00.Bertemu Teman Pertama

8.2K 532 382
                                    

~>·<~

“Kita kan teman?”
~Aloria Erinasitha.

~>·<~

“I will always choose you.”
~Alkaizer Gryaon.

~>·<~

“Aku menyukaimu.”
~Ria Tarti Marnaza.

~>·<~

Pak Manager

Berdasarkan hasil interview yang telah anda ikuti. Kami memutuskan untuk menerima anda bergabung menjadi bagian dari perusahaan kami.
[10.00]

Selamat bergabung dan mulai besok anda bisa langsung mulai bekerja😊
[10.02]

Terima kasih, saya akan memberikan usaha terbaik untuk kemajuan perusahaan
[10.03]

_send.

   “AAAAAAAA!!!! Aku diterima! BUNDAAA! AYAHHH!! ERANI!!! Aloria diterima kerja!!!” girang gadis berusia 23 tahun itu.

   Dengan masih mengenakan piyama tidur, gadis itu berlari kecil menghampiri ayah dan ibunya yang sedang berada di ruang tengah. Melihat kedatangan sang putri, pria paruh baya itu hendak berucap namun terjeda lantara sang putri memeluknya erat.

   “Ayah!!! Aloria diterima kerja!!!” katanya.

   “Benarkah?! Selamat anak kesayangan ayah,” balas sang ayah dengan senyum terharu. Firas Adhi Saputra.

   Gadis itu mengangguk dan beralih memeluk sang ibu. Sama halnya seperti ayahnya, sang ibu tersenyum haru ikut bahagia dengan berita tersebut. Dia menghusap puncak kepalanya perlahan.

   “Selamat sayang, inget. Kali ini harus bisa lebih baik. Mengerti nak?” nasihatnya. Tasy Ayuniana, sang ibunda.

   Gadis itu berpose hormat, “siap bunda!”

   Gadis itu tak lain Aloria Erinasitha. Si ceria, pantang menyerah, lugu, dan sangat suka makanan. Ibarat bagi Aloria  seperti ‘pacar tidak perlu, makan nomor satu.’ Selalu mendapatkan kecurangan di dunia kerja hanya karena berita sang ayah yang dituduh korupsi saat menjadi sekertaris dari Ananda Kenzie Azura. Meskipun begitu, Aloria tidak akan menyerah. Dia akan berusaha sehingga ketika sudah berhasil nantinya, dia berharap bisa mengungkap siapa manusia kejam yang tega menuduh ayahnya. Agar sang ayah kembali mendapatkan kepercayaan dari tuan muda Azura dan kehidupannya kembali berkecukupan seperti sebelumnya.

   “Aloria, jangan menyebut nama ayah ya? Ayah nggak mau kamu—”

   “Kenapa? Justru Aloria bakalan tetap nyebut nama ayah, toh ayah memang gak salah. Aloria gak terima nama ayah jelek gara-gara kesalahan yang nggak ayah lakuin. Aloria janji, kalo Aloria udah kaya. Aloria bakalan ngungkap siapa manusia jahat yang nuduh ayah.” Sela Aloria tegas membuat Firas tersenyum tipis.

   “Terima kasih nak,” ucap Firas halus.

   Tasy berdehem guna mencairkan suasana. Dia pun berkata, “nah sekarang Aloria mandi habis itu beliin bunda bahan-bahan buat kue ya? Uangnya bakalan lebih kok, nanti bisa kamu gunain jajan.”

   Mata Aloria berbinar, “siap laksanakan bunda.”

   Aloria pun kembali ke kamarnya guna membersihkan diri. Setelah bersiap dia pun pergi untuk membeli bahan-bahan kue itu. Dengan wajah girang sepanjang perjalanan, Aloria memikirkan akan membeli jajanan apa saja nanti. Sesampainya di alfameong, Aloria pun mengambil bahan-bahan yang tertulis dikertas. Dan dirasa cukup, dia pun menuju ke kasir guna membayarnya.

ALKARIA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang