29.

12.6K 712 7
                                        

Tiga hari berlalu dengan cepat. Alyssa beserta pelayan dan pengawalnya sudah pulih. Dan besok Alyssa berencana kembali ke Mansionnya.

Belum lagi selama di Mansion Grand duke ini ia merasa diperlakukan seperti seorang yang memiliki Mansion ini. Bahkan Grand duke itu tak tanggung-tanggung memberikan pelayan yang banyak agar dapat membantunya dalam hal apapun.

Ditambah pengawal yang selalu berjaga di mana dirinya berada. Bukankah ini terlalu berlebihan? Bener kan?

Padahal Alyssa yakin ini adalah ke dua kalinya ia bertemu dengan pria itu. Tapi mengapa rasanya pria itu sudah mengenalnya lama?

Belum lagi sikap pria itu yang ingin berada di dekatnya. Apa ini yang namanya Dewa perang? Apa ini Grand duke yang ditakuti itu? Seseorang yang dingin, kejam dan tanpa ampun di medan perang serta bagi orang-orang yang berani mengusiknya. Mengapa rasanya dia sangat menyebalkan bagi dirinya.

Untung saja hari ini dia ada urusan di Istana. Jika tidak, tiap beberapa jam sekali dia pasti akan mencarinya di Mansion ini di sela-sela tugasnya lalu menanyakan hal yang sama. Hah, ini sungguh merepotkan.

"Hoaam"

"Nona! Jangan menguap seperti itu! Kita sedang tidak berada di Mansion. Tata krama sangat dijunjung tinggi jika kita sedang berada diluar" Ceramah Erina.

Ya, kalian tidak salah. Erina sudah pulih dengan baik. Namun, bukannya memanfaatkan waktu untuk beristirahat dia malah langsung bergegas ke tempatnya. Katanya pemulihannya sudah cukup. Padahal kan dia terkena tusukan. Mungkin Grand duke mendatangkan seorang ahli pengobatan.

Sedangkan Christ, sehari setelah kejadian itu dia sudah pulih. Kecepatan pemulihan ksatria memang beda ya? Yasudahlah.

Ah ya, mengingat kejadian waktu itu. Kalian pasti bertanya-tanya mengapa aku tidak ikut bertarung saja. Padahal kan dirinya sudah belajar bela diri di sini. Bahkan di kehidupan sebelumnya dirinya juga bisa bela diri.

Jawabannya singkat. Dirinya hanya terlalu terkejut. Walaupun ia sudah mengantisipasi akan hal seperti itu mengingat zaman yang ditempatinya ini berbeda.

Bayangkan saja, kalian sedang dalam keadaan tenang lalu dihadang dan kalian melihat pengawal kalian bertarung mati-matian untuk melindungi kalian dan tepat di depan kalian dia memenggal kepala dari salah satu orang yang menghadang kalian dengan cepat. Lalu juga melihat banyaknya darah yang menggenang. Menurut kalian harus bagaimana?

Walaupun ia anak yang pemberani sekalipun jika tidak pernah melihat adegan berdarah secara langsung seperti itu pasti kalian akan melakukan hal yang sama bukan? Begitulah kira-kira dirinya.

"Ya ya ya, oh ya Erina apakah Grand duke sudah kembali dari istana?" Tanya Alyssa penasaran.

Sebelum Erina menjawab pertanyaan nonanya suara berat yang berasal dari arah belakang Alyssa dan Erina pun terdengar.

"Apa kamu merindukanku?" Tanya suara itu yang tak lain dan tak bukan adalah Arthur, Grand duke Arcelio.

Alyssa yang mendengar itu pun sontak langsung berdiri diikuti oleh Erina seraya memberika salam.

"Salam kepada Yang Mulia Grand duke." Ucap Alyssa dan Erina bersamaan. Arthur yang melihat itupun menerima salam mereka dan menyuruh Erina pergi.

"Jadi, ada apa kamu mencariku?" Tanyanya kembali.

Alyssa yang kembali mendengar pertanyaan itupun dibuat bingung ingin menjawab apa. Padahal kan dirinya hanya asal bertanya saja.

"A-ah a-anu.. i-itu tidak apa-apa. Ah ya tidak ada apa-apa. Haha" Gugup Alyssa.

Sedangkan Arthur yang melihat gadis itu gugup hanya bisa terkekeh, karena menurutnya dia sangatlah imut.

Alyssa yang mendengar kekehan dari seseorang yang berada di hadapannya ini pun dibuat terdiam. Otaknya masih mencerna atas apa yang baru saja terjadi. Pria kejam ini ternyata bisa terkekeh? Garis bawahi terkekeh!!?

Ini saja baru hanya kekehan, jika sampai dia tersenyum atau tertawa ah, entah apa yang akan terjadi. Bagimana tidak, menurut yang dirinya dengar pria ini sama sekali tidak pernah tertawa, jangankan tertawa, tersenyum sedikit saja tidak pernah.

Jika pun ada, itu pasti hanyalah senyuman menyeramkan untuk musuh-musuhnya. Wah, apakah akan ada akhir dunia? Hiks, padahal dirinya baru saja berpindah.

"Sungguh?" Ucapnya seraya mendekat dan Alyssa yang melihat itu hanya bisa semakin memundurkan langkahnya.

"I-iya sungguh Grand duke." Jawab Alyssa lebih gugup dari yang tadi. Siapapun tolong dirinya ini, hueee.

Arthur yang mendengar panggilan itu tiba-tiba menghentikan langkahnya. Sesaat ia menatap iris biru yang menenangkan itu. Demi apapun, ia tidak suka dengan panggilan yang diucapkan oleh gadis ini.

Bukankah beberapa hari ini ia sudah memperlihatkan usahanya yang ingin berdekatan dengan gadis ini? Mengapa gadis ini masih merasa canggung dengannya?

Arthur sadar saat mendengar kereta gadis ini di serang ia langsung turun tangan langsung dan membawa pasukan elitenya untuk menyelamatkannya.

Ia tidak ingin terjadi apa-apa pada gadis ini. Dan sekarang ia yakin dan benar-benar yakin kalau dirinya sudah jatuh hati pada diri gadis itu.

Pesona yang dipancarkannya, tingkahnya, tidak ada satupun yang bisa dirinya tolak. Hanya orang bodoh yang menolaknya.

Oleh karena itu, ia akan mengejar gadis ini secara terang-terangan. Iya, kalian tidak salah dengar. Terang-terangan bukan sembunyi-sembunyi. Ia tidak ingin memberikan celah pada siapapun untuk mendekati gadisnya. Ya, gadisnya! Dia adalah miliknya!

Hohoho, apee ini👀~~

"Baiklah."

"Lalu, bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanya Arthur lagi tiba-tiba.

"Saya sudah merasa baik-baik saja. Terima kasih atas pertolongan Grand duke. Jika bukan karena Grand duke saya mungkin sudah tidak ada lagi di dunia ini." Ucap tulus Alyssa.

"Syukurlah kalau begitu. Dan tolong jangan memanggilku dengan sebutan itu. Panggil saja aku Arthur. Aku tidak menerima penolakan Alyssa!" Ucap Arthur dengan nada rendah yang artinya ucapannya itu adalah mutlak.

Alyssa yang mendengar  itu hanya bisa menganggukan kepalanya cepat. Ingatkan ia yang masih ingin hidup lama.

"Bagus. Sekarang kembali ke kamarmu. Perbanyak istirahat. Jangan lupa nanti malam kita akan makan malam bersama." Ujar Arthur kemudian mengelus kepala Alyssa lembut sebelum pergi meninggalkan gadis itu yang terdiam tiba-tiba.

Setelah melihat Arthur yang sudah menjauh dari temparnya Alyssa pun tersadar dan berakhir merosot kebawah seraya menyenderkan badannya pada batang pohon yang ada tepat di belakangnya.

Gila gila gila! Jantungku jantungku, ada apa dengan jantungku!? Apa aku kena penyakit jantung? Oh tidak!, begitulah isi batin dan pikiran Alyssa saat ini.

Alyssa sangat-sangat tidak menyangka akan bisa berinteraksi dengan tokoh kuat yang satu itu walau aslinya tokoh itu sangat jarang disebutkan. Sepertinya ia harus lebih waspada dengan pria itu. Benar kan? Iya lebih baik begitu.

•●•●•●•●•●

T.B.C

Tandai kalau ada typonya ya~*

Maaf kalau pendek🙏

Semoga part ini tidak mengecewakan ya~

Oh ya, aku pengen banget cepetin alurnya soalnya ada yang ba.... upss, hehe. Oke abaikan.

Buat sekarang aku memang masih ada beberapa kepentingan di rl. So, maaf ya kalau masih lambat alurnya.

Nanti kalau alurnya tiba-tiba cepat atau apa jangan kaget ya all~~ ehehe


Okey, see you next part all~~♡

God of War's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang