4.

20.8K 1.2K 9
                                    

Pagi ini cuaca tidak begitu cerah. Ada beberapa gumpalan awan putih yang menutupi langit, walau begitu langit masih begitu indah untuk dipandang. Namun tidak tahu nanti, apakah akan tetap cerah atau mungkin akan turun hujan?

Tok tok tok

"Masuk"

"Maaf sebelumnya, nona di panggil Tuan Duke ke ruang kerjanya"

"Baiklah. Sampaikan pada ayah bahwa sebentar lagi saya akan ke sana"

"Baik nona." Setelah itu seseorang yang ternyata adalah asisten ayahnya itu pun pergi dari sana.

"Sudah siap nona." Ucap Erina.

"Terima kasih Erina." Ucap Alyssa tulus.

"Sama-sama nona." Jawab Erina senang.

"Apa nona akan pergi ke ruangan Duke sekarang?" Tanya Erina.

"Iya. Aku penasaran, kenapa ayah memanggilku pagi-pagi begini. Biasanya jika ada sesuatu, semua akan dibicarakan setelah selesai sarapan." Ucap Alyssa seraya mengernyitkan dahinya pertanda bahwa dirinya merasa heran sekaligus penasaran.

"Baiklah. Ayo kita pergi Erina, jangan sampai membuat ayah terlalu lama menunggu." Lanjutnya kemudian berdiri dan melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya diikuti pelayan pribadinya.

👑 👑 👑

Tap tap tap

"Apa Duke ada di ruangannya?" Tanya Alyssa setelah sampai di ruang kerja ayahnya.

"Ada nona. Tuan Duke sudah menunggu di dalam." Jawab asisten sekaligus tangan kanan sang Duke yang berjaga di depan, Evan Carlise.

"Terima kasih sir Evan." Balas Alyssa. Setelah itu pintu pun di buka, nampaklah isi dalam dari ruang kerja Duke. Tidak ada yang istimewa, semua seperti ruang kerja pada umumnya dengan kertas yang menggunung di setiap sisi meja kerjanya.

"Salam ayah" Ucap Alyssa memberi hormat ala bangsawan.

Sang Duke yang melihat putrinya sudah tiba menghentikan aktivitasnya. Kemudian menyuruh sang anak duduk di tempat yang memang telah di sediakan khusus untuk tamu jika ada yang datang ke ruang kerjanya.

"Ada apa ayah memanggil Alyssa?" Tanya Alyssa setelah terdiam beberapa saat.

Sang Duke yang mendengar pertanyaan dari putrinya itu menatap  wajah sang putri, kemudian menghela napas pelan. "Ayah hanya ingin memastikan sesuatu. Apa kau yakin dengan keputusanmu itu?" Tanya Duke berusaha memastikan.

Alyssa yang tahu ke mana arah maksud dari perkataan ayahnya ini pun dengan yakin menjawab, "Iya ayah. Alyssa yakin dengan keputusan Alyssa semalam." Jawabnya dengan mantap.

"Bisa beri ayah alasan?" Tanya Duke kembali.

"Hah.. Ayah, sebelumnya Alyssa ingin meminta maaf terlebih dahulu. Alyssa dulu terlalu gegabah dan memaksakan keinginan Alyssa pada ayah agar bisa bertunangan dengan Putra Mahkota. Karena hal itu juga keluarga kita jadi sering dibicarakan di luar sana, ditambah juga dengan sikap Alyssa selama ini." Ucap Alyssa penuh penyesalan.

Alyssa tahu karena tindakannya waktu itu atau lebih tepatnya tindakan Alyssa yang asli seluruh rakyat Kekaisaran menggunjing keluarganya. Mereka menanyakan bagaimana beraninya keluarga Duke yang melamar sang Putra Mahkota Kekaisaran ini.

Sebagaimana yang di ketahui, di zaman ini jika ada perempuan yang begitu berani terhadap laki-laki, maka dia akan di cap murahan seperti penggoda yang berada di rumah bordil.

Jika ada perempuan yang seperti itu, maka tidak akan ada laki-laki yang menginginkan dirinya.

Sebenarnya tidak ada yang salah. Hanya saja, yang salah di sini ialah zamannya. Sangat tidak cocok tingkah yang diperlihatkan oleh Alyssa di zaman seperti ini.

God of War's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang