27.Rencana Lamaran

3K 356 772
                                    

~>·<~

“I will always choose you.”
~Alkaizer Gryaon.

~>·<~

Beberapa minggu kemudian

   Hubungan Alka dan Aloria semakin hari semakin romantis saja. Meskipun tanpa status. Karena sejujurnya Alka berniat langsung menjadikan Aloria sebagai istrinya. Tidak perlu mengalami masa pacaran. Tentu, pria itu telah merencanakan sendiri kapan dan dimana dia akan melamar Aloria. Namun, Aloria menjadi meragukan perasaan Alka. Dia takut bila Alka hanya rasa suka sesaat tetapi dia tidak bisa menjauh dari Alka. Begitu pun sebaliknya.

   Banyak yang terjadi selama beberapa minggu terakhir ini. Ria dikabarkan sudah menikah dengan Kinza dan akan menetap di Jepang. Perusahaan utama Bratadikara group telah berganti nama menjadi Pattinson group. Rangga bertanggung jawab atas Nolia. Alka telah sembuh total juga kembali bekerja seperti sedia kala. Dan Aloria menikmati pekerjaannya tanpa tuduhan aneh lagi. Hanya saja kini dia mendapatkan panggilan baru dari teman juga karyawan kantor. Yakni, cabudir. Calon bu presdir. Mengapa demikian? Karena Alka secara terang-terangan mendekati juga sering memanggil Aloria ke ruangannya. Seolah memperjelas hubungan mereka. Siera yang amat peka akan hal itu pun langsung heboh dan dengan cepat berita itu menyebar di perusahaan.

   Saat ini, Aloria tengah berunding dengan Liva, Siera, juga timnya mengenai strategi pemasaran produk nantinya. Disaat sibuk berunding, John tiba-tiba datang. Hal itu tentu membuat mereka seketika berdiri dari duduknya.

   “Siang pak John.” Sapa mereka sopan.

   John mengangguk pelan, “siang. Maaf mengangguk, pak presdir memanggil anda untuk ke ruangannya nona Aloria.”

   “Katakan padanya aku sib—” ucapan Aloria terjeda lantaran Siera tiba-tiba mendorong tubuhnya.

   “Kebetulan diskusi kami baru selesai jadi Aloria bisa kesana, iya kan bu Liva?” kata Siera sambil mengedipkan sebelah matanya pada Liva. Liva hanya menahan tawa lalu mengangguk. Sementara Aloria sendiri menatap kesal Siera.

   “Mari nona Aloria.” Ajak John lalu pergi mendahului.

   Aloria mencubit lengan Siera membuat gadis itu memekik, “aww!”

   “Rasain! Kak Siera jahat!” umpat Aloria sebelum membuntuti John.

   Bukannya kesal atau marah, Siera malah tertawa terbahak-bahak. Hingga Liva menepuk bahunya pelan untuk merendahkan suara tawanya. “Kamu ini... Kalo Alo denger bisa gawat kita, dia pasti ngambek.” Ujar Liva.

   “Abisnya puas banget jahilin si Alo. Langgeng-langgeng deh mereka,” jawab Siera sambil menatap punggung Aloria yang perlahan menghilang dari pandangannya.

   “Hmm, kondangan nanti pake apa ya??” kata Liva. Siera kembali tertawa lalu merangkul leher Liva.

   “Nggak nyangka kak Liva bisa bercanda.” Liva hanya tertawa pelan menanggapinya.

   Ting.

   Pintu lift terbuka. John mengantar Aloria hingga ke depan pintu ruang kerja Alka. Pria itu membukakan pintu, “tampaknya beliau sedang berbicara dengan seseorang. Anda masuk saja, saya pamit.”

   Aloria mengangguk, “terima kasih John.”

   “Saya hanya menjalankan tugas nona, permisi.” John pun menutup kembali pintunya ketika Aloria sudah masuk.

   Gadis itu melihat Alka yang tengah berbicara serius dengan seseorang di laptopnya. Aloria tertenggun melihat Alka yang memakai kacamata dan kemeja hitam dengan lengannya yang dilipat hingga sebatas siku. Tangan kanannya tampak memainkan pena.

ALKARIA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang