14.Alka Kenapa?

2.6K 294 406
                                    

~>·<~

“Kita kan teman?”
~Aloria Erinasitha.

~>·<~

“I will always choose you.”
~Alkaizer Gryaon.

~>·<~

“Aku menyukaimu.”
~Ria Tarti Marnaza.

~>·<~

   Molly menggertakan giginya lalu mendekati wanita yang ia tampar tadi. Gadis itu menyeret paksa wanita itu agar berdiri. Molly menjambak rambut wanita itu tanpa rasa kasihan. “Darimana kamu tau hal itu? Jawab! Perlu kamu tau aku bukan orang yang sabaran seperti presdir kalian,” ucap Molly dengan tatapan dingin menusuk.

   “Alo kamu kenapa?” Tanya Liva.

   “Kak Liva lerai itu, aku takut—”

   “Biarin.” Sela Liva dengan tersenyum puas.

   Ayo nyonya Pattinson, hajar semua yang menghina Alo. Batin Liva.

   Sungguh dari awal kabar tersebut tersebar, Liva ingin menampar orang-orang yang menghina Aloria. Hanya saja dengan jabatannya yang rendah dan kalah jumlah, Liva tak berani melakukannya.

   “Da-dari bu Manager Helena. Beliau juga mengatakan jika Aloria berhasil bergabung disini karena menggoda direktur Rangga.” Jawabnya takut.

   “Panggil manager Helena kemari. CEPAT!” Kata Molly menekan kalimat terakhirnya. Dengan berlari kecil dan ketakutan, wanita itu pergi memanggil Helena.

   Beliau menakutkan. Batin Liva menelan ludahnya kasar. Beruntung Molly bukan atasannya begitu pikirnya.

   Dilihat dari sifatnya, Liva bisa menebak bagaimana gadis itu marah besar. Meskipun begitu Liva menjadikan Molly sebagai salah satu panutannya. Karena kabarnya, designer ternama itu memiliki akses khusus di acara kalangan atas berkat suaminya. Liva benar-benar ingin memiliki karir seperti Molly. Tidak, bukan hanya Liva. Pasti seluruh wanita juga ingin sepertinya.

   Molly menatap Aloria. Wajah garangnya seketika berubah. Gadis itu tersenyum manis pada Aloria, “Caca jangan khawatirkan Unty. Kamu bersihkan diri dulu, masalah ini biar Unty yang bereskan.”

   “U-unty bubarin mereka ya? Sekarang jam kerja, aku nggak mau keributan kecil ini merugikan perusahaan.”

   “Sudah Unty duga kamu sangat baik. Kalian dengar itu, menyingkir dari hadapanku!” Titah Molly. Serentak gerombolan pembully Aloria itu langsung pergi.

   “Ada keributan apa ini?” tanya Ria yang baru datang dengan Rangga itu. Rangga yang melihat kondisi Aloria langsung mendekatinya. Ketika Rangga mendekatinya, Liva dengan segera menjauh. Berdiri dibelakang Aloria.

   “Tidak ada keributan, adanya pembullyan.” Jawab Molly sambil melirik nickname Ria.

   Dia orangnya? Batin Molly lalu menatap Aloria. Gadis itu beberapa kali menatap Ria lalu beralih pada Aloria. Seolah sedang membandingkan.

   “Apa maksud anda, nyonya?”

   “Maksudku?” Molly melirik kearah wanita tadi yang datang bersama Helena. Ketika Helena mendekatinya, Molly langsung menjambaknya. “Maksudku adalah kenapa para petinggi perusahaan ini tutup mata soal pembullyan yang dialami karyawannya? Menurutmu bagaimana reputasi perusahan ketika orang-orang tau, orang luar perusahaan lah yang menangani masalah ini?”

ALKARIA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang