33.

7.8K 474 8
                                    

"A-aku..."

Harus jawab apa nih? Haduh haduh... Lagian kenapa ini Grand Duke satu bisa tiba-tiba begini sih? Bukannya dia baru balik dari medan perang? Masa langsung lamaran begini?, Batin Alyssa rumit.

Alyssa menatap ke arah pria itu. Ia menatap lama mata merahnya itu.

Alyssa ingin mencari sesuatu seperti kebohongan, atau apapun itu dari semua tindakannya.

Namun semakin dirinya menatap semakin jatuh dirinya ke dalam tatapan pria itu.

Dan itu hanya baru tatapan. Bagaimana dengan yang lain? Apa, apa ia bisa mempercayai pria ini?

Jika di tanya bagaimana perasaannya? Entahlah, Alyssa atau Alisa di kehidupan sebelumnya belum pernah menjalani yang namanya hubungan asmara.

Di saat teman-teman sekelasnya banyak yang membicarakan hal itu. Ia hanya bisa diam dan menyimak.

Waktunya hanya habis terpakai banyak untuk belajar dan mengurus hal lain. Namun, sesekali ia juga berkumpul dengan teman-teman sefrekuensinya. Ya, hanya itu.

Apa jika dirinya menerima lamaran pria itu semua akan baik-baik saja? Alyssa tahu alur ceritanya sudah melenceng jauh. Tapi, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi nanti, bukan?

Apakah ada efek dari tindakan perubahannya di sini? Apa itu baik atau buruk? Itu yang masih Alyssa pikirkan.

Hah, daripada memikirkan hal yang membingungkan seperti itu. Bukankah lebih baik kita memanfaatkan keadaan yang ada di depan mata kita jika itu menguntungkan? Baiklah kalau begitu!

"Aku menerima lamarannya." Jawab Alyssa mantap.

Suasana yang awalnya sudah hening entah mengapa terasa semakin hening. Dan semua mata juga menatap ke arah Alyssa.

"Kenapa? Ada apa? Bukankah tadi keputusannya diserahkan padaku?" Tanya Alyssa bingung saat melihat reaksi keluarganya.

"Apa kau yakin nak?" Tanya Duke Arland.

"Benar kata ayahmu. Tidakkah kau ingin memikirkan atau mempertimbangkannya lagi?" Lanjut Duchess Elena khawatir.

"Jika kau tidak ingin, kau bisa menolaknya. Tenang saja, tidak ada yang bisa menekan adikku." Sahut Erland dengan tegas meyakinkan Alyssa.

Alyssa yang melihat kekhawatiran keluarganya itu pun merasa tersentuh. Walaupun ayah dan kakaknya tidak begitu memperlihatkan kekhawatirannya, namun dari kata-kata dan nadanya sudah tersirat bagaimana kekhawatiran mereka.

"Iya ibu, ayah, kakak. Aku menerimanya. Tanpa paksaan." Balas Alyssa dengan senyum manisnya.

Sepertinya Alyssa tahu mengapa mereka khawatir. Mungkin mereka mengira jika dirinya menerima lamaran Grand Duke dengan sangat terpaksa mengingat status Grand Duke itu sendiri.

"Baiklah kalau begitu." Ucap Duke Arland.

Namun sepertinya masih ada satu orang yang masih tidak terima atau mungkin tidak percaya pada apa yang baru saja terjadi.

Dimulai dari kedatangan Grand Duke itu secara tiba-tiba. Di tambah dengan berbagai macam hadiah yang di bawanya. Apakah ia tidak risih saat semua orang menatap rombongannya itu? Benar, rombongan!

Lalu setelah sampai di Mansionnya, hal pertama yang dicarinya adalah ke dua orang tuanya.

Dan terakhir ucapan yang keluar dari mulut pria itu yang membuat keluarganya tidak bisa berkata-kata.

Bayangkan, orang gila mana yang kemarin baru selesai berperang lalu keesokkannya langsung pergi melamar? Tidak ada bukan?

Dan yang semakin membuat Erland tidak suka adalah kenyataaan bahwa pria itu sungguh mencintai adik kesayangannya. Ia bisa mengetahuinya dari tatapan pria itu untuk adiknya.

God of War's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang