16.Kebenaran Terungkap!

2.9K 327 429
                                    

~>·<~

“Kita kan teman?”
~Aloria Erinasitha.

~>·<~

“I will always choose you.”
~Alkaizer Gryaon.

~>·<~

“Aku menyukaimu.”
~Ria Tarti Marnaza.

~>·<~

   Plakkk!

   Tamparan keras mendarat pada pipi Ria. Sangat keras, hingga wajah gadis itu tertoleh ke samping. Ria dengan cepat kembali menatap sang ayah, “kenapa papa tampar Ria?!” marahnya dengan mata berkaca-kaca.

   “Bergunalah sedikit Ria! Jangan seperti ibumu! Papa sudah menuruti semua kemauanmu tetapi apa yang kamu lakukan hah?! Kenapa menolak lamaran dari tuan muda Gryaon?? KENAPA RIA?!!” Ramzan murka dengan nada tinggi. Raina sang istri hanya menunduk ketika suaminya menghinanya.

   “Karena aku harus mencuri perhatian keluarganya lebih dulu papa! Papa nggak ngerti gimana usaha Ria buat deketin mereka! Ria harus terus keliatan kalo Ria cinta sama Alka! Susah pa rasanya pura-pura suka sama orang,” jawab Ria ikut tersulut emosi.

   Ramzan terkekeh pelan, “memang kamu gak becus! Dulu pun menggoda tuan Pattinson yang sangat menguntungkan keluarga kita saja tidak bisa! Ingat janjimu pada papa Ria. Papa sudah memenuhi permintaanmu untuk membuat Firas tidak akan pernah bisa bekerja lagi dan keluarganya bangkrut. Jadi sekarang, kamu penuhi permintaan papa. Segeralah menikah dengan tuan muda Gryaon!”

   “Asal papa berhenti marah-marah, bersabarlah sedikit!” Kata Ria lalu pergi menuju kamarnya. Ramzan tersenyum tipis.

   Benar-benar putriku, batin Ramzan.

   Padahal nak Alka baik, gimana perasaannya kalo tau putriku mendekatinya hanya demi kekuasaannya? Batin Raina menghela napas berat. Tidak suami, tidak putri bungsunya. Mereka gila akan kedudukan yang lebih tinggi.

   “Mas—”

   “Apa?!” bentak Ramzan, “ingin mengoceh tak jelas lagi hah?! Wanita yang tak mengerti akan bisnis lebih baik diam!”

   Ramzan lalu pergi darisana. Tanpa merasa bersalah sedikit pun meninggalkan istrinya yang baru saja dia bentak. Raina lagi-lagi hanya bisa menghela napas sabar. Dia pun memilih untuk menuju ke dapur. Memasak makan malam.

>·<

   Alka menutup kasar pintu ruangannya. Pria itu menatap botol infus yang ia pegang. Dengan ringan tangan, Alka melepaskan jarum infus yang ada di punggung tangannya lalu melemparnya asal. Alka berjalan menuju ke kaca jendela ruangannya. Menggeser gordennya dan terlihatlah pemandangan malam kota yang indah. Sepasang netra coklat tua tampak menatap datar hal itu.

   Sejak kapan Caca gampang akrab sama cowo lain?? Sejak kapan?? Terlebih Rangga? Batin Alka dengan dada memanas.

   “Ambil segalanya milik keluargaku Ester, aku tidak peduli.” Kata Alka datar sambil menatap seseorang dari pantulan kaca jendela. Dia adalah Ester.

   Sebelah alis Ester menaik. Menatap heran dan aneh pada keponakannya itu. Netra birunya beralih menatap infus yang tergeletak nanar diatas lantai lalu pada punggung tangan Alka yang berdarah.

   Tunggu, apa hal itu juga menurun padanya? Aku akan menyelidikinya. Batin Ester.

   “Aku hanya ingin memberikan hadiah ini padamu, tuan Gryaon.” Kata Ester sambil menaruh map coklat itu diatas meja, “aku pamit.”

ALKARIA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang