19.Mulai Sekarang, Kita Asing!

2.7K 353 341
                                    

~>·<~

“Kita kan teman?”
~Aloria Erinasitha.

~>·<~

“I will always choose you.”
~Alkaizer Gryaon.

~>·<~

“Aku menyukaimu.”
~Ria Tarti Marnaza.
~

>·<~

Ramein paragrafnya, jangan jadi sider! Aceng lagi badmood plus cape jadi up tergantung komentar kalian. Semakin rame semakin cepet up. Libur salto, lagi badmood.

~>·<~

Yang sebenarnya terjadi sebelum Alka menjemput Aloria

   Alka terbangun dari tidurnya ketika mendengar suara ribut. Dengan perlahan, Alka mendudukkan dirinya. Dia langsung memutar bola matanya malas melihat sang ayah yang sepertinya hendak nenen pada ibunya. Dilihat dari Alzada yang menduselkan wajahnya pada dada sang ibu. Menyadari sang putra sudah bangun, Daisy mendorong suaminya lalu berjalan mendekati Alka.

   “Tadi mommy denger dari Oma kamu pecahin vas. Kenapa??” tanya Daisy khawatir sambil menghusap lembut puncak kepala Alka.

   “Paling kesurupan khodamnya Molly.” Celatuk Alzada yang mendapatkan pelototan dari istrinya.

   “Ngawur kamu mas, itu kan dulu. Sekarang udah nggak,” ujar Daisy.

   “Nggak ada yang tau Cutie... Kan Molly duplikatnya daddy,” kata Alzada sambil menaikan kedua bahunya.

   Alka menyandarkan kepalanya pada bahu sang ibu lalu merengek, “mommy... Daddy berisik, Alka pusing.”

   “Sebelah mana sayang?? Mas kamu diem!” Kata Daisy sambil memijit-mijit kepala putranya pelan.

   “Cutie... Alka kan udah gede, masa dimanj—”

   “Mom kepala Alka pusing banget denger suara daddy.” Sela Alka sambil memeluk sang ibu. Daisy melempar bantal pada wajah suaminya.

   “Diem mas! Anak lagi sakit juga,” omelnya. Alzada mencebik bibirnya sebal.

   “Orang gak bisa ngerasain sakit juga—”

   “Mas! Aku tidur kamar tamu kalo kamu masih berisik!” Sela Daisy langsung membuat Alzada kicep.

   Melihat hal itu Alka tersenyum kemenangan. Dia pun menikmati pijatan sang ibu. “Mommy buatin sup ya? Biar pusing sama panasnya berkurang,” ucap Daisy.

   “Tapi nanti suapin ya mom?”

   Daisy tersenyum manis, “iya sayang. Mas! Jagain Alka. Dan Alka, jangan kabur kaya di rumah sakit.”

   “Siap mom!”

   Daisy mengecup puncak kepala Alka lalu pergi. Alzada menatap tajam putranya yang tersenyum mengejek. Tatapan Alzada beralih ketika dia mendapatkan telepon dari Firas. Wajah murungnya pun berubah, dengan segera dia mengangkat teleponnya dan sengaja mengspeaker agar Alka mendengar percakapannya.

“Hallo, assalamu'alaikum Al?”

“Walaikumsalam, Fir.”

“Apa kau sibuk Al? Boleh aku meminta bantuan?”

ALKARIA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang