37.

9.7K 542 17
                                    

Tiga hari kemudian...

Persiapan pernikahan Alyssa dengan Grand Duke Arcelio sudah selesai dan sekarang Alyssa beserta keluarganya sedang berada di kediaman pria itu.

Tak ada yang tahu tujuan dari kepergian mereka. Dan mata-mata para musuh yang mengawasi pun juga tidak akan ada yang mengetahui.

Sebab, mereka ditengah perjalanan berhenti disuatu tempat, lalu mengganti kereta mereka dengan yang biasa.

Saat ini Alyssa sedang berada di kamar, setelah dirias oleh para pelayan Alyssa ditinggalkan sendiri dikamar yang luas itu.

Ia memandang pantulan dirinya di cermin meja rias itu. Gaun putih panjang dengan mutiara kecil di sekeliling pinggang rampingnya.

Tak lupa juga, sebuah tudung untuk menutupi wajahnya saat akan berjalan menuju altar nanti.

Riasannya juga tidak terlalu tebal. Alyssa meminta para pelayan itu agar meriasnya tidak terlalu tebal.

Ceklek

Pintu kamar terbuka. Tampaklah seorang pria paruh baya dengan setelan lengkap berwarna biru. Keluarganya menggunakan baju dengan warna yang sama.

"Sudah siap?" Tanya Duke Arland berjalan mendekati Alyssa.

"Sudah ayah" Jawab Alyssa mantap.

Duke Arland yang mendengar jawaban putrinya tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya.

Alyssa pun menggapai lengan sang ayah dan mengapitnya. Mereka berjalan beriringan menuju altar, tak lupa tudung wajahnya yang sudah diturunkannya.

Di altar dapat Alyssa lihat ada seorang pria gagah yang memakai warna baju yang sama dengannya. Wajahnya yang memang sudah tampan bertambah tampan berkali-kali lipat.

Sepertinya keputusan untuk pernikahan sederhananya itu sudah tepat. Jika tidak, bisa banyak para lady yang kurang belaian menatap pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu.

Bisa dilihat saat mereka pertama kali mengunjungi pasar waktu itu. Banyak para lady yang terang-terangan menatap prianya. Ah, prianya ya. Dia memang prianya kan?

Ya, walaupun prianya tidak menanggapi itu, tapi tetap saja! Ingin rasanya Alyssa mencolok satu persatu mata mereka itu yang berani telah menatap prianya, hih!

"Ku serahkan putriku padamu Grand Duke. Kuharap kau selalu membahagiakannya. Jangan pernah sekalipun menyakitinya! Jika kau sudah tak menginginkannya lagi, kembalikan dirinya padaku, pada kami keluarganya. Kami masih sanggup membahagiakannya!" Pesan Duke Arland yang mana membuat hati Alyssa bergetar.

Inilah kasih sayang seorang ayah. Kasih sayang keluarganya. Sebanyak apapun dirinya bertingkah, ia tetap keluarganya.

Ayahnya, walaupun minim ekpresi, tegas, tetapi sangat sayang pada keluarganya. Terutama pada putri bungsunya. Sangat berbeda dengan ayahnya dulu.

Alyssa ingin menangis, lalu memeluk sang ayah. Namun tidak bisa. Mereka masih akan melakukan upacara pernikahan.

"Saya tidak akan. Saya akan membahagiakannya selalu." Jawab Arthur dengan tegas.

Duke Arland yang mendapatkan jawaban dari Arthur pun mengalihkan pandangannya ke arah sampingnya, di mana Alyssa berada.

Dapat Alyssa lihat dari balik tudungnya jika ayahnya itu tersenyum lembut padanya. Dan mata Alyssa pun sudah berkaca-kaca sedari tadi.

Tak ingin memperlama lagi, Duke Arland menyerahkan tangan Alyssa yang tadi berada di genggamanmya kepada pria yang ada di hadapannya itu, pria yang akan menjadi suami putrinya, Grand Duke Arcelio.

God of War's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang