan kita?"

"Bawel bat si lu, Zak," Ucap Davarell.

"Masak mie aja sieh kalo nggak bisa masak mah!" Kata Alvaro mulai mengeluarkan stok mie instan.

"EEEEEE!! TUNGGU!"

"Paan?"

"Rumah Savila dekat sini kan? Makan ae dirumah dia," ucap Zaka dengan enteng.

"Kan bisa tuh, sekalian lo deketin Savila," ucap Zaka kepada Alvaro.

"Gak."

Davarell tertawa. "Repotin orang itu! Udah deh kita sebagai calon bapak nanti mending belajar masak mandiri."

"Calon bapak, palalu!" Zaka menoyor kepala Davarell.

Alvaro menggeleng-gelengkan kepalanya, sembari menyalakan kompor,"Masih jauh Dav."

"Ehehehe."

Selesai memasak mie instan, mereka masuk ke dalam kamar Alvaro. Yups, mereka makan dikamar, katanya biar lebih nyaman aja sih.

Sembari ingin menonton tv. Mereka terkejut dan teriak saat melihat tayangan televisi yang langsung menampilkan jumpscare.

"Anjir!" Kaget Alvaro dan Zaka.

"Gila, kaget gue!" Davarell mengusap dada nya, memposisikan kembali posisi nya ke awal.

"Ganti acara nya gek! Udah jam 5 sore, kita cuma bertiga masalahnya!" Kesal Alvaro.

"Lu takut, var?" Tanya Zaka melihat ke arah Alvaro bersamaan dengan Davarell.

"Kagak," jawab Alvaro mencoba santai.

"Alah! Bilang aja takut! Laki apa bukan sih?" Ejek Zaka.

"Berisik deh, lo!"

"Cuy, pada ngerasa gak?" Tanya Davarell.

Zaka dan Alvaro mengangkat dagu nya,"??"

Davarell diam sebentar, mata nya melihat ke sana kemarin melihat sekeliling. Membuat Alvaro menjadi merinding, was-was.

7 TEENS | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang